“You may not believe in yourself anymore, but I believe in you.” – Gwen.
Setelah pada 21 Mei 2021 lalu Netflix merilis film ‘Army of the Dead’, prekuel dari film ini resmi dirilis oleh Netflix pada Jum’at, 29 Oktober lalu dengan judul ‘Army of Thieves’ yang berdurasi 99 menit.
Agak berbeda dengan film pertamanya, film ini disutradarai oleh Matthias Schweighöfer yang turut berperan menjadi karakter utama, Sebastian, yang nantinya akan mengubah nama menjadi Ludwig Dieter.
‘Army of Thieves’ ditaburi beberapa bintang seperti Nathalie Emmanuel (Gwen), Ruby O. Fee (Korina), Stuart Martin (Brad Cage), dan Guz Khan (Raplh).
Jika ‘Army of the Dead’ berfokus pada misi Ludwig Dieter dan kelompoknya untuk mengambil uang pada brankas casino di Las Vegas saat terjadinya kiamat zombi, maka ‘Army of Thieves’ mengambil latar saat virus zombi ini baru merebak di wilayah Nevada, AS.

Fokus pada kehidupan Sebastian, si pegawai bank yang mahir membobol brankas
Dalam ‘Army of Thieves’, singkatnya, kita akan diajak untuk mengetahui latar belakang dan hal-hal yang dilewati oleh Dieter, sehingga ia dapat menjadi hacker profesional seperti yang kita dapat lihat di film ‘Army of the Dead’.
Film ini dibuka dengan Sebastian Schlencht-Wohnert, lelaki asal Jerman yang sedang merekam dirinya di kamera. Ia bercerita mengenai The Ring Cycle, 4 brankas paling fenomenal di dunia yang dibuat oleh seorang master bernama Hans Wanger (Christian Steyer), lalu mengunggah video itu ke YouTube meski tidak memiliki satu pun subscribers.
4 brankas ini bernama the Rheingold, the Valkyrie, the Siegfried dan yang levelnya paling susah, the Götterdämmerung .
Sejak kecil, Sebastian, yang nantinya akan merubah nama menjadi Ludiwg Dieter mempunyai ketertarikan pada peretasan brankas dan berhasil melakukan hal tersebut di usia yang masih belia.
Namun, setelah beranjak dewasa, ia tidak banyak mengaplikasikan teori yang ia miliki dan memilih bekerja sebagai penjaga teller bank.

Awal mula dari segalanya
Suatu hari, ia menemukan satu komentar dalam video yang ia unggah di Youtube, di mana pengguna tersebut meminta Sebastian untuk datang ke alamat yang ia sebutkan, hanya jika Sebastian ingin melakukan hal menarik yang berhubungan dengan The Ring Cycle.
Merasa tertantang, Sebastian lalu menuju tempat tersebut di mana tiba-tiba ia menemukan dirinya tergabung dalam suatu kompetisi meretas brankas. Bersama 5 pesaing yang lain, ia berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Sorakan datang dari berbagai ruangan, ia tetap merasa bangga walau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Di sana, ia juga bertemu dengan seorang wanita yang berhasil mencuri perhatiannya. Namun sayang, wanita itu sudah menghilang saat mereka belum sempat berkenalan.

Sebastian yang bergabung dalam misi perampokan The Ring Cycle
Esoknya, saat ia sedang berada di sebuah kafe untuk membeli segelas kopi dan kue muffin sebelum berkerja, ia dikejutkan atas kedatangan wanita yang ia temui di pertandingan meretas brangkas itu.
Dari sanalah kita mengetahui bahwa wanita itu adalah Gwendoline (Nathalie Emmanuel), seorang pencuri perhiasan buronan Interpol AS atas aksi yang selama ini ia lakukan.
Gwen memberitahu Sebastian bahwa ia mempunyai misi perampokan berskala internasional pada The Ring Cycle. Gwen lalu menawarkan Sebastian untuk bergabung karena menurutnya, keahlian yang dimiliki Sebastian ini tidak main-main.
Obsesinya pada The Ring Cycle dan kehidupannya saat ini yang terasa membosankan membuatnya nekat bergabung ke misi ini.

