Review Geez & Ann (2021)

Romantika Remaja yang Diakhiri Dengan Kejutan

“Jatuh cinta itu biasa, sampai suatu hari aku bertemu dengannya.” – Ann (Geez & Ann).

 

Netflix mengeluarkan film Indonesia rilisan terbaru minggu ini. Ia adalah “Geez & Ann” yang diadaptasi dari bukunya Rintik Sedu. Ceritanya tentang seorang murid SMA bernama Ann (Hanggini) yang kelihatannya rajin. Ia suatu hari menjadi panitia acara di sekolahnya. Ketika terjadi mati lampu, Ann coba memperbaiki sendiri dengan naik ke steger.

Bisa diduga, Ann tersandung dan akan terjatuh. Di situ lah rasa yang berbeda muncul ketika dari belakang Ann ditangkap oleh Geez (Junior Roberts), alumni SMA yang band-nya diundang menjadi pengisi acara pada malam hari itu. Setelah acara kelar, Geez dan Ann berkenalan lalu Geez memberikan Ann sebuah CD berisi lagu band-nya untuk Ann review.

Film terlihat pada awalnya membangun chemistry dari lagu-lagu ini, yang sayangnya sering ketahuan tidak dinyanyikan secara langsung. Sayangnya, pada saat ini belom kerasa nih, ikatan yang kuat antara Geez dan Ann. Kata-kata yang bisa bikin kuping meleleh pasti ada, dan ini memang barang wajib salam sebuah romansa remaja.

© Netflix

Kalimat-kalimat yang quote-able dan terkesan puitis. Meski begitu, dalam tahap awal masa perkenalan Geez dan Ann tersebut gak terlalu bisa grab attention karena pada dasarnya semua berjalan lancar-lancar saja. Ann sendiri yang diminta buat nge-review tidak mencerminkan apa yang dibilang sama Geez dalam suatu kesempatan. Jika kartu ini digunakan lebih dalam, mungkin tahap persiapan romansa Geez dan Ann tidak akan sekurang gereget ini.

Ya kurang gereget di sini dalam artian hubungan mereka itu sweet banget kayak gak ada hambatan berarti yang bisa bikin gemes-gemes sendiri. Semuanya lempeng lurus-lurus aja. Cerita baru seru ketika film memanfaatkan kebohongan.

Berlatar rumah pohon warisan Keluarga Ann, di situ konflik dalan hubungan mereka tercium gara-gara bohong. Penonton bisa merasakannya dan di sisi lain hal tersebut juga merupakan sesuatu yang relate ya karena ada aja kisah cinta real di mana orang berbohong agar membuat keadaan menjadi baik-baik saja.

Seperti yang diduga, akan keluar sebuah kata-kata yang lumayan jleb dan hal ini akan membawa yang namanya bohong tadi memiliki teman baru yaitu janji.

© Netflix

Antara janji dan bohong itu udah kayak sama aja diantara hubungan mereka berdua. Sampai-sampai film mengeluarkan dialog yang udah dihapal banget lah sama kita-kita ini kalo ngomongin hubungan antara dua orang yang retak yaitu jangan bikin janji yang gak bisa kita tepatin.

Di sini penonton akan melihat bagaimana konflik yang dialami oleh Geez itu sangat berpengaruh. Hal ini akan merembet pada peran karakter-karakter pendukung, salah satunya adalah ibunya Geez yang diperankan oleh Dewi Rezer.

Berbicara mengenai mereka, ada karakter pendukung yang dimanfaatkan dengan baik. Mostly begitu. Tapi ada juga yang perannya menimbulkan pertanyaan, apa fungsi karakter ini di dalam film? Untuk “Geez & Ann” pertanyaan tersebut tertuju pada karakter yang diperankan oleh Sheninna Cinnamon.

Kurang jelas apa fungsi karakter ini dalam cerita selain merupakan teman baru Ann yang sama-sama kenal gara-gara suka baca “Lima Sekawan” Enid Blyton. Btw, luxury soal “Lima Sekawan”nya juga nampak seperti pajangan saja. Tidak terlalu kelihatan efeknya dalam membangun narasi.

© Netflix

Masih soal karakter pendukung, munculnya karakter Bayu (Roy Sungkono) menyadarkan sesuatu. Memang awal kemunculan dia tuh gak banget karena dimulai dari sedikit adegan aksi yang terasa canggung. Tapi ke sananya, ada yang menarik dari karakter ini.

