Review Decision to Leave (2022)

Kisah cinta unik yang dibalut dengan misteri pembunuhan.

“Membunuh itu seperti merokok, awalnya saja yang sulit,” – Hae-joon (Decision to Leave).

 

Park Chan-wook kembali menghadirkan film terbaru di tahun ini. Berjudul Decision to Leave, film ini sukses disutradarai, ditulis, dan diproduksi olehnya bersama dengan Moho Film dan CJ Entertainment.

Dibintangi oleh Tang Wei (Lust, Caution) dan Park Hae-il (The Host, Memories of Murder), Decision to Leave telah ditayangkan perdana di festival film dengan beragam pujian dari para kritikus. Film ini juga dibintangi Lee Jung-hyun, Go Kyung-pyo, dan Park Yong-woo.

Film ini menjadi pembuktian Park Chan-wook bahwa ia bisa mendapatkan penghargaan untuk kategori Best Director melewati para pesaingnya di Festival Film Cannes, termasuk Hirokazu Kore-eda, Claire Denis, hingga David Cronenberg.

Sinopsis

‘Decision to Leave’ mengikuti Hae-joon (Hae-il), seorang detektif yang sedang menyelidiki kematian misterius seorang pria yang jatuh dari puncak gunung. Saat ingin menangkap tersangka, dia bertemu dengan istri dari pria tersebut, Seo-rae (Wei), yang tampaknya merupakan pelaku dari kematian mendadak suaminya.

Namun, saat Hae-joon menggali lebih dalam, ia justru tertarik pada Seo-rae hingga kerap mengaitkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Tanpa disadari sang detektif, prinsip dan hidupnya mulai berubah seiring dengan tumbuhnya perasaan Hae-joon.

Di sisi lain, Seo-rae mulai berambisi untuk selalu bersama Hae-joon, ketika rahasia kelam yang ia miliki mulai terkuak keluar.

Kisah cinta yang rumit, tidak biasa, serta berbalut misteri pahit

‘Decision to Leave’ merupakan salah satu film yang pintar mencampuradukkan perasaan. Hae-joon, detektif yang jauh dari rumah dan kekurangan cinta – selain dari kasus pembunuhan, tiba-tiba bertemu seorang wanita cantik bernama Seo-rae. Sekilas, penonton mungkin akan langsung mengetahui bahwa Hae-joon telah tertarik sejak awal pertama.

© CJ Entertainment

Alih-alih berkenalan, Hae-joon justru terlihat menumbuhkan ketertarikannya dengan menelisik lebih jauh kehidupan Seo-rae. Perasaannya digambarkan secara halus dan tak terburu-buru. Tidak hanya itu, Chan-wook juga sangat pintar memperlihatkan bahwa mereka sepertinya adalah pasangan di dunia yang berbeda.

Hal-hal tersebut dibuktikan dengan sangat jelas, seperti ketika Hae-joon dan Seo-rae membersihkan meja makan masing-masing, seakan sudah mengenal sejak lama. Padahal, keduanya baru saja bertemu bahkan dalam sebuah kasus pembunuhan. Adapula adegan di mana Seo-rae membantu sang detektif untuk mengatasi masalah sulit tidurnya. Sangat miris, mengingat justru orang asing yang terasa lebih dekat dengan hidup kita.

Sayangnya, kisah cinta mereka tak semudah hal yang seharusnya. Hae-joo memiliki istri, sementara Seo-rae kembali dicurigai sebagai tersangka pembunuh suaminya. Banyak hal yang membuat Hae-joon menyukai sang wanita, sementara satu alasan cukup untuk menghancurkan kenangan mereka berdua.

© CJ Entertainment

‘Decision to Leave’ sayangnya tampil sebagai kisah cinta yang sangat intim. Meski tanpa adegan ranjang, atau jarangnya kontak fisik, film tersebut rasanya mampu menampilkan chemistry secara alami dari dua manusia yang tengah dimabuk asmara.

Sinematografi yang sangat apik

Sebenarnya, begitu sulit menjelaskan bagaimana ‘Decision to Leave’ bisa tampil dengan sangat indah. Secara keseluruhan, pengambilan gambar direkam sangat baik oleh sinematografer. Mulai dari adegan awal, di mana penonton diperlihatkan cara tidak biasa sang detektif, ketika menelusuri jejak kematian lelaki desa.

© CJ Entertainment

Berbagai sudut dan teknik bisa sajak digunakan oleh Kim Ji-yong selaku sinematografer untuk menarik perhatian para penonton. Namun, ia tidak sembarangan memberikan transisi gila demi memudahkan penyampaian jalan cerita. Tanpa banyak kata, setiap adegan digambarkan melalui visualisasi yang menceritakannya sendiri, agar penonton lebih bisa menafsirkan sendiri beragam makna yang coba diberikan oleh sutradara.

Di akhir cerita, keindahan juga tidak kalah menariknya. Ombak yang mengulum, kengerian kolam renang penuh darah, hingga dinginnya salju yang menusuk, membuat ‘Decision to Leave’ lebih hidup berkat visualisasi yang tersaji, dibandingkan lewat kata-kata.

Masih ada tokoh yang tidak berkembang

Memang, ‘Decision to Leave’ banyak memperlihatkan karakter pendukung yang mengelilingi dua sinar cerita bintang utama. Namun, rasanya sungguh sayang jika karakter-karakter ini masih kurang dikembangkan dengan baik. Istri dari Hae-joon, Jung-an (Lee Jung-hyun), serta partner sang detektif, Soo-wan (Go Kyung-pyo), menjadi korban dari cerita dan kisah cinta mereka.

© CJ Entertainment

Tampil cukup vokal di awal-awal cerita, Soo-wan kemudian menghilang usai ditusuk oleh pelaku yang sedang dikejar. Adapun Jung-an, kerap datang-dan-pergi menampilkan kepolosan lewat pemikiran ilmiahnya. Sayang, bagi saya, masih ada banyak hal yang tidak terjelaskan jika melihat film ini hanya sekali. Dengan kata lain, ‘Decision to Leave’ bukanlah sebuah film kisah cinta yang mudah dimengerti serta memiliki jalan cerita yang cukup rumit namun tetap menyentuh.

Kesimpulan

Lewat film ‘Decision to Leave’, rasanya Park Chan-wook memang pantas menerima penghargaan di Festival Film Cannes. Kisah cinta yang berbalut misteri pembunuhan ini tidak hanya menyajikan cerita yang penuh drama, namun juga sinematografi yang indah dan menarik untuk dipandang mata.

Selama dua jam, mungkin saja penonton akan bosan. Namun, kegilaan mereka sepertinya mampu menahan rasa kantuk, terlebih jika sabar menunggu hingga akhir film.

Director: Park Chan-wook.

Cast: Tang Wei, Park Hae-il, Go Kyung-pyo, Lee Jung-hyun, Kim Shin-Young.

Duration: 138 minutes

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Decision to Leave

8 Score

Mengikuti kehidupan Hae-joon (Hae-il), detektif yang sedang menyelidiki kematian misterius seorang pria yang jatuh dari puncak gunung. Ketika kecurigaan jatuh pada sang istri,Seo-rae (Wei), Hae-joon justru memiliki perasaan yang lebih kepadanya.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version