Review Kuthiraivaal (2021)

Pencarian makna dan identitas diri seorang pria melalui ekor kuda.

“Why do you need the name? Isn’t name a pointless identity?” – Professor Stuart Koteeswaran (Kuthiraivaal).

 

‘Kuthiraivaal’ merupakan film rilisan 2021 yang pernah diputar secara perdana di acara Berlin Critics Film Festival. Film ini merupakan salah satu film dengan genre drama-psikologi dari India yang menjadi debut penyutradaraan Manoj Leonel Jahson dan Shyam Sunder.

Dibintangi oleh Kalaiyarasan, Anjali Patil, Sowmya Jaganmurthy, Anand Sami, dan Chetan, ‘Kuthiraivaal’ terdiri dibangun dari unsur-unsur magical-realism seperti manusia dengan ekor kuda, kuda tanpa ekor, dan langit dengan matahari dan bulan muncul secara bersamaan pada waktu yang sama. Banyak memadukan hal-hal tak masuk akal, film ini mendapat beragam respon dari para kritikus maupun penonton biasa.

Sinopsis

Saravanan (Kalaiyarasan) merupakan seorang karyawan bank alkoholik berusia 38 tahun yang menyebut dirinya sebagai Freud. Suatu hari, Saravanan terbangun dan mendapati dirinya memiliki ekor kuda yang panjang dan indah. Ia pun bingung dan curiga bahwa kejadian ini terkait dengan mimpinya semalam, di mana ia melihat seekor kuda tanpa ekor di sebuah hutan terbuka yang luas.

© Neelam Productions

Untuk mengetahui misteri di balik ekor kuda, ia memulai perjalanan menelusuri mimpi, ilusi, serta ingatannya. Dalam perjalanannya itu, ia bertemu dengan beberapa karakter aneh yang tak kunjung menyelesaikan pertanyaan mengapa ia terbangun dengan ekor kuda.

Dipenuhi hal-hal tak masuk akal

Dari awal film dimulai, ‘Kuthiraivaal’ telah memunculkan sederet adegan tak masuk akal. Dibuka dengan pemandangan indah dan seekor kuda tanpa ekor, Saravanan kemudian terbangun dan menyadari bahwa ekor kuda yang tak muncul dimimpi ternyata berada di tubuhnya. Aneh bukan?

Adegan pembuka yang menarik ini pada awalnya membangun rasa penasaran bagi setiap penonton. Apa yang sebenarnya terjadi pada Saravanan? Ia sendiri bahkan tidak tahu. Akhirnya, sang tokoh utama mencoba mencari tahu mengapa hal tersebut terjadi pada dirinya. Ia pun menemui seorang Nenek dibawah pohon rindang yang dikabarkan dapat membaca mimpi-mimpi.

© Neelam Productions

Dalam perjalanannya itu, Saravanan kemudian mulai kembali melihat ke belakang dan menelusuri mimpinya. Namun, kehidupannya ternyata terlalu membosankan meski dipenuhi oleh karakter-karakter unik yang mengelilinginya. Ada tetangganya yang aneh bernama Babu (Chetan), yang berbicara tentang cintanya pada anjing, atau penjual rokok di ujung jalan yang selalu menggaruk ketiak ketika tidak melayani pelanggan.

Sang tokoh utama juga dibuat membingungkan dengan berulang kali menyebut dirinya sebagai Freud. Ia bertingkah aneh dan tiba-tiba bertingkah di luar kebiasaannya. Baik di tempat kerja, atau saat bertemu orang-orang yang nanti ingin membantu menafsirkan mimpi anehnya.

Pesan-pesan tersirat lewat narasi yang indah

Meski cukup membingungkan dan penuh dengan surealisme, ‘Kuthiraivaal’ adalah salah satu film India yang menarik serta berani mengeksplorasi keberadaan diri lewat hal-hal tak masuk akal. Film ini sendiri terinspirasi dari novel Metamorfosis karya Franz Kafka, sehingga tidak aneh bahwa beberapa hal tak masuk akal juga menyerap ke dalam ‘Kuthiraivaal’.

© Neelam Productions

Di sepanjang film, penonton akan dibawa mempertanyakan beragam hal. Melalui tokoh Saravanan, kita juga dapat melihat bagaimana seorang manusia mencari makna dari kehidupan yang ia jalani. Tidak hanya bercerita tentang “ekor’, film ini juga bercerita tentang pencarian makna.

Bagaimana ia berdamai dengan masa kecil traumatisnya di desa, bagaimana ia menjalani kehidupan dengan rutinitas membosankan tanpa ada tujuan, serta begitu sunyi sang tokoh utama tanpa adanya sosok perempuan yang menemani.

Dengan kata lain, film ini memiliki banyak pesan-pesan tersirat yang mungkin tersampaikan dengan caranya masing-masing. Setiap penonton tentu akan memiliki penafsiran berbeda dari pencarian yang Saravanan lakukan. Dibantu oleh beragam karakter unik, seharusnya ‘Kuthiraivaal’ dapat menjadi film yang menarik.

© Neelam Productions

Durasi dua jam yang penuh teka-teki – dan kebingungan, film ‘Kuthiraivaal’ sayangnya tidak diimbangi dengan dialog antar-karakter yang membangun chemistry. Para tokoh seakan hidup masing-masing dan berbincang tanpa rasa. Dialog yang bertele-tele juga tidak membantu kasus film ini.

Adegan-adegan tak perlu kerap dimunculkan, seperti salah satu karakter yang memberikan menyinggung tentang perubahan iklim, atau seorang professor yang berbicara tentang keterkaitan mimpi dan ilusi matematika, atau bahkan tentang seorang perempuan yang tiba-tiba menghilang ketika dilempar oleh batu.

Apakah pesan yang disampaikan sang sutradara dan penulis tak tersampaikan oleh saya, atau memang film ‘Kuthiraivaal’ hanya membawa narasi-narasi brilian dengan eksekusi yang kurang memuaskan?

Kesimpulan

Pada dasarnya, ‘Kuthiraivaal’ bukanlah film yang mengusung rasionalitas tinggi. Dari segi pengambilan gambar yang berputar-putar hingga jalan cerita penuh unsur tak masuk akal, tentu hanya penonton yang bisa memutuskan sendiri apakah ‘Kuthiraivaal’ merupakan film yang bagus atau tidak.

Meski begitu, narasi puitis dan sarat akan makna, serta tema cerita yang bisa dieksekusi dengan lebih baik lagi kepada penonton awam, menjadi nilai lebih dari film ini. Jadi, tidak ada salahnya untuk menambah satu lagi film India yang unik, melalui layanan Netflix.

Director: Manoj Leonel Jason dan Shyam Sunder

Cast: Kalaiyarasan, Anjali Patil, Sowmya Jaganmurthy, Anand Sami, dan Chetan

Duration: 125 minutes

Score: 6.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Kuthiraivaal

6.4 Score

Saravanan (Kalaiyarasan) merupakan seorang karyawan bank alkoholik berusia 38 tahun yang menyebut dirinya sebagai Freud. Suatu hari, ia terbangun dan mendapati dirinya memiliki ekor kuda yang panjang dan indah.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 7
Exit mobile version