“You know why God made farts smell? So deaf people could enjoy them too.” – Frank Rossi.
Film yang satu ini memang sudah lama dinantikan Cineverse, terlebih sejak ia memenangkan banyak penghargaan bergengsi yang diikutinya. Film berjudul ‘CODA’ ini memenangkan penghargaan sutradara terbaik di Palm Springs International Film Festival 2021. Lebih fenomenalnya lagi di ajang Sundance Film Festival 2021, film ini memperoleh empat penghargaan sekaligus, yaitu Audience Award, Directing Award, Grand Jury Prize dan U.S. Dramatic Special Jury Award.
Dan apa yang telah diraih ‘CODA’ bukan sekedar penghargaan tentunya, dan karena itulah Cineverse berkesempatan menonton film ini secara langsung secara streaming di Apple TV+, karena film ini sendiri sudah diakuisisi Apple Studios pada 30 Januari 2021 dengan nominal 25 juta dollar Amerika.
‘CODA’ sendiri merupakan remake dari film peraih banyak penghargaan asal Prancis, ‘La Famille Bélier’ yang dirilis pada tahun 2014. Kini di remake terbarunya ini, ‘CODA’ ingin memperlihatkan sesuatu yang akan menyentuh lubuk hati kita yang paling dalam, dan sangat mengharukan.

‘CODA’ mengisahkan Ruby Rossi (Emilia Jones), seorang remaja rendah diri dan duduk di bangku SMA, tinggal Bersama keluarganya di Gloucester, Massachusetts. Dia menghabiskan hari-harinya bekerja di perahu penangkap ikan bersama keluarganya, mendengarkan musik sambil bersepeda keliling kota.
Tapi sehari-hari di sekolahnya, ia sering dirundung oleh sesama temannya, karena mempunyai orang tua yang tak bisa mendengar atau tuli. Karena hal itu pula, Ruby termasuk kategori seorang CODA (Child of Deaf Adults) atau anak dari orang tua yang tak bisa mendengar atau tunarungu.
Ibunya, Jackie (Marlee Matlin), ayahnya Frank (Troy Katsur), dan kakak laki-laki Leo (Daniel Durant), yang semuanya tunarungu, sangat tergantung pada Ruby untuk menghubungkan mereka dengan dunia orang normal dengan segala pendengaran yang tak mereka miliki, terutama di dermaga, tempat para nelayan seperti Frank seringkali dibohongi oleh makelar ikan yang membeli murah ikan tangkapan mereka.
Sementara Ruby melakukan semua yang bisa ia lakukan untuk membantu bisnis keluarganya tetap berjalan. Dia tetap bersekolah dengan yang anak-anak lainnya, dia pun juga suka menyanyi, dan suaranya sangat bagus.
Hingga guru musiknya, Mr. Villalobos (Eugenio Derbez) menyukai suaranya dan menawarkan untuk melatihnya lebih keras lagi agar ia bisa mengikuti audisi di Berklee College of Music, sebuah sekolah musik bergengsi di Boston, dan Ruby berjuang untuk mendapatkan beasiswa di sekolah tersebut.

Namun gagasan untuk melanjutkan kuliah sama sekali ditolak mentah-mentah oleh keluarganya, yang sangat menggantungkan semuanya pada Ruby. Dan Ruby berontak lebih keras karena keluarganya sendiri tak yakin suara Ruby bagus karena mereka sendiri tak bisa mendengar.
Walau begitu, keluarganya tetap hadir saat Ruby bernyanyi bersama teman2-nya saat pentas di sekolah, dan walaupun mereka tak bisa mendengar, mereka bisa melihat ekspresi orang lain yang menonton Ruby menyanyi. Ada yang menganggukkan kepalanya sambil menikmati lagu tersebut, dan ada pula yang menangis mendengar lagu tersebut.
Pemandangan itu makin meyakinkan orang tua Ruby kalau anaknya itu sungguh bisa bernyanyi dengan bagus. Apakah nantinya Ruby diterima di sekolah yang ia inginkan itu? Dan kepergiannya tetap direlakan sepenuhnya oleh keluarganya?
Sangat jarang kita melihat penampilan pemain film tunarungu memainkan karakter tunarungu. Kebanyakan yang memerankan karakter itu adalah pemain yang mempunyai pendengaran normal, dan seringkali diperankan dengan baik. Namun film ‘CODA’ ini sungguh luar biasa dalam memilih cast pemainnya. Bagaimana tidak luar biasa, ‘CODA’ secara terang-terangan menceritakan kisah keluarga tunarungu yang semuanya diperankan oleh pemain tunarungu dan anak perempuan mereka yang normal.
Film ini memang sangat indah memainkan narasinya. Keunikan sebuah keluarga tak hanya dilihat dari bagaimana kehidupan mereka sehari-hari, tapi keluarga Rossi dengan segala kekurangannya berusaha hidup layaknya keluarga normal lainnya. Dan yang melekatkan mereka dengan dunia normal adalah Ruby.

