Review Life is But a Dream (2022)

Park Chan-wook membuat 'Life is But a Dream' yang dibuat dengan menggunakan iPhone 13 Pro

“Wouldn’t it be nice to hold a ghost wedding and live happily ever after in the afterworld?” (Life is But a Dream).

 

Film pendek buatan Park Chan-wook, yang terkenal di dunia perfilman dengan karyanya seperti ‘Oldboy’ (2003), ‘Thirst’ (2009) dan ‘Handmaiden’ (2016), kini mengeluarkan film pendek terbarunya yang berjudul ‘Life is But a Dream.’

Film ini baru saja dirilis pada 20 Februari kemarin, dengan durasi 21 menit 31 detik yang diunggah di YouTube. Uniknya sutradara kenamaan ini menggunakan smartphone keluaran Apple, iPhone 13 Pro untuk membuat film pendeknya.

‘Life is But a Dream’ menceritakan kedua hantu, yang semasa hidupnya disegani di desa tersebut, memperebutkan peti mati sebagai tempat peristirahatan terakhir tubuh mereka. Dengan latar di desa Korea Selatan jaman dulu, film ini mengusung beberapa genre sekaligus dalam durasi yang singkat.

© Apple

Sinopsis

Pada malam yang gelap, seorang penduduk desa mencuri peti mati dari sebuah kuburan tua seorang pendekar. Tindakannya tersebut memancing arwah pendekat itu bangkit dan ingin membunuh bapak tua tersebut. Namun, ia memohon untuk dimaafkan karena alasan penting yang mendorongnya untuk mencuri peti mati milik si pendekar.

© Apple

Pencurian itu didasarkan pada rasa tanggung jawab untuk membalas budi pada seorang wanita yang sangat berjasa pada desa yang ia tinggali. Wanita yang dikenal sebagai White Marten, berhasil menyelamatkan penduduk desa dari belitan hutan rentenir.

Kemudian si pendekar memutuskan untuk merebut kembali peti matinya dan terlibat perseteruan panjang dengan arwah White Marten.

Gabungan beberapa genre dalam durasi yang singkat

Sutradara Park memanfaatkan kebebasan yang ia miliki dalam menggarap film pendek, salah satunya adalah fleksibilitas menggabungkan beragam genre. Terdapat nuansa romantis, komedi, seni bela diri, unsur musik juga narasi musik tradisional Korea di dalamnya. Ia mengakui bahwa fleksibilitas semacam ini tidak dapat ia temukan ketika menggarap film panjang.

Detail sinematografi kamera iPhone 13 Pro

Hal unik kedua setelah multi-genre yang Park Chan-wook usung dalam ‘Life is But a Dream’ adalah pengambilan adegan yang hanya menggunakan smartphone. Ini bukan kali pertamanya ia membuat film dengan menggunakan smartphone, namun kali ini ia berkolaborasi dengan Apple dalam pembuatannya.

© Apple

Ia menggunakan fitur kamera yang disediakan oleh iPhone keluaran terbaru ini, yaitu mode sinematik iPhone 13 pro, night mode, stabilisasi gampar optik, kamera ultra-wide dan video makro. Perpaduan fitur-fitur barusan berhasil menghasilkan sinematik memukau yang sangat bersih, sama unggulnya dengan kualitas film yang disorot menggunakan kamera.

Park Chan-wook seolah memanfaatkan semua fitur diiringi trik tertentu untuk dapat menangkap adegan demi adegan dengan detail yang ekstrim dan indah.

Kesimpulan

Film fantasi seni bela diri buatan Park Chan-wook berhasil tampilkan detail yang memukau dengan gawai iPhone 13 Pro. Kolaborasi keduanya mampu menampilkan kehebatan kualitas brand ternama ini sekaligus membuktikan kemampuan Park Chan-wook sebagai sutradara ternama Korea Selatan.

Jangan lupa saksikan ‘Life is But a Dream’ di Youtube!

 

Director: Park Chan-wook

Cast: Yoo Hae-jin, Park Jung-min dan Kim Ok-bin

Duration: 21 menit

Score: 6.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Life is But a Dream

6.4 Score

Perseteruan dua hantu yang bangkit dari kuburan karena memperebutkan peti mati untuk beristirahat dengan tenang.

Review Breakdown

  • Acting 5
  • Cinematography 9
  • Entertain 5
  • Scoring 5
  • Story 8
Exit mobile version