Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

Review Film: ‘Blood Red Sky’

Berawal dari Pembajakan Pesawat hingga Berujung Teror Vampir

ghita nadhira by ghita nadhira
July 31, 2021
in Featured, Movies, Reviews
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

They’re not Terorist? Why? Because they don’t have beards and pray towards Mecca? -Farid

Film pembajakan pesawat selalu menjadi film menarik dan mampu memberikan ketegangan. Begitu juga dengan film di mana orang harus bertahan hidup dari serangan vampir, yang sebenarnya telah banyak diangkat menjadi film, namun tetap mampu memberikan kengerian dan ketegangan tersendiri. Bagaimana dengan film yang menyatukan keduanya, pembajakan pesawat dan juga serangan vampir? ‘Blood red Sky’ merupakan film yang mempunyai gabungan dari kedua premis menarik tersebut.

‘Blood Red Sky’ atau dikenal juga dengan ‘Transatlantic 473’ adalah film action horror disutradarai oleh Peter Thorwarth yang sekaligus menjadi penulis skenarionya bersama dengan Stefan Holtz. Dibintangi oleh Roland Møller, Peri Baumeister, Chidi Ajufo dan Alexander Scheer, film ini telah dirilis pada 23 Juli 2021 di Netflix.

‘Blood Red Sky’ menceritakan tentang seorang ibu tunggal bernama Nadja (Peri Baumeister) yang mempunyai seorang anak laki-laki bernama Elias (Carl Anton Koch). Nadja mempunyai penyakit misterius, di mana ia ketergantungan dengan obat-obatan yang selalu ia suntikkan kedalam tubuhnya. Nadja dan Elias akan melakukan penerbangan malam dari Jerman ke New York untuk melakukan pengobatan menggunakan pesawat Translatlantic Airlines 473. Mulai dari saat pesawat lepas landas hingga pesawat terbang, semuanya berjalan dengan mulus.

Blood Red Sky
© Netflix

Hingga pada akhirnya, terdapat seorang lelaki yang membuat keributan dan mencuri perhatian para penumpang. Lelaki tersebut diamankan oleh petugas, kemudian mulai terjadilah pembunuhan. Ternyata, terdapat teroris di dalam pesawat yang berusaha membajak pesawat tersebut. Teroris itu berencana meledakkan pesawat saat mereka sudah terjun. Teroris berniat untuk memengaruhi pasar saham dengan memanfaatkan penumpang muslim. Mereka membuat rekaman seakan-akan pembajakan pesawat dilakukan oleh teroris muslim seperti kejadian 9/11. Akibatnya, harga saham akan turun dan mereka bisa mendapatkan profit miliaran dengan jual kosong.

Para penumpang panik dan tidak berdaya, mereka mengikuti semua perintah dari teroris. Pada awalnya Nadja dan Elias juga bertindak patuh dan mengikuti semua perkataan teroris. Namun, Elias berusaha melarikan diri dengan maksud bersembunyi. Pada saat Nadja mengejar Elias, ia ditembak oleh teroris.

Awalnya, Nadja tampak sudah mati, namun tiba-tiba ia terbangun lagi dengan gelagat yang berbeda. Tiba-tiba, matanya berubah warna dan giginya menjadi penuh taring, bahkan ia tiba-tiba mulai menyerang manusia dengan menggigit lehernya. Di situlah diketahui bahwa penyakit yang dia derita bukanlah penyakit biasa, Nadja adalah vampir dan obat-obatan yang ia berikan pada tubuhnya merupakan pengontrol tubuh agar tidak berubah ke wujud aslinya.

Blood Red Sky
© Netflix

Meski sudah menunjukkan wujud aslinya, Nadja tetap berusaha menyelamatkan Elias dan juga penumpang pesawat lainnya. Namun akibat satu kejadian, walaupun berusaha mengendalikan nafsunya, satu-persatu teroris mulai terkena gigitan Nadja dan menjelma menjadi vampir hingga merebak ke hampir seluruh penumpang. Berhasilkah pesawat tersebut mendarat dengan selamat? Lalu, bagaimanakah agar para penumpang yang telah terjangkit menjadi vampir tidak semakin meluas?

Sejak awal, film ini sudah memberikan ketegangan dengan aksi para tentara yang terburu-buru seakan ada hal penting. Sersan tentara berusaha untuk memberi arahan kepada pilot pesawat. Hingga akhirnya terdapat pesawat yang melandas di bandara. Tanpa diberi penjelasan apapun, penonton sudah dibuat bingung, namun hal ini menimbulkan rasa penasaran sejak awal. Melalui Elias yang keluar dari pesawat tersebut, cerita kembali mundur untuk mengetahui apa yang terjadi di pesawat

Walaupun penonton sudah diberitahukan bahwa Nadja menderita penyakit. Namun memang akan ada kecurigaan yang timbul melihat gelagat Nadja, karena ia selalu cemas dan panik. Awalnya, penonton akan berpikir bahwa hal ini adalah pengaruh dari obat. Akan tetapi pada akhirnya, penonton tahu bahwa Nadja adalah vampir.

