“Senyum dong kan kita mau berbuka di Istiqlal.” – Babeh.
Belum lama ini Kinovia merilis film pendek karya Razny Mahardhika yang diberi judul ‘Istiqlal’. Sesuai judulnya, film bertema road movie ini mengisahkan hubungan antara Babeh dan anaknya, Sobari, saat menuju Masjid Istiqlal untuk berbuka puasa dengan menggunakan motor.
Namun di tengah perjalanan, Babeh kebingungan dengan tata letak Jakarta yang sudah jauh berbeda kondisinya dengan waktu dulu ketika ia lalui bersama ayahnya.
Alhasil Babeh yang sok tahu ini berjalan ke arah yang tidak ia ketahui dan ketika anaknya menyarankan untuk menggunakan Google Maps, Babeh menampiknya, dengan bermacam-macam alasan yang membuat kita sebagai penonton ingin tertawa.

Kejadian setelah itu bisa ditebak, Babeh pun nyasar dan bertanya kesana kemari. Setelah menjelang maghrib, ia mulai terlihat lelah, dan ia pun akhirnya bertanya pada anaknya. Sobari tersenyum, dan langsung mengarahkan ayahnya lewat Google Maps tersebut. Sayang batere gawai Sobari habis, dan akhirnya tibalah waktu berbuka.
Mereka berdua akhirnya berhenti di depan Taman Suropati, Menteng, untuk berbuka. Padahal letak Mesjid Istiqlal sebenarnya tak terlalu jauh dari situ, tak sekelompok muda-mudi dari gereja Kristen yang tampak di latar belakang, datang untuk membagikan takjil gratis untuk berbuka. Dengan senang hati mereka menerima dan mengucap syukur atas apa yang mereka dapatkan pada waktu itu.
Pertanyaannya sekarang, pesan apa yang hendak dikatakan oleh film pendek ini kepada penontonnya?
Film berdurasi 14 menit 58 detik ini memang bercerita banyak. Kita bisa melihat betapa panjang perjalanan tiap individu lewat jalan yang mereka lalui semasa hidupnya.
Selain itu, kedekatan antara ayah dan anak makin terasa lekat. Sedari awal mereka berjalan berboncengan dengan motor dari Ciputat hingga Istiqlal, tampak ekspresi Sobari yang ogah-ogahan menemani ayahnya ke Istiqlal untuk berbuka puasa. Bahkan Sobari pun sampai setengah mengantuk, dan ayahnya sampai menahan anaknya agar tak tertidur pulas.
Semakin sore, kedekatan mereka makin terasa, terlebih saat ayahnya mempercayakan nasib jalan yang dilaluinya kepada anaknya lewat gawai. Hal yang sebenarnya sangat ia tentang. Dan setelah mereka berhenti, hubungan mereka makin dekat dan waktu berbuka pun menjadi menyenangkan untuk mereka berdua.

Menyenangkan melihat film pendek ini. Semuanya berlangsung mulus, flow ceritanya pun enak diikuti, dan sama sekali tak membosankan. Sangat pantas menemani ngabuburit kita di masa Ramadhan seperti sekarang ini.
‘Istiqlal’ sendiri sebenarnya sudah dimulai dikembangkan ceritanya sejak 2018, setelah memenangkan pitching film pendek yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
Banyak penghargaan yang telah diraih sejumlah penghargaan yaitu, Best Story di Panasonic Young Filmmaker 2019, Official Selection International Children’s Film Festival Bangladesh 2020, Top 10 Finalist Viddsee Juree Awards Indonesia 2020, dan Official Selection Jogja Asia-Netpac Film Festival 2020.
‘Istiqlal’ dapat disaksikan di kanal YouTube Kinovia ID mulai 23 April 2021.
Director: Razny Mahardhika
Cast: Syafrudin, Dimas Ardiansyah, Ronny P. Tjandra
Duration: 15 Minutes
Score: 8.0/10
The Review
Istiqlal
Istiqlal mengisahkan hubungan antara Babeh dan anaknya, Sobari, saat menuju Masjid Istiqlal untuk berbuka puasa dengan menggunakan motor. Namun di tengah perjalanan, Babeh kebingungan dengan tata letak Jakarta yang sudah jauh berbeda kondisinya dengan waktu dulu ketika ia lalui bersama ayahnya. Alhasil Babeh yang sok tahu ini berjalan ke arah yang tidak ia ketahui dan ketika anaknya menyarankan untuk menggunakan Google Maps, Babeh menampiknya, dengan bermacam-macam alasan yang membuat kita sebagai penonton ingin tertawa.