“Saya menilai peluang kita semua untuk bertahan hidup kurang dari 5%.” – Jo.
‘Great White’ menambah daftar panjang film dengan tema binatang hiu sebagai predator yang siap memangsa para manusia yang sedang terdampar di laut lepas. Film Australia ini gagal bersaing menjadi yang terbaik di genrenya, terutama akibat cerita yang generik dan aksi utamanya (hiu vs manusia) hanya disajikan secara intens di 10 menit terakhir.
‘Great White’ diisi oleh para karakter yang cukup berhasil menunjukkan ketakutan dahsyat orang-orang saat nyawanya terancam oleh keberadaan predator buat. Dari lima pemeran utama, mayoritas berasal dari daerah Oseania. Hanya Katrina Bowden saja yang berkebangsaan Amerika Serikat dan pernah muncul di beberapa film top Hollywood.
Mengingat kemunculan hiu yang sangat sedikit, sulit menilai kesempurnaan dari sisi visualnya. Malahan, pertama kali hewan buas ini menunjukkan moncong ke lima karakter di film ini, CGI-nya terasa amatir, meski lagi-lagi harus dimaklumi karena budget yang tidak seberapa.
Sinopsis
Kaz Fellow (Katrina Bowden) dan Charlie Brody (Aaron Jakubenko) adalah pasangan yang memiliki bisnis sewa pesawat amfibi. Di tengah krisis finansial yang melanda, mereka tiba-tiba mendapat pesanan untuk mengantarkan suami-istri Joe Minase (Tim Kano) dan Michelle Minase (Kimie Tsukakoshi) ke sebuah pulau yang terkenal dengan nama Hell’s Reef.
Berangkat bersama koki pribadi Kaz dan Charlie, Benny (Te Kohe Tuhaka), mereka berlima berangkat ke pulau tersebut. Ternyata, tujuan Michelle pergi ke pulau itu adalah untuk menabur abu kakeknya yang menjadi legenda di pulau tersebut. Tak sempat melakukan penaburan, Michelle dan Joe dibuat kaget karena ada mayat seorang lelaki yang kakinya buntung termakan oleh hiu.
Melihat hal ini, Charlie inisiatif untuk mencari perahu jenazah tersebut yang karam di tengah laut, optimis bisa menemukan pasangan lelaki itu yang mungkin saja masih selamat. Sempat ditentang oleh Joe, mereka berlima pun akhirnya berangkat dan menemukan perahunya, namun sayangnya tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.
Malapetaka pun tiba. Pesawat yang sedang berhenti di tengah laut itu diserang oleh seekor hiu, membuat mereka berlima harus pindah ke perahu kecil. Selama di situ, kehidupan mereka tidak tenang karena harus was-was akibat serangan hiu yang bisa datang secara tiba-tiba.
Dibalut oleh drama antar manusia
Ketika hiu mulai muncul secara intens di 10 menit terakhir, apa, ya, yang ‘Great White’ lakukan di sisa durasinya? Penulis naskah Michael Boughen memutuskan untuk membangun chemistry antara lima orang tersebut melalui sajian drama yang cenderung cringe. Benny yang notabene karyawan dari Kaz dan Charlie, terlihat beberapa kali menggoda dan genit ke Michelle. Sadar akan hal tersebut, Jo tidak suka dan mulai berkali-kali menunjukkan kesombongannya di depan Benny.
Benny berhasil membuat suasana jadi tidak menyenangkan. Akibat dia lagi, sepanjang film penonton hanya akan melihat Jo berkali-kali berlaga sombong dan angkuh. Ingin rasanya cepat-cepat melihat dia diterkam oleh hiu.
Sedangkan untuk Kaz dan Charlie, mereka diceritakan sebagai pasangan yang sedang bersiap untuk menikah. Interaksi mereka berdua awalnya hanya dikelilingi oleh adegan bercumbu dan bermesraan. Untungnya mereka terdampar. Bila tidak, bisa saja percakapan mereka cuma akan soal menikah, dan kelangsungan hubungan mereka yang tampaknya ada kebingungan dari sisi Charlie karena ia tak tahu harus berbuat apa ketika Kaz memberitahu kalau dia hamil.
