Review Film Josee, the Tiger and the Fish (2020)

“I don’t want to reach out my hand anymore..not for something impossible to reach.” – Kumiko (Josee, the Tiger and The Fish).

Para penggemar anime akhirnya dapat menyaksikan film animasi ‘Josee, the Tiger and the Fish’, film ini seharusnya ditayangkan pada tahun 2020 tapi mengalami penundaan jadwal rilis akibat pandemi.

Film bergenre anime romantis ini diadaptasi dari novel roman yang berjudul sama karya dari Seiko Tanabe dan pertama kali dirilis tahun 1984. Penulis yang tutup usia di tahun 2019 tersebut selama ini dikenal sudah banyak meraih penghargaan bergengsi termasuk diantaranya mendapat kehormatan sebagai Person of Cultural Merit sebagai penghargaan atas kontribusinya di dunia literatur.

Sebenarnya film live action ‘Josee, the Tiger and the Fish’ pernah dirilis pada tahun 2003 yang lalu, bahkan pernah di-remake ke dalam film versi Korea yang diberi judul ‘Josee’ (2020). Film ini menarik untuk ditonton tidak hanya bagi yang gemar anime tapi juga yang suka dengan cerita-cerita yang penuh dengan romansa.

Film ini bercerita tentang Tsuneo Suzukawa (Taishi Nakagawa), seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu di toko alat-alat selam bersama teman-temannya. Meski kekurangan uang, Tsuneo yang sedang belajar menjadi ahli biologi kelautan bermimpi untuk bisa pergi menyelam di Meksiko.

Dan pada suatu malam Tsuneo mengalami pertemuan dramatis, dimana seoarng gadis kehilangan kendali atas kursi rodanya dan menuruni bukit curam. Untung kejatuhannya dapat dicegah oleh Tsuneo dan dan mengetahui namanya adalah Kumiko (Kaya kiyohara). Meskipun ia lebih suka dipanggil Josee seperti nama karakter di salah satu buku favoritnya.

Akibat dari kejadian tersebut nenek Josee (Chiemi Matsutera), lalu menawari pekerjaan kepada Tsuneo untuk merawat cucunya. Pertemuan yang tidak disengaja tersebut menjadi awal kisah cinta mereka berdua lengkap dengan segala lika-liku persoalannya.

‘Josee, the Tiger and the Fish’ atau dalam judul berbahasa Jepangnya Josee to Tora to Sakana-tachi bercerita tidak sekedar hal berbau romansa saja tetapi juga yang terpenting mempunyai pesan dan tema tentang mengejar impian.

Baik Josee mau pun Tsuneo masing-masing mempunyai impian indah yang berbeda dan mempunyai tantangannya tersendiri pula agar impian mereka dapat terwujud. Tsuneo yang digambarkan sebagai seseorang yang penuh semangat dan rajin serta mempunyai cita-cita tinggi tapi mengalami kesulitan keuangan agar dapat mencapai impiannya.

Sebaliknya Josee digambarkan sebagai gadis yang pemarah dan tertutup. Josee yang diceritakan lumpuh sejak lahir lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dibawah pengawasan ketat neneknya. Ia sebenarnya bercita-cita hendak menjadi pelukis tapi mengalami “keraguan” yang mendalam termasuk salah satunya karena keterbatasan fisiknya.

Kedua anak muda itu pada awalnya tidak akur, hubungan mereka layaknya kucing dan anjing. Tetapi dengan lebih banyak menghabiskan waktu bersama, mereka lebih banyak belajar satu sama lainnya tidak hanya harapan mereka tetapi juga impian mereka. Dan terutama Josee yang mulai secara perlahan membuka diri tidak hanya kepada Tsuneo tapi juga mulai berani menjelajah dunia luar. Selain itu juga secara lambat namun pasti perasaan cinta mulai berkembang di antara mereka.

Anime romantis ini memiliki plot yang tersusun dengan rapi, di mana adegan-adegan yang berlangsung terhubung satu sama lainnya dengan cukup mulus. Meskipun sedikit dapat diprediksi dan klise di beberapa adegan, film ini menampilkan visualisasi yang indah dan penuh warna.

Dengan detail yang cukup menawan dan latar belakang yang didominasi warna-warna pastel yang lembut. Selain itu juga karakternya pun ditampilkan cukup “alami” atau tidak berlebihan dan menimbulkan kesan tersendiri.

Sebagai sebuah anime, ‘Josee, the Tiger and the Fish’ dapat berbicara banyak tentang emosi dan empati yang kita rasakan dapat terhubung dengan orang-orang di sekitar kita, dan dapat menjadikan kita jauh lebih baik ke depannya.

Director: Kotaro Tamura

Cast: Taishi Nakagawa, Kaya Kiyohara, Chiemi Matsutera, Yume Miyamoto, Kazuyuki Okitsu, Lynn

Duration: 98 minutes

Score: 6.8/10