Review Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Kekacauan alam semesta untuk mewujudkan mimpi Scarlett Witch.

“Every night, the same dream. Every morning, the same nightmare,” – Wanda Maximoff (Doctor Strange in the Multiverse of Madness).

 

Setelah lebih dari satu dekade, film-film keluaran dari Marvel Cinematic Universe mengikuti premis berdasarkan sumber aslinya yaitu komik dan secara bertahap berkembang lebih dalam sesuai dengan masing-masing plotnya.

Akan tetapi Fase Keempat dari Marvel Cinematic Universe tampaknya bertekad untuk menawarkan sesuatu yang berbeda. Terutama komitmen untuk sepenuhnya menghancurkan gagasan realitas berdasarkan obsesi barunya lewat konsep multiverse.

Acara-acara serial tv dari Disney Plus, seperti ‘Wanda Vision,’ ‘Loki,’ ‘What if’ dengan berbesar hati, semuanya berlomba-lomba mencoba gagasan tentang banyak alam semesta dengan kemungkinan tak terbatas.

Dan mencapai puncaknya dalam film ‘Spiderman: No Way Home’ yang secara cerdik memanfaatkan realitas alternatif untuk menghadirkan kembali sejumlah besar karakter yang sudah akrab dikenal. Sekarang ini Doctor strange in the Muktiverse of Madness hadir untuk mengacaukan realitas kita semua.

Sinopsis Film

© Marvel Studios

Dr. Strange (Benedict Cumberbatch) mencoba mencari tahu siapa yang mengejar America Chavez (Xochitl Gomez), seorang gadis dengan kemampuan untuk melintasi multiverse. Untuk memecahkan masalah ini, Stephen Strange memutuskan meminta bantuan kepada penyihir yang paling kuat yang ia kenal, Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen).

Namun ternyata Wanda alias Scarlett Witch memiliki rencananya sendiri untuk America yang menempatkan semuanya dalam bahaya.

Munculnya bebagai varian karakter Dr. Strange

© Marvel Studios

Premis sekuel Dr. Strange ini hampir mirip dengan film komedi fiksi ilmiah berjudul ‘Everything Everywhere All at Once’ yang dibintangi Michelle Yeoh dan menghadirkan berbagai alam semesta paralel.

Film ke-28 dari MCU ini dibuka dengan tidak membuang waktu langsung masuk ke rangkaian aksi berkecepatan tinggi. Di mana kekuatan makhluk dari dimensi lain, datang dan memburu seseorang gadis dengan kemampuan unik.

Seseorang gadis bernama America Chavez menceritakan kisahnya kepada Dr. Strange yang tampaknya mustahil tentang ancaman dan bahaya bagi multiverse.

Karena konsep multiverse itu pun merupakan sesuatu yang masih baru dan asing bagi mantan Sorcerer Supreme tersebut. Ia pun datang menemui Wanda meminta bantuannya dan di sinilah asal muasal segala sesuatunya malah membuat semuanya menjadi bertambah rumit.

Seperti judulnya ‘Multiverse of Madness’, film ini menampilkan karakter-karakter dari Stephen Strange dari satu realitas ke realitas lainnya. Sebetulnya sisi multiverse ini dimulai dicoba untuk sedikit diperkenalkan dalam ‘Spiderman: No Way Home’, yaitu gagasan tentang alam semesta alternatif di mana segala seseatunya bisa terasa sedikit berbeda dari diri kita sendiri.

Dan sebagian besar Multiverse of Madness adalah tentang Strange yang bertemu dengan versi berbeda dari dirinya sendiri.

Perpaduan aksi, horor dan komedi

© Marvel Studios

Doctor Strange in the Multiverse of Madness dipenuhi visual yang memukau dan rangkaian aksi yang luar biasa. Film ini dipenuhi juga dengan banyak adegan pertempuran besar yang tentunya menggunakan berbagai kemampuan sihir.

Dengan setiap adegan yang berlalu, Multiverse of Madness berkembang semakin berbelit-belit dan gelap ke arah ‘chaos’. Beberapa plot yang terjadi sedikit mengingatkan kita akan estetik dari film-film horor, ketika monster, pembunuh dan entitas jahat lainnya mengintai di sudut-sudut kegelapan.

