Masih ingat dengan film horor komedi Thailand bertajuk ‘Pee Mak’ yang tayang pada tahun 2013 lalu? Film yang diangkat berdasarkan adaptasi cerita rakyat negeri Siam tersebut telah menjadikan ‘Pee Mak’ sebagai film terlaris sepanjang sejarah perfilman Thailand.
Pasalnya selain diangkat dari mitos legendaris negeri Gajah Putih tersebut, daya tarik lain dari film itu adalah pengemasan ceritanya yang dibalut dengan bumbu komedi.
Dan setelah sembilan tahun berlalu sebuah sequel dari Pee Mak yang berjudul ‘Daeng’ atau berjudul asli ‘Daeng Phra Khanong’ dirilis tahun ini. Film ini disutradarai oleh Jack Chaleumpol Tikumpornteerawong, film ini akan menjadi debutnya sebagai seorang sutradara. Sebelumnya, Jack aktif sebagai aktor pendukung di berbagai film dan drama.
Sinopsis Film
Daeng menceritakan kisah anak yang meninggal dengan nama sama dari hantu perempuan bernama Nak. Namun orang-orang desa tidak menunjukkan rasa takut seperti yang mereka takuti pada ibunya. Sebaliknya, mereka melindungi hantu anak-anak ini dan menyembunyikan fakta bahwa Daeng adalah hantu tapi tampaknya rahasia ini tidak bisa disimpan berlama-lama.
Pada saat yang sama, Daeng juga dicurigai menyebarkan teror ke penduduk desa. Apakah yang sebenarnya sedang terjadi, apa benar hantu Daeng telah bertransformasi menjadi hantu jahat?
Kisah Pee Mak yang berlanjut
Untuk mendapatkan gambaran lengkap dari kisah ini, ada baiknya kita melihat kisah pendahulunya yaitu Pee Mak. Film ini menceritakan tentang Mak (Mario Maurer) yang pergi berperang saat istrinya Nak (Davika Hoorne) tengah mengandung. Selama kepergian suaminya, Nak menghembuskan napas terakhirnya saat berjuang untuk melahirkan anak mereka. Seusai perang, Mak kembali ke desanya bersama empat kawan tentaranya.
Namun, kepulangan mereka justru disambut desas-desus bahwa nak telah menjadi hantu. Nak dan Mak tetap menjalin hubungan yang harmonis. Keduanya diliputi kebahagiaan karena anak mereka bernama Dang (Daeng) telah lahir.
Namun, bayi tersebut sebenarnya adalah hantu, sama seperti Nak. Memang dalam Pee Mak, hanya terdapat cerita mengenai Mak dan Nak. Selanjutnya, nasib Daeng tidak diketahui. Dan kisah kelanjutannya ada dalam film ini.
Daeng memang telah tumbuh menjadi anak-anak, ia memiliki wujud layaknya manusia. Bahkan, Daeng pun berteman dan bermain dengan anak-anak lainnya. Namun, fakta bahwa dirinya adalah hantu tetap menjadi momok tersendiri bagi orang-orang di sekitarnya. Jack Chaleumpol lebih memilih pendekatan tentang kisah persahabatan antara Daeng dan anak-anak di desanya, ia juga menyajikan premis tentang hantu yang lebih disukai orang-orang daripada menimbulkan ketakutan.
Lupa pada cerita yang ingin disampaikan
Cerita dalam Daeng sebenarnya tidak rumit, namun gaya berceritanya justru membuat kebingungan. Dengan memiliki durasi yang cukup terbilang pendek (hanya sekitar satu setengah jam saja-red), setengah dari film ini yang pada dasarnya menyajikan perkenalan karakter dan dasar cerita dibuat cukup bertele-tele dengan banyak detail cerita yang sebenarnya tidak diperlukan.
‘Daeng’ bahkan tidak fokus pada inti ceritanya, yaitu tentang pencarian diri seorang hantu kecil untuk menemukan orang tuanya atau ikatan antara sahabat yang dapat melampaui perbedaan batas di antara yang hidup dan yang sudah mati. Film ini seakan hanya berfokus pada eksploitasi komedinya, akan tetapi lupa pada cerita yang disampaikan. Segala sesuatunya menjadi kurang mendalam dan bahkan terkesan dangkal.
Kesimpulan
Daeng Phra Khanong sebetulnya memiliki ide cerita yang cukup menarik tapi sayangnya tidak didukung oleh naskah yang berbobot. Cukup menghibur dan membuat yang menonton tertawa, tetapi hanya sebatas itu saja dan tidak meninggalkan kesan yang cukup mendalam seperti yang terjadi pada film pendahulunya.
Director: Jack Chaleumpol Tikumpornteerawong dan Watcharapong ‘X’ Pattama
Cast: Melik Efe Aigun, Maki Machida, Boat Kamsingh, Bikeweek Surachai, MJ Superten, Mum Jokmok, Pong Kapol, Mr. Mongkol Saatbunyapat
Duration: 97 minutes
Score: 6.2/10
WHERE TO WATCH