Panggung utama untuk Michelle dan Kaz
Meski drama di antara mereka tidak menyenangkan untuk ditonton, setidaknya Kaz dan Michelle bisa dikatakan cukup berhasil menjadi the standout characters. Michelle beberapa kali menyatakan ketakutannya seperti saat ingin kehilangan Jo. Kemudian saat ia harus berhadapan dengan hiu. Oleh Kimie Tsukakoshi, adegan itu semua ia perankan dengan cukup baik. Bolehlah, satu jempol.
Sama dengan Michelle, Kaz juga memiliki kontribusi yang sama oke-nya. Ia menjadi orang yang ramah dan terbuka untuk tamu-tamunya, ketika Benny dan Charlie malah seperti ingin mengajak ribut Jo. Ketika survivor mode on, Kaz juga menjadi penyeimbang di tengah tensi yang cukup tinggi. Dengan ketenangan dan kelihaiannya di laut, ia seperti yin dan yang yang mampu menjaga semua orang di perahu kecil tersebut tetap berkepala dingin.
Berbeda lagi dengan para lelaki di film ini. Charlie memang terbukti jago sebagai kapten, namun ia langsung berubah menjadi bodoh ketika harus mengendalikan orang-orang di belakangnya. Aaron Jakubenko juga tidak bagus-bagus amat memerankan Charlie.
Sisi visual yang harus dimaklumi
Mengingat ‘Great White’ bukanlah film tipikal Hollywood beranggaran besar, kehadiran hiu putih di film ini memang harus dimaklumi. Sebelum mencapai kemunculan yang lebih banyak pada 10 menit terakhir film, predator buas di film ini lebih sering ditunjukkan siripnya. Ketika sedang memakan manusia, hiu hanya ditunjukkan secara sekilas.
Kemudian, korban dari terkaman hiu juga hanya diperlihatkan darahnya yang menggenang. Tidak ada potongan badan yang terkoyak-koyak ataupun bukti nyata bahwa orang tersebut sudah meregang nyawa akibat serangan hiu.
Ketika 10 menit terakhir itu tiba, hiu ganas ini mulai banyak mendapatkan screen time. Ia menyerang Kaz dengan ganas dan tanpa ampun. Ketajaman gigi hiu terlihat jelas, menambah esensi menegangkan dan kemampuan surviving orang-orang ini. Tony O’Loughlan sebagai sinematografer memberikan beberapa tangkapan momen yang apik.
Sisi indah film ini juga diperlihatkan dari pemandangan laut lepas yang membuat ketakutan Michelle terlihat semakin menegangkan. Mereka terdampar ratusan kilo dari pesisir pantai, dikelilingi oleh ketidakpastian, sementara persediaan minuman semakin menipis.
Kesimpulan
Akhir kata, ‘Great White’ memang menjadi film medioker dibanding film-film lainnya yang menghadirkan hiu sebagai “musuh”. Ceritanya juga relatif tidak asik akibat drama yang semestinya bisa lebih baik lagi. Namun, untuk ukuran sebuah proyek yang menjadi debut sutradaranya, film ini mampu menghadirkan beberapa adegan cukup oke yang berasal dari tangan sang pengarah film.
Director: Martin Wilson
Cast: Katrina Bowden, Aaron Jakubenko, Tim Kano, Kimie Tsukakoshi, Te Kohe Tuhaka
Duration: 91 minutes
Score: 5.2/10
WHERE TO WATCH
TBA
The Review
Great White
Penerbangan yang menyenangkan ke pulau terpencil berubah menjadi mimpi buruk bagi lima penumpang ketika pesawat amfibi mereka hancur dalam kecelakaan yang aneh dan mereka terjebak di rakit di tengah laut dengan hiu pemakan manusia bersembunyi di bawah permukaan.