Sam Raimi sebagai sutradara ‘menerapkan’ estetika horornya yang dia rintis dalam trilogi Evil Dead. Raimi dalam film MCU ini juga menyuntikkan film tersebut  dengan nuansa jump scare yang efektif memberikan ketegangan khas film horor. Selain itu ia pun sukses memadukan antara horor dan komedi ke dalam narasinya.

Gaya pengambilan gambarnya yang khas pun cukup jelas terlihat di film ini, dengan close up yang ekstrim, potongan-potongan gambar cepat dan angle kamera yang diambil miring atau yang dikenal sebagai istilah “dutch angle”).

Dutch angle sendiri sebenarnya banyak dipakai dalam film-film bernuansa horor atau thriller untuk menggambarkan kegelisahan atau ketegangan psikologis dalam karakter atau pun subjek yang sedang dinarasikan.

Sisi gelap dua karakter

© Marvel Studios

Benedict Cumberbatch tetap tampil memukau sebagai seorang mantan ahli bedah yang sekarang memiliki keahlian sihir tinggi. Karakternya yang arogan, sedikit tergesa-gesa masih terlihat di sini, walaupun dibandingkan dengan film pendahulunya, ‘Doctor Strange’ (2016) ia menjadi sedikit lebih rendah hati di sini.

Dan yang paling menonjol dalam karakternya yang sekarang adalah ketidakmampuannya untuk terhubung pada tingkat terdalam dengan cinta terbesar dalam hidupnya, Dr. Christine Palmer (Rachael McAdams) yang tetap berada di luar jangkauannya, bahkan ketika mereka bertemu di sisi lain dunia.

Stephen Strange menyadari dirinya juga menyesal atas hidupnya dan mengalami rasa kesepian mendalam, kalau cinta dalam hidupnya tidak menemukan balasannya.

Satu hal yang mengesankan di film ini adalah kinerja dari Elizabeth Olsen, sebagai Wanda Maximoff. Ia perlahan mundur dengan hidup menyendiri di hamparan lahan pertanian yang tenang.

© Marvel Studios

Setelah peristiwa tragis yang menimpanya dalam “Wanda Vision”, Olsen terus menangkap dengan sempurna kesedihan Wanda yang melumpuhkan yang sekarang membawanya ke sisi gelap.

Olsen terus pula menambahkan lapisan kedalaman karakter yang dapat merobek jalinan semua dunia ketika dirinya yang rusak menyerah pada kegelapan. Sisi emosionalnya penuh amarah dan mengancam sekaligus memilukan.

Dan mungkin yang paling melekat dalam memori kita, bahwa kisah ini bukanlah kisah tentang Stephen Strange tetapi mimpi buruk eksistensial yang menelan Wanda Maximoff dengan tragisnya. (Untuk memahami lebih dalam, menonton serial ‘Wanda Vision’ menjadi suatu keharusan untuk memahami dinamika emosional Wanda dalam film ini).

Kesimpulan

Alam pikiran kita mungkin mulai mengembara dan bertanya-tanya mengapa kita begitu terpaku pada alam realita yang ada saat ini. Mungkin dan mungkin karena kita semua mendambakan jalan keluar dari garis waktu ini.

Ini merupakan kesempatan kedua atau pengulangan agar segalanya bisa menjadi lebih baik, bukankah lebih baik untuk membuka portal ke dunia yang seperti milik kita tetapi sedikit berbeda. Mungkin mereka memiliki beberapa hal yang tidak kita miliki di sini.

 

Director: Sam Raimi

Cast: Benedict Cumberbatch, Elizabeth Olsen, Benedict Wong, Rachael McAdams, Chiwetel Ejifor, Xochitl Gomez, Michael Stuhlbarg

Duration: 126 minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Doctor Strange in the Multiverse of Madness

7.4 Score

Dr. Strange (Benedict Cumberbatch) mencoba mencari tahu siapa yang mengejar America Chavez (Xochitl Gomez), seorang gadis dengan kemampuan untuk melintasi multiverse. Meminta bantuan Wanda (Elizabeth Olsen), ternyata semua mulai berjalan secara tak terduga.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version