Blood Red Sky
© Netflix

Saat awal menonton, ekspetasi yang ada hanyalah mengenai pembajakan pesawat. Ketegangan para teroris yang membunuh para penumpang dan menyiksa siapa pun yang tidak mendengarkan perintah, sebenarnya cukup membuat tegang. Namun ketika Nadja tiba-tiba berubah menjadi vampir, sebenarnya agak membuat bingung. Tidak ada ekspetasi sedikit pun bahwa cerita akan berubah kearah apocalypse.

Premis seperti ini yang menjadikannya film pembajakan pesawat tidak biasa karena menyatukan pembajakan pesawat dan penyerangan vampir mungkin akan sedikit mengingatkan kita pada ‘Flightplan’ dan ‘Train To Busan’ dengan versi dan latar yang berbeda.

Namun pada kenyataannya, eksekusinya tetap terasa kurang, walaupun dapat diakui ketegangan tetap terasa sepanjang film. Meskipun begitu, ada beberapa momen yang terasa tanggung, seperti aksi gore yang tetap ada, tetapi keberadaannya terasa tanggung karena tidak terlalu memperlihatkan secara nyata aksi pembunuhan yang tragis. Ada beberapa titik yang membuat penonton terasa bosan.

Alur dalam film berjalan maju mundur, terutama terdapat adegan flashback yang menjelaskan awal mula Nadja bisa menjadi vampir dan bagaimana ia bertahan. Adanya kisah flashback ini justru hal ini menjadi nilai lebih karena penjelasan mengenai asal mula cerita Nadja menjadi vampir dapat diceritakan dengan jelas dan benar-benar membantu memberikan penonton pemahaman yang lebih baik tentang alur cerita.

Blood Red Sky
© Netflix

Nilai lebih lainnya adalah sinematografi, skoring, dan akting yang baik. Terutama akting Nadja yang sangat luar biasa. Dia mampu memberikan perubahan yang nyata dari manusia ke vampir. Lalu, menjadi vampir yang harus melawan nafsu demi menyelamatkan anaknya. Bahkan, ada momen-momen tentang ibu dan anak yang cukup membuat perasaan terharu.

Selain itu, seperti yang kita tahu bahwa di dunia ini, Islam masih mempunyai julukan teroris. Film ini juga mengangkat tentang hal itu, di mana para teroris memanfaatkan para penumpang muslim sebagai penutup aksi kejahatannya. Namun sebaliknya, film ini berusaha mengubah paradigma tersebut dengan sosok Farid (Kais Setti), seorang muslim yang berwatak baik dan berusaha menyelamatkan seluruh penumpang walaupun harus menyakiti dirinya sendiri.

Walaupun ada beberapa hal yang kurang memuaskan, namun secara keseluruhan film ini cukup seru untuk dinikmati dan juga mampu memberikan ketegangan bagi penonton. Untuk para penggemar film action horror, ‘Blood Red Sky’ akan menjadi film yang membuat kamu sangat terhibur.

 

Director: Peter Thorwarth

Cast: Carl Anton Koch, Peri Baumeister, Kais Setti, Kai Ivo Baulitz, Graham McTavish, Roland Møller, Dominic Purcell

Duration: 121 minutes

Score: 7/10

WHERE TO WATCH

Netflix

The Review

Blood Red Sky

7 Score

Ketika sekelompok teroris membajak penerbangan malam pesawat transatlantik 473, seorang ibu tunggal dengan penyakit misterius misterius harus melepaskan rahasia mengerikan untuk melindungi putranya yang masih kecil.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Blood Red SkyCarl Anton KochDominic PurcellFaridFilm JermanGermany FilmGraham McTavishKai Ivo BaulitzKais SettiNetflixPeri BaumeisterReview Blood Red SkyRoland Moller
ghita nadhira

ghita nadhira

Focus on what you can control, not what you can’t

Related Posts

The Sandman

Review Series: ‘The Sandman’

Day Shift

Review Film: ‘Day Shift’

Tosin Cole

Tosin Cole Bergabung ke Serial Superhero ‘Supacell’

August 12, 2022
Purple Hearts

Kisah Cinta Nicholas Galitzine Jadi Tentara di ‘Purple Hearts’

August 12, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In