Lewat karakter Bayu kita bisa melihat arah yang berbeda dari filmnya, dan ini adalah indikasi dari Midpoint, di mana salah satu ciri Midpoint adalah munculnya karakter baru yang dapat membuat intensitas film jadi semakin tinggi. Jika mengacu kepada karakter utama, sesaat sebelum ketemu Bayu, Ann memang lagi berada di kondisi parah, tapi bukan berarti ini menjadi titik terendahnya.

Uniknya, Bayu pula lah yang menjadi trigger untuk masuk ke dalam tahap resolusi ketika Ann lulus kuliah dari Fakultas Kedokteran. Sequences yang menunjukkan bagaimana Ann mengambil pilihan ditampilkan dengan kontras. Yang satu dengan cara yang sedih, yang satu lagi dengan cara yang ceria. Naik turunnya nuansa ini tentu bisa menjadi resiko tersendiri bagi penontonnya.

Jawabannya mungkin bisa Cilers dapatkan di tahap resolusi. Buat yang gak baca bukunya, ini bisa saja menjadi sesuatu yang mengejutkan. Dari penceritaan yang lebih kentara sweet-nya, ternyata “Geez & Ann” diakhiri oleh sesuatu yang di luar dugaan. Sesuatu yang awalnya ditimbulkan oleh hal sepele, di mana bisa jadi Geez salah tangkap saking cintanya dia ke Ann (ca elah…).

© Netflix

Ann sendiri sulit untuk disalahkan karena jelas apa penyebab Ann memeberikan pesan tersebut kepada Geez. Kesepelean ini lalu diolah sedemikian rupa sehingga dalam sebuah adegan pamungkas akan terasa ‘nyes’ banget. Lalu walaupun penyebabnya bisa dikatakan receh, sebenarnya resolusi ini menyiratkan sesuatu yang pada akhirnya memberi warna lebih dari hanya sekedar “itu”.

Warna ini nampak pada karakter Ann, yang mana lebih ditunjukkan secara sinematik sebelum tiba-tiba muncul sebuah tulisan yang menyangkut akhir kisah penutup film ini.

Hanggini cocok berperan sebagai Ann. Aktingnya yang luwes dalam memerankan karakter yang mandiri enjoyable untuk ditonton. Ia bisa blending dalam kondisi yang berbeda-beda, dengan lawan main yang berbeda-beda, dan mampu menerjemahkan tuntutan naratif ketika berada dalam scene-scene yang tidak menyertakan dialog di dalamnya. Sudah terlihat seperti tidak berakting lah, alias ngalir aja dan itu bagus.

Jelas ia adalah penampil terbaik di film “Geez & Ann”. Sementara itu Junior Roberts terlihat menampilkan usaha yang baik dalam memerankan Geez. Meski masih belum meyakinkan di musical number, lalu tidak seluwes lawan mainnya, dan juga terlihat pula sebuah tantangan besar yang dimiliki oleh sang aktor, namun Junior tetap mampu menampilkan unsur drama di film ini. Tatapan yang dalam ke Ann, kemudian kata-kata yang bisa bikin melting semuanya berasal dari Geez.

© Netflix

Dibalik indahnya menjalin cinta, jangan menjadikan kebohongan agar tetap bahagia dan memberikan janji yang belum tentu bisa kita tepati nantinya. Komitmen bukan sesuatu yang dapat diaplikasikan dengan cara seperti itu. “Geez & Ann” memberikan pelajaran tersebut walaupun terdapat beberapa kecanggungan dalam membangun cerita.

Selain itu, luxury dan satu karakter pendukung yang ada di filmnya juga kurang dimanfaatkan padahal penonton sudah excited untuk menunggu kontribusinya seperti apa.

Momen-momen manis yang biasa tampil di dalam sebuah film romansa tentunya ada. Mulai dari sekedar tatapan hingga kata-kata maut. Ini bisa jadi memuakkan karena terlalu dianggap menye-menye. Meski begitu ending-nya lebih menarik karena merupakan sesuatu yang gak disangka-sangka.

 

Director: Rizki Balki

Cast: Hanggini, Junior Roberts, Shenina Cinnamon, Roy Sungkono, Naimma Aljufri, Amel Carla, Ashira Zamita, Andi Viola

Duration: 105 Minutes

Score: 6.5/10

WHERE TO WATCH

The Review

Geez & Ann

6.6 Score

Geez & Ann menceritakan kisah cinta keduanya yang diawali dari acara sekolah dan hubungan cinta mereka rumit karena Geez harus kuliah ke Jerman akibat tuntutan ibunya.Berhasilkah cinta keduanya nanti?

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 7
  • Scoring 6
  • Story 7
Exit mobile version