Komplotan tersebut tidak hanya beranggotakan Gwen dan Sebastian, namun ada 3 orang lainnya yakni Korina (Ruby O. Fee) si peretas, Brad Cage (Stuart Martin) si juru tempur, dan Rolph (Guz Khan) si ahli menyetir.
3 brankas akan ditaklukan pada film ini, sedangkan the Guttendamerung merupakan target perampokan utama pada film sebelumnya, ‘Army of the Death’. Masing-masing brankas tersebut terletak di Eropa dengan lokasi yang berbeda, yakni Paris, Praha, dan St.Moriz, Switzerland.
Aksi perampokan yang mereka lakukan itu juga telah tercium oleh Interpol yang selama ini memburu Gwen dan Brad. Maka, aksi kejar-kejaran antara mereka dan Interpol pun turut hadir dalam film ini.

Mempunyai genre yang berbeda dari film sebelumnya, ‘Army of the Dead’
Secara keseluruhan, film prekuel ini cukup menarik dengan beberapa klip tambahan dari film ‘Army of the Dead’ untuk membentuk korelasi cerita. Walaupun kedua film ini bercerita mengenai misi pembobolan brankas, namun ‘Army of Thieves’ terkesan lebih fresh dan tidak sekompleks ‘Army of the Dead’ di mana mereka harus melawan zombi untuk menjalankan misi mereka.
Film ini berfokus pada diri Sebastian, di mana kita akan mendapat jawaban dari berbagai teka-teki yang muncul setelah menonton ‘Army of the Dead’, seperti mengetahui siapa dirinya, bagaimana ia bisa mengubah nama dari Sebastian menjadi Dieter, apa motif yang dia miliki untuk menjadi peretas berangkas, juga bagaimana ia bisa sampai pada kasus pengambilan uang di ‘Army of the Dead’.
Character development dari karakter masing-masing pun turut dikembangkan seiring berjalannya cerita. Hal ini terlihat jelas pada diri Sebastian yang terlihat semakin mengetahui apa yang dirinya lakukan.
Karena itu juga, pengembangan aksi dalam film ini terkesan tidak terlalu dipacu dan diberikan sedikit porsi sehingga sering terjadi adanya anti klimaks. Hal ini bisa saja membuat para pecinta film aksi kurang merasa puas saat menonton film ini.

Sinematografi yang memanjakan mata
Begitu juga dengan motif dari Gwen melakukan misi perampokan ini. Ia adalah wanita yang terlahir dari keluarga kaya namun lebih memilih menjalani hidup sebagai perampok dan berencana menjadi legenda dengan meretas The Cycle Ring. Motif yang ia miliki, entah mengapa terasa sedikit kurang untuk aksi besar-besaran tersebut.
Namun, di sisi lain, ‘Army of Thieves’ juga menawarkan keindahan-keindahan kota di Eropa yang divisualisasikan dengan teknik yang indah. Kita akan dimanjakan dengan visual tersebut lalu seperti dibawa untuk menjelajahi sudut-sudut kota di Jerman, Italy, Praha, dan Switzerland.
Banyaknya humor yang diselipkan dalam dialog film ini juga menjadi poin plus. Kebanyakan humor itu datang dari interaksi antara Sebastian dengan para tokoh lainnya.
Kita bahkan akan dibuat terhibur atas aksi Sebastian saat melakukan peretasan berangkas. Penambahan bumbu romansa antara Stebastian dengan Gwen juga turut menjawab rasa penasaran kita atas orientasi Sebastian yang dipertanyakan di ‘Army of the Dead’.

Terlepas dari itu semua, jika kita telah menonton ‘Army of the Dead’ dan masih tertarik pada perjalanan Sebastian saat meretas brankas, film ini akan cukup mengobati rasa rindu kita akan hal itu. Film ini juga masih dapat dinikmati bagi kita yang belum menonton ‘Army of the Dead’ saat menontonnya.
Director: Matthias Schweighöfer
Cast: Matthias Schweighöfer, Nathalie Emmanuel, Ruby O. Fee, Stuart Martin, Guz Khan
Duration: 99 minutes
Score: 6.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Army of Thieves
‘Army of Thieves’ merupakan prekuel dari ‘Army of the Dead’ yang berfokus pada latar belakang seorang Ludwig Dieter di mana ia bersama komplotan professionalnya akan merampok 3 brankas fenomenal dari The Ring Cycle.