Review Ghost Writer 2 (2022)

Perjalanan Naya Sebagai Penulis Novel Berlanjut Lebih Intens

“Setidaknya aku pernah jadi bagian kecil di hidup kamu. Itu cukup,” – Vino (Ghost Writer 2).

 

Ghost Writer 2‘ sejatinya adalah film debut Muhadkly Acho di industri perfilman. Bukan ‘Gara-Gara Warisan’, film yang dibintangi oleh Tatjana Saphira dan Deva Mahenra ini merupakan kali pertama Acho menduduki kursi sutradara, setelah pada film pertamanya ia menjabat sebagai konsultan komedi.

Sutradara film pertama, Bene Dion Rajagukguk, memberi takhtanya untuk Acho karena ia percaya bahwa ini adalah saatnya Acho mengemban peran yang lebih besar lagi.

Seakan diberi beban berat untuk dipikul, Acho berhasil mengangkatnya dengan baik. Bersama dengan penulis skenario film pertamanya, Nonny Boenawan, ‘Ghost Writer 2’ menyajikan cerita yang sama ringannya dengan film yang pertama, namun tetap menyiratkan pesan penting untuk para penontonnya.

Cerita yang relatif mudah diterima semua orang ini dihiasi oleh lelucon-lelucon yang keluarnya pas, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Sama seperti film pertama, karakter Darto dan Billy masih menjadi sorotan karena aksi mereka yang selalu mengundang gelak tawa.

Bagaimana dengan Naya? Perannya relatif sama dengan film pertama, tidak memberikan sesuatu yang baru. Sebaliknya, pacarnya Naya, Vino, berhasil unjuk gigi karena porsi yang diberikan oleh Acho jauh lebih banyak dari apa yang ia dapat di film pertama. Memikul tanggung jawab tersebut, Deva Mahenra terlihat piawai berperan mengisi posisi hantu yang ditinggalkan oleh Ge Pamungkas.

Sinopsis

© Starvision Plus

Novel pertama Naya (Tatjana Saphira) laris manis! Cerita yang ia buat bersama Galih berhasil bertengger di rak best seller selama setahun. Meski demikian, respon masyarakat ternyata berbeda dari apa yang ia harapkan. Naya dianggap lebih mirip seperti dukun dibanding sebagai penulis novel karena ia mengaku telah menulis novel tersebut bersama hantu. Sejak saat itu, Naya tidak ingin lagi menulis cerita horor.

Naya akhirnya menawarkan diri ke editornya, Alvin (Ernest Prakasa), untuk menjadi salah satu penulis di cerita antologi penulis novel ternama, yang juga digemari oleh Naya, Kirana Widuri (Djenar Maesa Ayu). Di sisi lain, hubungannya dan Vino (Deva Mahenra) sudah mulai berlanjut ke jenjang berikutnya, di mana mereka akan segera menikah dalam beberapa bulan yang akan datang.

Adiknya, Darto (Endy Arfian), bersama dengan temannya, Billy (Iqbal Sulaiman), juga sudah mulai fokus memulai karir sebagai youtuber horor. Dengan begitu, kehidupan Naya sebenarnya tidak buruk-buruk amat.

Nahas, kehidupan yang sudah mulai tertata kembali itu harus kandas karena Vino terlibat kecelakaan saat sedang syuting. Tangis Naya pun pecah. Ia tidak bisa berfungsi dengan baik selama berhari-hari.

Itu semua hilang ketika akhirnya Darto menyadari bahwa ia bisa melihat Vino jika memegang sesuatu yang berharga baginya, yaitu Naya. Naya yang mengetahui hal tersebut pun mencari cara agar bisa melihat Vino kembali. Saat sudah berhasil kelihatan, ternyata ada satu hantu lagi yang mengincar Vino. Mereka berempat pun memutuskan untuk mengusut maksud keberadaan hantu baru ini.

Panggung milik Vino

© Starvision Plus

‘Ghost Writer 2’ adalah panggung bagi Vino. Setelah di film pertamanya ia tidak banyak terlibat di banyak adegan, kini Vino diberi posisi Galih yang notabene membuat dirinya memiliki panggung yang lebih besar.

Ternyata, Deva Mahenra tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan tampil all out. Vino dipertemukan dengan banyak momen kocak dan emosional. Keduanya Deva eksekusi dengan baik. Ia bisa menyesuaikan kapan harus menampilkan berbagai ekspresi tersebut di waktu yang tepat.