Sang sutradara sekaligus penulis ‘CODA’, Sian Heder dengan cerdasnya memasukkan narasi bahasa isyarat dan bahasa percakapan kita sehari-hari dengan sangat mulus. Terlebih saat pementasan Ruby bernyanyi di sekolah, kita diajak masuk ke dunia orang tua Ruby yang penuh kesunyian, di mana mereka tak bisa mendengar apa-apa dan hanya melihat ekspresi orang yang bersukacita mendengar anak mereka bernyanyi dengan indahnya.
Penempatan timing yang tepat, bagi kita sebagai orang normal memahami mereka dengan segala keterbatasannya, berusaha untuk dapat membayangkan sesuatu yang sulit mereka gapai. Tapi mereka mau berusaha, dan momen itu sangat mengharukan, dan Sian Heder mampu melakukan hal tersebut.
Emilia Jones sendiri tampil luar biasa bagus dan mampu bekerja keras menghidupkan film ini dengan karakter Ruby yang sederhana namun bertalenta. Sementara keluarga Rossi lainnya mampu melakukan karakternya masing-masing dengan baik dan tak ada yang mereka tutupi.
Mereka berlaku sebagaimana keluarga normal lainnya, dan hal itulah yang kadang membuat Ruby sering dirundung oleh teman-temannya. Seperti misalnya, sang ayah menjemput Ruby menggunakan mobil bak terbuka Bersama ibunya dengan mendengarkan musik hip-hop dengan suara sangat kencang. Padahal mereka sama sekali tak bisa mendengar.
Atau saat teman Ruby datang untuk berlatih menyanyi, tiba-tiba terdengar suara eluhan saat ayah dan ibu Ruby sedang bercinta di kamar sebelah, yang membuat Ruby malu luar biasa dan kabar itu menyebar cepat hingga ke sekolah.

Semua elemen teknis pun disini berpadu sama baiknya, terutama scoring-nya yang sangat indah, juga sinematografi film ini yang kaya warna. Walaupun film ini bisa diprediksi ceritanya, tapi ‘CODA’ sangat mampu menghibur kita dengan kelucuannya yang alami, tak dibuat-buat dan muncul begitu saja.
Film ini akan membuat kita terharu sekaligus menghadirkan tawa hingga akhir cerita, sekaligus menghangatkan jiwa kita. Dengan tampilan sinematik yang luar biasa, kita akan terhanyut dalam kisahnya yang lembut mengalir dan membuat kita lebih sentimental.
Karakter dalam film ini akan membuat kita lebih bisa berempati kepada mereka yang mempunyai kekurangan, sekalipun mereka tak mengharapkan bantuan kita. Karena lewat perjuangan mereka, kita sadar kalau masih banyak orang seperti mereka di sekeliling kita, dan mereka pun mampu berbuat lebih dengan apa yang mereka miliki sekarang.
Director: Sian Heder
Cast: Emilia Jones, Marlee Matlin, Troy Katsur, Daniel Durant, Eugenio Derbez, Amy Forsyth
Duration: 111 Minutes
Score: 8.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
CODA
Sebagai CODA (Child of Deaf Adults), Ruby adalah satu-satunya orang yang bisa mendengar di keluarga tunarungunya. Ketika bisnis perikanan keluarganya terancam, Ruby menemukan dirinya terbelah antara mengejar kecintaannya pada musik dan ketakutannya meninggalkan orang tuanya.