Review Fistful of Vengeance (2022)

Misi Balas Dendam yang Tersaji dengan Tempo Cepat dan Terasa Nanggung

“Ini memang opsi paling konyol, tapi ini juga kesempatan kita. Ayo, kita lakukan bersama.” – Lu Xin (Fistful of Vengeance)

 

Siapa yang rindu dengan aksi dari bintang laga Indonesia, Iko Uwais? Film terbaru Netflix yang berjudul ‘Fistful of Vengeance’ merupakan film thriller aksi supernatural yang dibintangi oleh Iko Uwais. Secara garis besar, film ini mengisahkan tentang misi balas dendam atas kematian orang terdekat mereka. Berhasilkah?

Film ini merupakan spin-off dari serial ‘Wu Assasin’ (2019) yang juga tayang di Netflix. Disutradarai oleh Roel Reiné, dan ditulis oleh Cameron Litvack, Jessica Chou dan Yalun Tu, ‘Fistful of Vengeance’ juga dibintangi oleh Lewis Tan, Lawrence Kao, JuJu Chan dan masih banyak lagi.

Bila ada yang bertanya, apakah ada kaitannya antara film ini dengan serialnya? Apakah ada hal yang saling terhubung? Secara langsung, salah satu pemain film tersebut, Lawrence Kao mengatakan jika film ini tidak terhubung sama sekali dengan serial sebelumnya.

“Film ini merupakan film yang berdiri sendiri, kamu tidak perlu menonton musim pertama untuk memahami apa yang terjadi. Menurut saya pribadi itu adalah sesuatu yang akan lebih mudah dicerna, tetapi juga lebih penuh aksi dan roller coaster dari awal hingga akhir.”

Sinopsis

Setelah kematian Jenny yang tragis, kakaknya bernama Tommy (Lawrence Kao) serta teman-temannya, Lu Xin (Lewis Tan), dan Wu Assassin terakhir, Kai Jin (Iko Uwais), sedang berada di Bangkok untuk mencari siapa sosok pembunuh yang telah menghabisi nyawa Jenny.

Mereka bertiga mencari jawaban tentang pembunuhan Jenny hanya dengan satu petunjuk, yakni sebuah batu purba yang ditemukan dalam genggaman tangan Jenny.

© Netflix

Setelah membunuh beberapa makhluk penghisap chi bernama jiangshi, mereka bertemu sosok William Pan (Jason Tobin). Pan adalah seorang pengusaha yang memiliki kekuatan super khususnya pengendali pikiran, ia ingin menjaga kembali keseimbangan dunia setelah kematian Wu Warlords.

Pan meminta bantuan Kai sebagai Wu Assassins untuk membunuh bos besar di dunia kejahatan, Ku An Qi (Yayaying Ratha Phongam) atau kembarannya yang berencana untuk melebarkan sayapnya dan bertujuan untuk menguasai dunia.

Apakah ketiganya berhasil mencari sosok pembunuh Jenny dan bekerja sama dengan Pan yang ingin menjaga keseimbangan dunia?

Aksi Pertarungan Menegangkan Dipadu Visual Menyenangkan

Film ini dibuka dengan sajian suasana kota Bangkok yang memiliki keindahan bangunan-bangunan megah serta sudut-sudut jalanan yang diambil dengan pemilihan angle yang sesuai dan pas. Kerlap-kerlip lampu diskotik juga menambah keindahan visual yang ditampilkan.

Hampir keseluruhan isi film ini menyajikan aksi-aksi pertarungan yang brutal dan menegangkan. Pada adegan pembuka, penonton disambut dengan kericuhan yang dilakukan Kai Jin bersama Lu Xin di sebuah klub malam, untuk mencari informasi tentang pembunuh Jenny.

© Netflix

Pencarian tersebut berujung pada pertemuan mereka kepada Pan, sosok pengusaha yang juga mempunyai kekuatan super. Dari sini lah mereka memulai misi balas dendam yang sudah mereka ketahui siapa sosok pembunuh di balik kematian Jenny.

Penonton akan banyak melihat pertarungan-pertarungan yang lebih menegangkan lagi di sepanjang film ini, kalau untuk urusan bela diri, aksi piawai Iko Uwais dan Lewis Tan memang patut diacungi jempol. Keduanya tampil memukau dengan kemampuan bertarung yang mumpuni.

