Sebelum kita membahas review anime ini, kita bahas sedikit mengenai latar belakangnya. ‘Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba’ adalah manga bergenre petualangan fantasi karya dari Koyoharu Gotoge. Manga ini terbit di Weekly Shonen Jump mulai dari 2016 sampai 2020, dan terbit sebanyak 23 volume.
Dan karena kepopulerannya tersebut, manga ini lalu diadaptasi ke dalam serial anime pada tahun 2019, dibuat sebanyak 26 episode. Sekuelnya lalu langsung dirilis ke dalam versi layar lebar di tahun 2020 yang berjudul ‘Demon Slayer the Movie: Mugen Train’.
Demon Slayer berlatar belakang fiksi di Jepang pada Periode Taisho (1912-1926), menceritakan kisah tragis Tanjiro Kamado dan saudara perempuannya, Nezuko yang menjadi yatim piatu setelah keluarganya dibantai iblis. Tanjiro lalu bertekad untuk menjadi pembunuh iblis yang kuat demi untuk menyelamatkan Nezuko yang berubah menjadi iblis dan membalas pembunuhan keluarganya. Dia memulai petualangannya bersama Nezuko dan bertemu teman-teman yang dapat diandalkan seperti Zenitsu Agatsuma dan Inosuke Hashibira.

Film animasi Demon Slayer ini berhasil menggeser posisi ‘Spirited Away’ sebagai film terlaris sepanjang masa di Jepang. ‘Demon Slayer the Movie: Mugen Train’ berhasil meraup keuntungan sebesar 54 milyar Yen atau sebesar Rp 729 milyar. Sebelumnya, ‘Spirited Away’ yang diproduksi oleh Studio Ghibli dan dirilis pada tahun 2002 lalu, berhasil meraih pendapatan sebesar 30,8 milyar Yen.
Film ini berkisah ketika Tanjiro dan kawan-kawannya menaiki sebuah kereta untuk menyelidiki serangkaian serangan yang dilakukan oleh iblis. Dalam petualangan kali ini mereka mendapatkan sekutu baru dan menemukan musuh baru di dalam kereta misterius ini. Dan dengan segera mereka mengetahui bahwa musuh baru ini ternyata jauh lebih berbahaya dan tanpa mereka sadari juga ada kekuatan lain yang besar dan sama berbahayanya sedang mengintai mereka semua.

Adegan pembuka menampilkan pemimpin Korps Pembasmi Iblis, Kagaya Ubuyashiki sedang berziarah ke kompleks kuburan tempat di mana para anggota Korps pembasmi Iblis tersebut dimakamkan. Terlihat pada latar belakang kompleks tersebut lansekap pemandangan diperlihatkan cukup detil.
Dan selama film ini diputar terlihat lansekap alam yang ada seperti matahari terbit, butiran salju, refleksi bayangan yang tercermin di permukaan air terlihat realistis. Studio Ufotable yang membuat film animasi ini berhasil memperlihatkan pemandangan yang spektakuler. Studio ini berhasil secara nyata menggabungkan teknik ilustrasi yang digambar secara tradisional atau 2D dengan penggomposisian teknik digital 3D sehingga menampilkan kesan yang unik dan cukup kuat dalam menggambarkan beberapa adegan atau peristiwa yang terjadi.

Film ini pada awalnya dimulai dengan cukup lambat dan membosankan, tidak memberikan penampilan seseatu yang cukup berarti bagi para penontonnya. Tetapi menjelang pertengahan film ini diputar sedikit demi sedikit intensitas dari konflik yang bermunculan mulai meningkat hingga pada akhirnya sampai pada klimaks yang cukup memuaskan.
Cerita yang ada turut terbantu oleh musik latar belakangnya, keindahan dari animasinya serta sentuhan emosional di antara para karakternya, sehingga walau pun plot cerita yang ditampilkan kurang mendalam pada akhirnya dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi yang menontonnya atau para fans Demon Slayer.
Berbagai aksi dan adegan pertarungan yang terjadi juga berlangsung cukup seru, audiens dapat menyaksikan pertarungan penuh diantara dua karakter yang sangat kuat di film saling bertukar pukulan begitu kuat, beradu strategi dan saling menjatuhkan semangat lawannya.

Salah satu keunggulan film ini selain mampu menyajikan keindahan dari sisi visualnya, juga berhasil menyajikan adegan-adegan mengharukan dengan pas di plot ceritanya. Kisahnya sendiri menekankan bahwa yang penting bukanlah kekuatan melainkan hati. Dan seperti dikatakan oleh Rengoku Kyojuro di akhir film, dia berkata bahwa “menjadi tua dan sekarat” itulah takdir menjadi manusia dan itulah indahnya menjadi manusia.
Dan karena film animasi ini merupakan kelanjutan langsung dari serial anime di televisi, bagi para audiens yang ingin menonton film ini sangat disarankan untuk menonton serialnya terlebih dahulu. Dengan begitu audiens dapat memahami secara lebih mendalam tentang alur cerita yang terjadi dari kisah Demon Slayer dan terutama dari latar belakang karakter yang berperan di sini.

Tentang aspek pengembangan karakter di film ini, penampilan Tanjiro memang lebih ditonjolkan dibanding kedua rekannya yang lain yaitu Zenitsu dan Inosuke. Tetapi hal sebetulnya terjadi adalah film ini lebih berfokus pada karakter Hashira, Rengoku Kyojuro.
Dan ada kejutan yang menanti di akhir film ini yang memberikan petunjuk untuk film selanjutnya. Justru di akhir film inilah yang menjadi klimaks dari ‘Demon Slayer the Movie: Mugen Train’.
Director: Haruo Sotozaki
Voice Cast: Natsuki Hanae, Akari Kito, Yoshitsugu Matsuoka, Hiro Shimono, Satoshi Hino, Junya Enoki
Duration: 117 minutes
Score: 7.5/10
The Review
Demon Slayer the Movie: Mugen Train
'Demon Slayer the Movie: Mugen Train' berkisah ketika Tanjiro dan kawan-kawannya menaiki sebuah kereta untuk menyelidiki serangkaian serangan yang dilakukan oleh iblis. Dalam petualangan kali ini mereka mendapatkan sekutu baru dan menemukan musuh baru di dalam kereta misterius ini. Dan dengan segera mereka mengetahui bahwa musuh baru ini ternyata jauh lebih berbahaya dan tanpa mereka sadari juga ada kekuatan lain yang besar dan sama berbahayanya sedang mengintai mereka semua.