Bersama dengan Vino, ada juga Darto dan Billy yang kembali mencuri perhatian. Di film pertama, mereka sangat gemilang dengan menjadi lumbung komedi. Bersama dengan Pak Saidi (Arief Didu), mereka bertiga kembali berhasil memberikan adegan terlucu di film. Chemistry mereka bertiga, meski terpaut umur yang jauh, tetap sukses menghadirkan kelucuan yang maksimal. Lelucon mereka selalu tepat sasaran. Tidak ada yang kelewatan, semuanya disampaikan dengan baik.

Berbeda dengan para lawan mainnya, Tatjana Saphira cenderung tidak memberikan sesuatu yang baru untuk karakter Naya. Kehadirannya tidak berbeda jauh dengan film yang pertama, urung memberi kesan yang berbeda. Naya tidak terlalu banyak bergelut dengan urusan karirnya sebagai penulis novel.

Ia lebih banyak menghabiskan waktu menelusuri kehadiran hantu baru ini bersama Vino dan duo My Ghost My Adventure (Darto dan Billy). Meski demikian, kehadirannya tetap vital untuk jalan cerita ‘Ghost Writer 2’.

Menyinggung isu yang lebih besar

© Starvision Plus

Di film pertama, tidak banyak isu yang coba diangkat oleh para kreator film. Mereka cukup mengangkat bagaimana hubungan sebuah keluarga dan keputusan-keputusan yang menghantui mereka. Berbeda dengan itu, ‘Ghost Writer 2’ mencoba untuk menyinggung isu yang lebih besar dibanding film pertamanya. Sebut saja seperti perdagangan manusia. Pada beberapa adegan, ‘Ghost Writer 2’ mengajak penontonnya untuk mencoba memahami dan lebih aware terhadap hal ini. Sebab, perdagangan manusia adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap remeh dan harus mulai ditingkatkan kewasapadaannya.

Selebihnya, ‘Ghost Writer 2’ tetap mempertahankan drama keluarga yang ada di film pertama. Mereka menggali lebih dalam hubungan orang tua dan anaknya. Tak hanya itu, ada juga permasalahan bagaimana calon menantu dan calon mertua yang pada awalnya kerap bersebrangan perihal pendapat, perlahan mulai mencari titik tengah dari ketidaksepahaman mereka.

Layaknya film Starvision, mereka mencoba untuk menyentuh sisi hangat manusia dengan menghadirkan sesuatu yang relate dengan para penontonnya. ‘Ghost Writer 2’ pun hadir dengan formula tersebut. Melalui permasalahan keluarga di atas, penonton diajak untuk larut ke dalam masalah tersebut. Sayang, eksekusinya sedikit bertele-tele pada beberapa bagian. Durasi yang hampir menyentuh dua jam (film pertama hanya sekitar 90 menit) menjadikan film ini sedikit berbelit-belit ketika hendak merampungkannya.

Kesimpulan

© Starvision Plus

Di tengah gempuran film-film horor yang sudah berkembang menjadi IP (Intellectual Property) besar, komedi horor seperti ‘Ghost Writer 2’ adalah sesuatu yang kehadirannya harus disyukuri. Berangkat dari ide orisinal, sekuel ini mampu mempertahankan kualitas yang sama dengan film sebelumnya walaupun dinahkodai oleh sutradara yang berbeda.

Para pemeran film pertama kembali hadir di film keduanya dan mampu menghadirkan penampilan yang sama apiknya. Meski pada beberapa bagian film cenderung monoton dan terlalu berbelit-belit, Muhadkly Acho berhasil mempertahankan portofolio kesutradaraannya tetap hijau.

 

Director: Muhadkly Acho

Cast: Tatjana Saphira, Deva Mahenra, Widyawati Sophiaan, Endy Arfian, Moh Iqbal Sulaiman, Ernest Prakasa, Arief Didu

Duration: 116 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Ghost Writer 2

7 Score

Kesuksesan novel keduanya membuat Naya (Tatjana Sapira) jadi terkenal. Sayangnya, dia malah lebih dicap sebagai cenayang, dibanding penulis. Hal ini membuat Naya sebal dan enggan berurusan dengan dunia perhantuan lagi. Namun semua berubah saat calon suaminya Vino (Deva Mahenra) tiba-tiba meninggal.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version