“Kalo lo terus-terusan rese kayak gini, ya lo dikeluarin lah dari sekolah,” – Yoko (Clandestine).
KlikFilm bulan ini merilis tiga film original yang salah satunya adalah ‘Clandestine’. Menceritakan sebuah penyanderaan seorang siswi dan ayahnya, film ini termasuk ke dalam genre drama thriller yang akan membuat penonton terkejut dengan berbagai twist yang ditampilkan.
Tiga pemain utama, Abun Sungkar, Dannia Salsabilla, dan Shareefa Daanish, menunjukkan bahwa perbedaan umur yang cukup jauh tidak menghalangi mereka untuk bertukar pengalaman dan ilmu dalam film ini.
Abun dan Dannia yang sebelumnya membintangi film remaja dengan genre drama romansa, menyatakan cukup excited dengan genre yang baru ini bagi mereka. Selain Abun, Dannia, dan Shareefa, ada juga pemain lain seperti Faryangga Zakariya, Tegar Satrya, Dadang Sopiyan, Adnan Putra Djani, dan lainnya.
Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, ‘Clandestine’ menjadi film yang mengangkat isu perundungan dan penyanderaan yang kejam.
Sinopsis
Seorang siswa bernama Damar (Abun Sungkar) sering dirundung oleh para siswa lain. Yoko (Dannia Salsabilla) yang melihat kejadian tersebut langsung melapor kepada salah satu guru mereka, Ibu Puspa (Shareefa Daanish). Yoko yang tahu bahwa Damar memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain memahami kondisinya dan tetap mau berteman dengan Damar.
Suatu hari terjadi penyanderaan salah satu siswa dan keluarganya. Polisi dengan sigap menjaga di sekitar tempat kejadian dan membuat rencana untuk membebaskan mereka. Ibu Puspa Pun dipanggil ke tempat kejadian untuk bernegosiasi dengan pelaku. Kira-kira, siapa dalang dari semua ini? Dan apakah motifnya?
Dendam terbayarkan dengan rencana yang matang
Sang penyandera yang misterius ini ternyata telah menyusun rencananya sejak jauh-jauh hari, dengan bantuan beberapa orang, ia akhirnya mendapatkan rencana yang hampir sempurna, dengan cerita yang hampir tidak mungkin. Alasannya pun sesederhana menguras harta ayah Yoko yang seorang pensiunan TNI.
Seperti kebanyakan film penyanderaan dan perampokan, film ini juga didasari uang, namun yang berbeda adalah bukan karena si penyandera membutuhkannya. Sebuah cerita latar belakang yang menyedihkan akan muncul disini dan menjawab semua alasan sang penyandera melakukan aksinya.
Film dengan tema balas dendam, perampokan, maupun penyanderaan, memang telah banyak dirilis di seluruh dunia. Yang membedakan terkadang hanya bagaimana aksi tersebut berakhir, apakah disertai twist, atau memiliki latar belakang yang menarik dan mind-blowing. Dalam film ‘Clandestine’, aksi sang penyandera yang menyusun rencana sejak lama, membuat identitasnya semakin sulit dikenali.
Twist menegangkan, namun cara membangun ceritanya agak lemah
Menonton film dengan genre apapun pasti akan selalu menarik jika ada kejutan yang ditemui di tengah-tengah maupun akhir film. ‘Clandestine’, dengan alur cerita maju dan mundur, membuat beberapa twist yang cukup menarik. Dari awal pengenalan tiap pemain, penonton diajak mengira-ngira siapa sebenarnya dalang dari penyanderaan Yoko, namun saat ditengah, beberapa twist dihadirkan.
Sayangnya, pembangunan cerita pada film ini kurang kuat. Hubungan dari satu adegan dengan adegan lain kurang kuat sehingga vibes yang dibawakan terlalu lemah bahkan cenderung seperti menonton sinetron. Dalam satu jam film, ada scene yang rasanya agak kurang menonjol dan terlalu lama, seperti scene para polisi yang cukup banyak, dan bagaimana suasana di dalam tempat kejadian yang kurang mencekam.
Salah satu elemen dalam film yang juga bisa membangun suasana adalah skoring. Skoring dalam film ‘Clandestine’ tidak begitu buruk, hanya saja kurang pas. Ada beberapa bagian dimana suara yang tidak pas dengan dialog, yang tentunya mengganggu saat menonton.
Pembentukan karakter yang kurang menarik
Adanya perundungan dalam film ini seharusnya bisa menjadi salah satu bagian cerita yang membentuk Damar di mata penonton sebagai introvert dan berkebutuhan khusus, namun, hal ini kurang diperlihatkan. Penonton dibuat bingung pada awalnya apakah ia bisu atau hanya tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya, karena Damar juga tidak memiliki dialog yang banyak. Walaupun di akhir film terjawab, namun karakter Damar menjadi blurry sepanjang film karena kurangnya cerita yang menjelaskan kondisi Damar, padahal karakternya cukup penting.
Sedangkan Yoko, sejak awal penonton sudah dapat menebak bagaimana karakternya karena ditunjukkan dalam tiap dialog, begitupula pemeran yang lain. Namun, lagi-lagi, dialog juga membawa film ini ke dalam suasana yang cenderung kaku. Beberapa adegan yang seharusnya terasa hangat dan santai malah terdengar kaku dengan dialog yang berfokus pada naskah.
Namun, disamping itu semua, para pemain mendapatkan sebuah pengembangan karakter dan perubahan yang signifikan dari awal kemunculan karakternya. Visualisasi dan pengambilan gambar juga cukup baik dengan pewarnaan film dengan suasana berbeda antara masa lalu dan masa sekarang.
Kesimpulan
‘Clandestine’ adalah sebuah film Indonesia dengan genre drama thriller yang cukup menarik tahun ini. Sayangnya, lemahnya cerita yang dibangun untuk membentuk para karakter serta membawa penonton untuk masuk ke dalam suasana, membuat film ini menjadi “bingung” dan tidak memiliki pondasi.
Namun, secara keseluruhan, film ini terbilang cukup baik secara visual. Karakter Shareefa Daanish sebagai Ibu Puspa juga dimainkan sangat apik, mengingat ia adalah salah satu aktris yang sering lalu lalang di dunia perfilman Indonesia. ‘Clandestine’ sudah bisa disaksikan di layangan streaming KlikFilm sejak 18 Februari 2022.
Director: Dyan Sunu Prastowo
Casts: Abun Sungkar, Dannia Salsabilla, Shareefa Daanish, Faryangga Zakariya, Tegar Satrya, Dadang Sopyan, Adnan Putra Djani
Duration: 59 minutes
Score: 6.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Clandestine
Seorang siswi dan ayahnya disandera oleh seseorang yang misterius. Polisi pun turun tangan dan berusaha mengeluarkan mereka. Sampai akhirnya mereka meminta bantuan pihak sekolah untuk bernegosiasi dengan pelaku.