Review Kambodja (2022)

Sebuah Kisah Cinta Terlarang Berlatar Belakang Sejarah Pada Tahun 1950-an di Indonesia

“Terkadang kesetiaan bukan berasal dari orang yang bersangkutan, tetapi dari sudut pandang orang lain,” – Danti (Kambodja).

 

Bicara soal jatuh cinta memang tidak ada habisnya. Ia datang dari mana saja, dengan siapa saja, kapan saja semaunya tanpa bisa diduga. ‘Kambodja’ dengan apik dan unik menggambarkan sebuah kisah cinta dua orang pasang suami-istri dalam sebuah rumah kos. Di bawah satu atap yang hanya berbeda kamar, kedua pasang suami-istri ini sering berpapasan satu-sama lain. 

Dibintangi Adipati Dolken dan Della Dartyan, ‘Kambodja’ bukan kali pertama mereka bermain dalam suatu project film drama romantis, namun ini adalah film pertama mereka dengan latar belakang waktu zaman dahulu. Tidak hanya itu, Rako Prijanto, selaku sutradara, juga membawa isu politik dalam film ini untuk menjadi background yang cukup menarik dalam cerita 

Sinopsis

Danti (Della Dartyan) dan suaminya Sena (Revaldo) pindah ke sebuah kamar kos yang masih di dalam satu atau bersama penghuni dua kamar kos lainnya. Bayu (Adipati Dolken) dan istrinya, Lastri (Carmela van der Kruk) tinggal bersebelahan dengan kamar mereka, dan satu orang lainnya di kamar paling pojok. Tinggal di dalam satu atap, tentunya menimbulkan intrik yang tidak terduga antar para penghuninya, termasuk jatuh cinta. 

© Falcon Pictures

Pekerjaan Sena sebagai petinggi partai politik dan Lastri yang seorang biduan, membuat mereka jarang sekali ada di rumah karena kesibukan mereka, sehingga memungkinkan Bayu yang seorang penulis berita lepas dan Danti sebagai penjaga perpustakaan untuk sering bertemu.

Keadaan partai politik yang kacau saat itu, membuat kehidupan mereka tidak terasa bebas, termasuk dalam mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain. Danti dan Bayu seringkali hanya bisa menatap dan tersenyum untuk menunjukkan perasaan mereka.

Adipati dan Della dalam nuansa romantisme yang berbeda

Mengambil waktu tahun 1950-60an di Indonesia, dimana partai politik dan pemerintahan Indonesia sedang dalam kerentanan, membuat film ini memiliki konsep yang unik dalam menyampaikan sebuah intrik kisah cinta.

Adipati dan Della yang pernah beradu akting dalam ‘Love for Sale 2’ dan ‘Akhirat: A Love Story’ ini, kembali dipasangkan dalam ‘Kambodja’ dengan mengusung drama romantis juga. 

© Falcon Pictures

Tidak banyak yang berubah dalam akting mereka selain bagaimana mereka harus berakting dan berdialog dengan gaya bahasa seperti zaman tersebut. Bahasa Indonesia yang baku, dengan panggilan “tuan” dan “nyonya” satu sama lain, tidak mengurangi chemistry dan ikatan yang mereka bangun dalam film. Keduanya terlihat menikmati dan menghasilkan sebuah tensi perasaan yang tidak terlihat namun berhasil tersampaikan kepada penonton. 

Selain bagaimana para pemain bertutur kata, set, make-up, kostum, dan tata rambut pun disesuaikan dengan masa itu. Para pemain terlihat pantas dan tidak berlebihan dengan apa yang mereka tampilkan sebagai orang-orang di tahun 50an. 

Latar belakang sejarah politik

‘Kambodja’ secara baik juga menampilkan keadaan politik, dan kesenjangan sosial yang cukup berpengaruh pada jalan cerita. Danti yang suaminya, Sena, bekerja di partai politik merasa memiliki kuasa yang lebih kuat daripada Bayu dan Laras, sehingga tingkah Sena menjadi lebih arogan.

