Review Hansan: Rising Dragon (2022)

Pertempuran Laksamana Yi Sun-sin di laut lepas

“Ini adalah pertempuran kebaikan melawan kebrutalan,” – Yi Sun-shin (Hansan: Rising Dragon)

 

Film ‘Hansan: Rising Dragon’ merupakan sebuah tayangan aksi perang Korea Selatan tahun 2022 besutan sutradara Kim Han-min. Bertabur bintang, film ini telah banyak mendapatkan hati para penggemar di negara aslinya. CGV juga berkesempatan mengundang Cineverse saat screening perdana film ini di Indonesia belum lama ini. 

‘Hansan: Rising Dragon’ adalah film kedua sebagai prekuel dalam trilogi sutradara Han-Min, yang mengisahkan pertempuran jenderal legendaris Yi Sun-shin. Film sebelumnya dimulai di tahun 2014 lewat judul ‘The Admiral: Roaring Currents’.

Di film pertama, ceritanya menggambarkan Pertempuran Myeongnyang yang terjadi pada 26 Oktober 1597. Pertempuran itu juga melibatkan Laksamana Sun-Shin, yang hanya memiliki 12 kapal di bawah komandonya, melawan angkatan laut Jepang yang memiliki lebih dari seratus kapal.

Sinopsis

Pada tahun 1592, Laksamana Yi Sun-shin dan armadanya berhadapan dengan kekuatan angkatan laut Jepang, yang menyerang ketangguhan kapal perangnya. Bukan tanpa sebab, Jepang sendiri memang berniat untuk menguasai Korea agar bisa menjajah kekuasaan dinasti Ming di Cina.

© CBI Pictures

Namun, saat pasukan Korea jatuh ke dalam krisis, Laksamana Sun-shin menggunakan senjata rahasia terakhir yang sangat ditakuti. Ketika perang semakin pelik, sebuah Kapal Kura-Kura (Geobukseon) datang untuk mengubah gelombang pertempuran epik di laut.

Perang penuh aksi dan sedikit drama

Dibandingkan dengan film pertama yang mengambil latar waktu setelah peristiwa bersejarah di film ini, ‘Hansan: Rising Dragon’ terlihat lebih mementingkan aspek perang, sejarah, dan strategi atau taktik ketimbang menghadirkan banyak drama.

© CBI Pictures

Meski masih ada sedikit cerita pengkhianatan atau mata-mata dari pihak musuh, namun tidak sebanyak di film sebelumnya pada tahun 2014 lalu. ‘Hansan: Rising Dragon’ seakan dihadirkan guna mengisi kekosongan sejarah di film ‘The Admiral: Roaring Current’. Para penggemar juga disuguhkan adegan menarik dan penuh tantangan, dengan ketegangan yang terus terjaga sepanjang cerita.

Perjalanan panjang untuk pertempuran yang seru

Sebenarnya bagi para penyuka film aksi-perang-sejarah seperti ‘Hansan: Rising Dragon’ tentu tidak akan keberatan dengan alur yang membangun hingga 30 menit menuju akhir film. Layaknya film-film sejarah, tentu saja akan ada banyak karakter yang harus diperkenalkan dan tidak boleh dilewatkan perannya dalam pertempuran Hansan.

© CBI Pictures

Meski begitu, penambahan para karakter ini justru tidak membantu perkembangan cerita, bahkan jika sebagian besar disebutkan di layar setiap kali mereka muncul. Setiap narasi yang menghadirkan para tokoh-tokoh bersejarah ini memang menjadikan arah cerita lebih menarik, namun sekaligus membuat jalan menuju pertempuran semakin lama dari yang seharusnya dibutuhkan. Alhasil, penonton harus sedikit bersabar untuk mencapai aksi menegangkan di atas laut.

Elemen lengkap untuk menjadi blockbuster

Meski narasi cerita cukup banyak, namun ‘Hansan: Rising Dragon’ masih memiliki kelebihan lain yang membuat film ini sangat cocok disaksikan melalui bioskop. Sinematografi apik yang menggambarkan kemegahan film sangat ditonjolkan. Sang sutradara mampu menyampaikan bagaimana pertempuran Hansan adalah hasil kemenangan dari strategi yang dipikirkan secara matang. Baik siang atau malam, dalam ruangan sempit ataupun laut terbuka, ‘Hansan: Rising Dragon’ tampil secara mengesankan.

© CBI Pictures

Tidak hanya itu, skoring yang memukau di film pertama juga dikembalikan lagi pada film ‘Hansan: Rising Dragon’. Hal ini membuat film prekuel terkesan megah dan mendebarkan layaknya film-film Hollywood, terlebih pada adegan-adegan pertempuran. Baik pemandangan, tone film, dan kostum para karakter menjadikan film ini sangat layak untuk ditonton.

Kesimpulan

Agaknya, kekurangan dari film ‘Hansan: Rising Dragon’ lebih terlihat pada bagaimana penyampaian cerita yang sedikit alot hingga mengharuskan para penonton untuk sedikit bersabar. Terlepas dari itu semua, film ini memiliki banyak kelebihan yang akan membuat puas. Ketegangan yang dibangun lewat pertempuran akhirnya menjadikan ‘Hansan: Rising Dragon’ lebih kental akan aksi perangnya daripada konflik/drama internal.

© CBI Pictures

Film ini juga menjadi penggambaran yang mewah tentang bagaimana kemenangan Korea di pertempuran pulau Hansan. Meski merupakan film kedua dalam trilogi laksamana Yi Sun-shin, namun sebenarnya ‘Hansan: Rising Dragon’ adalah pembuka yang apik dalam perjalanan Yi sebagai laksamana hebat.

 

Director: Kim Han-min

Cast: Park Hae-il, Byun Yo-han, Ahn Seong-gi, Son Hyun-joo, Kim Sung-kyu, Kim Hyang-gi, Ok Taec-yeon

Duration: 129 minutes

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Hansan: Rising Dragon

8 Score

Pada tahun 1592, Laksamana Yi Sun-sin dan armadanya berhadapan dengan kekuatan angkatan laut Jepang yang menyerang dan kapal perangnya yang tangguh. Saat pasukan Korea jatuh ke dalam krisis, laksamana menggunakan senjata rahasianya, kapal kura-kura, untuk mengubah gelombang pertempuran dahsyat di laut ini.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version