Alur Cerita Disajikan Dengan Tempo Cepat

Sayangnya, alur cerita dalam film ini terlalu cepat disajikan sehingga menanggalkan detail-detail permasalahan yang seharusnya bisa di eksplor lebih jauh lagi. Perpindahan antar adegan yang dilakukan dengan tempo cepat membuat setiap bagian yang dikisahkan dalam film ini terasa ‘nanggung’.

Apalagi terdapat sejumlah adegan yang terbilang cepat untuk ditampilkan, padahal lebih bagus jika ada jembatan konflik terlebih dahulu untuk mencapai adegan tersebut.

© Netflix

Permainan konflik dalam film ini juga terasa monoton dan cenderung tidak menampilkan emosi mendalam yang bisa disampaikan untuk penonton. Durasi yang terlalu singkat, menjadi salah satu alasan mengapa pembawaan alur cerita yang disajikan bermain dengan tempo cepat.

‘Fistful of Vengeance’ hanya menjadi film pure aksi tanpa ada campuran sisi emosional maupun cerita yang mendetail. Secara garis besar, film ini hanya menampilkan aksi pertarungan yang dilakukan di berbagai tempat berbeda serta menyaksikan kehebatan para pemain dalam hal bela diri dan menggunakan senjata.

Gore Mengerikan yang Cenderung Berlebihan

Salah satu adegan cukup mengerikan dalam film ini ialah penggunaan gore yang di satu sisi terlihat pas namun di sisi lain cenderung berlebihan. Darah yang selalu muncrat sana-sini, efek luka yang diakibatkan tusukan pisau dan beberapa aksi yang menggunakan senjata tajam lainnya.

Tidak hanya sekali, penggunaan gore di dalamnya hampir ada di setiap pertarungan yang menggunakan senjata tajam. Meski pun tidak begitu mengganggu, namun tetap saja terlihat sedikit ‘aneh’.

© Netflix

Salah satu alasan yang membuat adegan tersebut di satu sisi tidak begitu mengganggu, karena detail-detail pertarungan yang dilakukan oleh beberapa pemain tampil dengan apik. Aksi perlawanan yang dilakukan tanpa senjata pun tersaji dengan tampilan yang jelas dan bagus.

Sehingga penonton akan sedikit melupakan adegan dengan gore di dalamnya, dan terfokus pada aksi-aksi yang ditampilkan oleh para pemain.

Kesimpulan

‘Fistful of Vengeance’ merupakan film dengan sajian aksi pertarungan yang mendapat porsi lebih banyak daripada adegan pendukung lainnya. Minimnya dialog yang ada membuat film ini cenderung tampil dengan ‘nanggung’ karena tidak adanya penjelasan secara mendetail terhadap suatu kejadian.

Penonton hanya diberikan sajian aksi pertarungan yang dominan ketimbang cerita yang jelas. Penggunaan tone warna yang telalu kuning juga membuat setiap lokasi dalam film ini terasa sama. Kita tidak tahu adegan tersebut menunjukkan pukul berapa dan kapan adegan berganti hari, karena semuanya terlihat sama.

Terlepas dari kekurangan yang ada, ‘Fistful of Vengeance’ menjadi tontonan yang cocok buat kamu penggemar aksi Iko Uwais, sebelum menantikan penampilannya bersama Jason Statham, Sylvester Stallone, Dolph Lundgren dalam film ‘The Expendables 4’.

Jadi, jangan lupa untuk menyaksikan film ini bersama para sahabat dan orang terdekat, hanya di layanan streaming Netflix!

 

Director: Roel Reiné

Cast: Iko Uwais, Lewis Tan, Lawrence Kao, JuJu Chan

Duration: 95 minutes

Score: 5.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Fistful of Vengeance

5.8 Score

Setelah kematian Jenny yang tragis, kakaknya bernama Tommy (Lawrence Kao) serta teman-temannya, Lu Xin (Lewis Tan), dan yang saat ini menjadi Wu Assassin terakhir, Kai Jin (Iko Uwais), berada di Bangkok untuk mencari siapa sosok pembunuh yang telah menghabisi nyawa Jenny.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 6.5
  • Entertain 5.5
  • Scoring 6
  • Story 5
Exit mobile version