© Falcon Pictures

Keadaan politik dan pemerintahan yang saat itu sedang genting dan berbahaya, digunakan Rako Prijanto untuk menggambarkan sulitnya hidup dalam lingkungan yang serba dibatasi. Terlebih lagi, diperlihatkan bagaimana Bayu berjuang untuk tulisan-tulisan opininya yang selalu ditolak oleh sebuah perusahaan koran. Namun saat bayu menulis cerita fiksi romantis, tulisannya diterima. 

Selain itu, Bayu juga mempresentasikan bagaimana sulitnya para jurnalis dan sastrawan yang hidup saat itu. Jika mereka menulis untuk suatu perusahaan koran atau penerbit, maka mereka dianggap telah mengikuti arah politik yang penerbit itu ikuti.

Padahal, dalam kasus Bayu, ia sama sekali tidak memihak siapapun, bahkan mengatakan bahwa apa yang ditulisnya adalah apa yang ia percayai. Hal ini, membuat Bayu dicurigai beberapa oknum yang berlawanan. 

© Falcon Pictures

Film ini memberikan cukup porsi dan latar belakang, bagaimana keadaan Danti dan Bayu, Lastri dan Sena, serta para pemain lain yang memiliki adegan kecil dengan dampak yang cukup terlihat dalam film. Walaupun memiliki cukup banyak gambaran mengenai keadaan politik saat itu, namun film ini tetap memberikan kisah cinta dengan porsi yang cukup penuh selama film. 

Bicara dan menyampaikan rasa dengan mata

Seperti keadaan yang saat itu dinilai tidak bisa sembarang bicara, perasaan Danti dan Bayu juga tidak sembarang terucap. Keduanya membangun perasaan selama beberapa hari hanya lewat pandangan dan hanya beberapa kali menegur sapa. Tidak banyak sentuhan yang terlihat antara keduanya, namun scene dimana mereka di dalam mobil dan menghabiskan malam berbincang berdua, adalah adegan paling intim dan hangat dalam film.

© Falcon Pictures

Beberapa kali cerpen dan puisi yang Bayu tulis dinarasikan dalam film, sebagai pengganti dari dialog romantis yang biasa terlihat dalam film-film drama percintaan. Bayu dan Danti membawa sebuah kisah cinta yang manis, dengan tanpa teknologi dan banyak bicara. ‘Kambodja’ menjadi film yang pas untuk mensyukuri dan menyadari rasa cinta dan damai yang dirasakan ketika bersama seseorang. 

Kesimpulan

Film ‘Kambodja’ memiliki daya tarik tersendiri karena membawa sebuah masa kelam Indonesia kedalam sebuah film drama romantis yang penuh haru. Sebuah tontonan ringan dengan genre fiksi sejarah yang menampilkan porsi yang pas dalam hal sejarah, drama, dan konfliknya.

Film ini juga berhasil mengemas Adipati Dolken dan Della Dartyan ke dalam karakter baru tanpa membawa karakter mereka di film-film sebelumnya. Sayangnya, film ini hanya berdurasi 75 menit, padahal aspek yang bisa dibangun dari sebuah film fiksi sejarah di film ini cukup banyak dengan latar belakang yang cukup kuat di bagian politiknya. 

Bagi yang penasaran bagaimana Adipati Dolken dan Della Dartyan kembali berpasangan dalam sebuah film drama romantis, ‘Kambodja’ sudah bisa disaksikan di platform streaming KlikFilm

 

Director: Rako Prijanto

Cast: Adipati Dolken, Della Dartyan, Revaldo, Carmela van der Kruk

Duration: 75 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Kambodja

7 Score

Danti dan Bayu sering berpapasan di dalam rumah kos yang mereka huni. Walaupun keduanya telah memiliki pasangan masing-masing, namun perasaan cinta tampaknya tidak bisa mereka hindari. Beberapa kali mereka berbincang saat pasangan mereka sedang tidak dirumah. Dilatarbelakangi era politik Indonesia tahun 1950-60an, 'Kambodja' menyampaikan kisah cinta terlarang yang puitis antara Bayu dan Danti.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version