“A son is a son until he takes a wife, but a daughter is a daughter all her life,” – Billy Herrera (Father of the Bride).
Bagaimana jadinya, jika anak perempuan pertama yang telah dibesarkan dengan baik, secara mendadak mengumumkan bahwa ia akan segera menikah? Tentu biasanya para ayah akan sulit melepaskan keputusan tersebut, dan berharap bahwa putrinya akan selalu bersama di samping mereka. Hal inilah yang menjadi candu di film ‘Father of the Bride’.
Pasangan senior Billy dan Ingrid dikejutkan dengan pemberitahuan puteri mereka, Sofia, tentang pacar barunya, Adan – yang telah menjadi tunangannya – serta rencana mereka untuk segera melakukan pernikahan dan memulai hidup baru di Meksiko.
Film komedi romantis modern ini merupakan adaptasi kisah klasik yang tak membosankan, menggambarkan ikatan keluarga tak terpisahkan dan cara-cara lucu untuk mengambil hati sang terkasih. ‘Father of the Bride’ sendiri dibintangi Andy Garcia, Gloria Estefan, Adria Arjona dan Diego Boneta, dan telah tayang sejak beberapa hari lalu di HBO.
Sinopsis
‘Father of the Bride’ mengikuti kisah pasangan Billy (Andy Garcia) dan Ingrid (Gloria Estefan) yang terkejut ketika puteri sulung mereka, Sofia (Adria Arjona) pulang ke Miami untuk berkunjung.
Namun kejutan tak berhenti di situ. Sang putri ternyata berencana untuk memperkenalkan pacar barunya, Adan (Diego Boneta) – yang telah menjadi tunangannya. Keduanya pun memutuskan untuk segera melangsungkan pernikahan dan menjalani kehidupan bersama.
Penyampaian Sofia yang mendadak, membuat Billy dan Ingrid batal menyampaikan maksud keduanya – bahwa mereka ingin bercerai. Billy dan Ingrid akhirnya sepakat menunda berita tersebut dan tetap menjadi pasangan penuh cinta demi kebaikan keluarga.
Billy yang kolot pada awalnya menentang pernikahan tersebut. Sebagai arsitek terkenal dan sosok pria kekeluargaan, Billy merasa keberhasilan dan dedikasi yang ia perjuangkan bagi kelangsungan keluarga memberinya hak untuk mengambil keputusan.
Namun, setelah segala pencapaian dan usahanya, mengapa ia tiba-tiba dianggap sebagai pria yang jahat?
Father of the Bride versi lebih modern
Dari ketiga versi ‘Father of the Bride’ yang telah dirilis, jelas saja seluruhnya memiliki premis dasar yang sama. Sang ayah harus berjuang untuk mengikhlaskan keputusan putrinya untuk meninggalkan negara yang telah membesarkannya demi kebahagiaan sang putri.
Dalam versi 2022 ini, Billy digambarkan sebagai seorang arsitek dengan pemikiran yang tradisional atau kolot. Sementara kedua putrinya, Cora dan Sofi, jauh lebih bebas dan memiliki ideologinya sendiri terhadap berbagai hal.
Karakter Cora dan Sofi diperlihatkan sebagai dua wanita liberal dengan pemikiran yang jauh lebih modern. Keduanya bak representasi dari anak-anak zaman sekarang yang menginginkan dream wedding khasnya sendiri. Terlepas dari keputusan sang ayah atau kedua keluarga besar, baik Sofi dan Adan ingin merayakan pernikahan dengan cara masing-masing.
Meski begitu, sang ayah tak terlalu setuju dengan impian Sofi tentang intimate wedding-nya. Lewat adu argument yang cukup pelik, akhirnya sang ayah menerima dengan lapang dada keinginan putrinya.
Tidak hanya Sofi, Cora juga terlihat lebih terbuka dibandingkan kedua orang tuanya. Ia ingin memiliki sebuah usaha meski belum pernah mendapatkan ilmu secara formal atau berkuliah terlebih dahulu.
Keputusan yang sangat berani jika dikaitkan dengan kenyataan saat ini, namun karakter Cori justru membuktikan bahwa bakatnya melebihi apa yang diharuskan oleh aturan-aturan masyarakat. Ia yakin bahwa dirinya bisa sukses tanpa harus melalui tahap-tahap normal yang kaku, yaitu dengan berkuliah terlebih dahulu.
Sang ayah yang membawa segala beban
Sementara harus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi pernikahan sang putri, Billy juga dihadapkan dengan masalah perceraiannya. Lahir dengan keadaan yang tak mudah membuat Billy terlalu khawatir bahwa nasib keluarganya akan sama seperti dirinya dulu. Hal inilah yang membuat sang istri lelah.
Dalam hal ini, sang ayah sangat jelas menaruh segala beban di pundaknya. Karakternya dibuat patriarki, di mana laki-laki seharusnya bisa mengatur segala hal dan mesti terlihat kuat, jantan, dan mampu berdiri sendiri. Sayangnya, dunia tak lagi seperti dahulu yang ia kenal. Mau tak mau, Billy mengikuti zaman dan menyerahkan segala keinginan kepada putrinya.
Penyatuan dua keluarga dengan cara mengharukan
Akhir cerita cukup mengharukan dan ya…seperti film tentang pernikahan pada umumnya. Lewat pidato yang terasa kurang hangat dari Andy Garcia, harapan untuk membuat ‘Father of the Bride’ lebih memorable justru jadi gagal.
Seperti bisa ditebak, masalah antara Ingrid dan Billy – yang telah berjalan selama setahun – secara mendadak selesai begitu saja. Tidak ada pendekatan yang mendalam atau heart-to-heart antara kedua pasangan senior tersebut. Adapun unsur komedi ‘Father of the Bride’ juga kurang terasa, dan mungkin lebih cocok mengkategorikan film tersebut selayaknya drama saja.
Kesimpulan
‘Father of the Bride’ mungkin bukanlah film yang menampilkan kesempurnaan dari segi cerita, namun tetap mampu menghibur secara keseluruhan. Para penonton akan disuguhkan dengan pemandangan Miami yang indah serta keseruan dua keluarga untuk mewujudkan pernikahan anak-anaknya.
Selain itu, film ini juga menampilkan banyak hal-hal yang relate dengan cerita atau konsep pernikahan yang biasanya diinginkan oleh anak muda zaman sekarang. Dengan kata lain, ‘Father of the Bride’ tidak hanya menyuguhkan cerita mengenai perjuangan sang ayah untuk mengikhlaskan anak perempuanya, melainkan usahanya juga untuk beradaptasi dengan perubahan dunia.
Director: Gary Alazraki
Cast: Andy Garcia, Gloria Estefan, Adria Arjona, Diego Boneta, Isabela Merced.
Duration: 117 minutes
Score: 6.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Father of the Bride
Pasangan senior Billy dan Ingrid dikejutkan dengan pemberitahuan puteri mereka, Sofia, tentang pacar barunya, Adan – yang telah menjadi tunangannya – serta rencana mereka untuk segera melakukan pernikahan dan memulai hidup baru di Meksiko.