Review Carter (2022)

Film aksi tanpa henti dari seorang mata-mata yang kehilangan ingatannya.

“I can’t remember anything!” – Carter

 

‘Carter’ merupakan film thriller aksi dari Netflix Original Korea Selatan terbaru, yang disutradarai oleh Jung Byung-gil. Film aksi-spionase ini dibintangi Joo Won sebagai Carter, bersama dengan Lee Sung-jae, Jeong So-ri dan Kim Bo-min.

Terlepas dari popularitas yang jelas dari K-Drama yang ada di Netflix, konten film biasanya jarang muncul dan tertinggal dalam hal kuantitas. Bahkan, ‘Carter’ saat ini menjadi film Korea Selatan keempat yang mendarat di Netflix pada tahun 2022.

Sayangnya, ‘Carter’ masih belum bisa memuaskan para penonton dari berbagai aspek. Layaknya film ‘Yaksha: Ruthless Operations’, ‘Carter’ hadir sebagai film yang terlalu menonjolkan aksi tanpa adanya perkembangan cerita atau bahkan karakter agar lebih menarik.

Sinopsis

Carter sendiri merupakan seorang agen rahasia yang sangat terampil di bidangnya. Suatu hari, Carter terbangun dua bulan kemudian dan mendapati dirinya berada di sebuah wilayah yang tercemar penyakit mematikan, yang berasal dari virus DMZ. Virus tersebut sangat berbahaya bagi manusia, karena dapat membunuh seseorang kurang dari 13 hari setelah infeksi.

© Netflix

Tanpa ingatan masa lalunya – kecuali perangkat misterius di kepalanya, bom mematikan di mulutnya, dan suara di telinganya yang memberinya perintah agar tak terbunuh, Carter dilemparkan ke dalam misi rahasia. Ia diberi perintah untuk menyelamatkan seorang gadis dengan satu-satunya antibodi dari virus DMZ.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan Korea Utara yang telah hancur akibat virus tersebut juga sedang mengincar sang gadis penyelamat dunia.

Aksi yang tak berhenti, sadis, dan penuh darah

Perhatian untuk para pecinta film yang ingin menonton ‘Carter’, karena kebanyakan jalan cerita dari film ini akan menampilkan adegan-adegan kekerasan dan penuh darah. Mungkin bagi beberapa penyuka genre aksi non-stop yang tak berhenti menampilkan perkelahian, ‘Carter’ akan menjadi tayangan menarik dan penuh tantangan.

Urutan aksinya dibangun cukup rapi, detail, dan dibuat sebaik mungkin agar terlihat menegangkan. Penggunaan kamera juga dilakukan dengan mengikuti sudut pandang karakter utama, sehingga sensasi yang ditampilkan cukup terasa dan agaknya lebih dekat dengan penonton. Namun sayang sekali, film ini hanya disajikan secara streaming.

© Netflix

Adegan perkelahian tersebut juga terkadang direkam melalui sisi-sisi yang tak terduga. Mulai dari atas dengan tampilan sekitar secara menyeluruh; dari bawah yang memberikan perasaan tak nyaman; hingga sisi kanan dan kiri seakan para musuh berada di samping penonton.

Latar tempat yang disuguhkan juga tidak melulu berada di kota yang penuh dengan bangunan. Carter kemudian membawa kita melintasi hutan, air terjun, laboratorium, hingga lintasan kereta api yang terasing. Uniknya, semua itu dilakukan dengan cepat, selama satu hari.

© Netflix

Sang sutradara juga tampaknya percaya diri dengan penggunaan darah dan tebasan yang tak malu-malu ia pertunjukkan. Seakan menjelaskan bahwa ‘Carter’ adalah sebuah film brutal dan tidak memiliki hati untuk cerita apapun.

Dua jam yang cukup melelahkan

Seperti yang telah disinggung di atas, ‘Carter’ agaknya lebih cocok untuk pecinta film aksi yang solid. Namun, bagi penonton yang mencari kelebihan dari aspek cerita, ‘Carter’ akan sangat jauh di bawah rata-rata.

Urutan aksi yang intens dan rumit ini sayangnya tidak diimbangi dengan pengembangan cerita. Carter bak robot kebingungan, hanya berkelahi mempertanyakan siapa yang benar dan siapa yang berkhianat. Meski berakhir bahagia, tapi ‘Carter’ berujung menjadi film kering dan membosankan dengan durasi film yang terlalu panjang.

© Netflix

Padahal ‘Carter’ memiliki banyak unsur-unsur menarik dalam film. Karantina virus di era Covid, hubungan gencatan senjata antara Korea Utara dengan Korea Selatan, keterlibatan AS/CIA di Korea Selatan, hingga keberadaan Zombie, seharusnya bisa dikemas sedemikian rupa agar elemen tersebut tidak terlupakan.

Kesimpulan

Sayangnya, ‘Carter’ masih belum bisa memuaskan para penonton dari berbagai aspek. Padahal, ada banyak elemen yang bisa dikembangkan dalam film ini, termasuk mengenai pandemi virus, hubungan internasional antara Korea Selatan dan Korea Utara, hingga unsur mayat hidup. Namun, alih-alih mengembangkan cerita agar lebih menarik, sang sutradara lebih memfokuskan pada aksi dan perkelahian yang brutal dan penuh darah.

 

Director: Jung Byung-gil

Cast: Joo Won, Lee Sung-jae, Jeong So-ri, Kim Bo-min

Duration: 132 minutes

Score: 4.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Carter

4.6 Score

Suatu hari, Carter terbangun dua bulan kemudian dan mendapati dirinya berada di sebuah wilayah yang tercemar penyakit mematikan. Tanpa ingatan masa lalunya – kecuali perangkat misterius di kepalanya, bom mematikan di mulutnya, dan suara di telinga yang memberinya perintah agar tak terbunuh, Carter dilemparkan ke dalam misi rahasia. Ia diberi perintah untuk menyelamatkan seorang gadis dengan satu-satunya antibodi dari virus DMZ.

Review Breakdown

  • Acting 5
  • Cinematography 5
  • Entertain 4
  • Scoring 5
  • Story 4
Exit mobile version