“Menjadi lesbian atau queer telah membentuk diriku yang sekarang. Jadi, aku tak ingin mengubah apapun.” – Anne (Anne+).
Sebelumnya, serial ‘Anne+’ diperkenalkan di Festival Film Belanda dengan musim pertama dirilis pada 30 September 2018 dan musim kedua dirilis pada 3 Maret 2020. Setelah sukses dengan serial ‘Anne+’ di dua musim sebelumnya, kali ini kisah hidup Anne dilanjutkan dalam sebuah film berjudul ‘Anne+: The Film’.
Film yang telah tayang di Netflix ini mengangkat tema pencarian jati diri seorang gadis yang beranjak dewasa sebagai seorang lesbian dan perempuan di Belanda. Disutradarai oleh Valerie Bisscheroux berdasarkan naskah yang ditulis oleh Maud Wiemeijer, film ini kembali menghadirkan Hanna van Vliet sebagai Anne dengan pasangan barunya, Jouman Fattal sebagai Sara, dan karakter non-biner baru, Thorn Roos de Vries sebagai Lou.
Sinopsis
‘Anne+’ menceritakan tentang kisah hidup Anne, seorang gadis berumur sekitar dua puluh tahunan, yang mempersiapkan diri untuk pindah bersama pacarnya, Sara, ke Montreal. Sara, yang ketika itu mendapat pekerjaan di Montreal merencanakan agar Anne bisa segera menyelesaikan pekerjaannya di Amsterdam dan menyusulnya.
Setelah Sara pergi, Anne merasakan kebimbangan di tengah kesepakatan yang telah mereka buat. Ia merasa tidak sanggup meninggalkan rumah yang telah ia miliki di Amsterdam dan meninggalkan kehidupan yang ia punya, mulai dari sahabat, keluarga, hingga pekerjaannya. Terlebih, Anne juga mendapatkan kesulitan dengan tulisannya yang tidak kunjung selesai. Hal ini membuat Anne semakin merasa tertekan dengan kepindahannya ke Montreal dan hubungannya dengan Sara.
Dengan karir yang terombang-ambing, hubungan yang mulai tidak jelas, dan banyak pertanyaan tentang masa depan yang berputar-putar, Anne harus membuat beberapa keputusan sulit dan akhirnya mulai memperhatikan apa yang terasa benar. Dibantu dengan para sahabat, keluarga, dan teman barunya, Lou, Anne akhirnya memberanikan diri untuk lebih terbuka dan mengenal dirinya sendiri lebih jauh lagi.
Fokus kisah hidup Anne
Seperti judulnya, film ini tentunya lebih menyoroti kehidupan Anne sebagai seorang lesbian remaja yang beranjak dewasa dan terombang-ambing dengan pilihan-pilihan hidupnya. Mungkin memang tidak ada hal menarik, mengesankan, atau mendebarkan dalam kisah hidup Anne, yang membuat film ini terjalin dengan alur yang sederhana, cukup teratur, dan cenderung membosankan.
Namun, itulah keindahan dari ‘Anne+’. Film ini berfokus pada kebimbangan Anne yang memuat penonton bisa terhubung dan ikut merasakan kegelisahan Anne. Hanna van Vliet dengan apik menampilkan sosok Anne yang tidak mengetahui keinginan dan masalah terbesarnya sendiri.
Keresahan generasi muda
Salah satu hal yang menyenangkan ketika menonton film ini, ialah keterbukaan dan keberanian tokoh Lou untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya, sebanding dengan Anne yang ikut menyatu dalam percakapan tersebut. Bak sebuah film dialog, tidak perlu ada sinematografi indah yang akan membuat film ini mengesankan, karena percakapan yang terbangun diantara keduanya telah membuat ‘Anne+: The Film’ memperlihatkan kelebihannya sendiri.
Lou dan Anne begitu larut dalam percakapan mereka tentang kesenjangan antara generasi muda dengan pendahulunya, atau bahkan bagaimana pendapat mereka tentang pilihan identitas yang mereka pegang. Seakan penonton dibuat untuk paham menjadi seorang LGBTQ+ dan juga manusia non-biner di tengah zaman.
Hal ini disebutkan ketika Anne merasa sulit untuk terbuka dengan orang tua yang menentang ia sebagai seorang lesbian. Sementara orang tua Sara dan Lou bisa menerima pilihan atas anaknya, Anne merasa tidak mudah untuk mendapatkan pengakuan mereka. Para orang tua selalu menganggap orientasi seksual anak-anak mereka yang menyimpang adalah bagian dari proses pendewasaan diri – meski mungkin fakta tersebut benar.
Namun, ada kalanya identitas yang kita yakini saat ini adalah sebuah pilihan pasti yang tidak bisa diganggu gugat atau bahkan disalahkan akibat umur.
Film ini juga membuat penonton lebih menghargai akan pentingnya sebuah identitas. Terlihat ketika Anne beberapa kali mengoreksi Sara hingga sahabatnya atas penyebutan panggilan untuk Lou, mengingat ia adalah non-biner. Hal ini juga menyadarkan kepekaan kita terhadap sekitar, menghargai apa yang mereka yakini dan mencoba untuk tidak mengganggu hal tersebut menjadi sebuah gurauan atau budaya yang menyinggung.
Persahabatan yang menyenangkan
Kebanyakan para remaja tanggung dengan usia 20 tahun ke atas pasti mengalami sebuah fase yang dinamakan quarter-life-crisis. Dalam film ‘Anne+: The Film’ kondisi ini sangat terlihat jelas terjadi pada sosok Anne. Hebatnya, para sahabat Anne selalu setia menolong dan membantunya bangkit dalam keterpurukan tersebut.
Hilang arah dan tujuan, kehangatan yang dirasakan berkat adegan emosional ketika Anne tiba-tiba menangis usai bermain dengan para sahabatnya, begitu terasa. Saya hampir terharu meneteskan air mata. Seperti melihat seorang teman yang kehilangan arah, penonton mungkin ingin ikut memeluk Anne dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.
Meski masih kurang mengambil bagian film, namun kebersamaan dan chemistry yang terjalin antar setiap sahabat Anne terlihat tulus dan setia membantu. Tidak perlu kata-kata rumit atau pidato indah untuk membangun kenangan, cukup berada sedekat mungkin dalam jangkauan Anne untuk menemani sosok manis tersebut.
Kesimpulan
‘Anne+’ menjadi sebuah film lesbian sederhana yang tidak membuat penonton mengasihani akan pilihan hidupnya, melainkan membangun sudut pandang positif akan keberadaan mereka. Selain itu, tidak menjual rasa sedih berlebiha, ‘Anne+: The Film’ lebih menyorot akan kisah seorang remaja yang beranjak dewasa secara umum, seperti kebanyakan orang.
Ada banyak adegan dewasa yang mungkin perlu jadi pertimbangan bagi para penonton di bawah umur 18 tahun. Selebihnya, film ini saya rasa cukup indah untuk dinikmati. Terima kasih kepada Hanna van Vliet dan Thorn Roos de Vries yang telah menjadi bintang paling bersinar dalam film ini.
Director: Valerie Bisscheroux
Cast: Hanna van Vliet, Jouman Fattal, Thorn Roos de Vries, Jade Olieberg, Eline van Gils, Jesse Mensah, Huib Cluistra, Ayla Satijn, Amy van der Weerden, Anne Chris Schulting, Hein van der Heijden.
Duration: 94 minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Anne+
‘Anne+: The Film’ menceritakan tentang kisah hidup Anne, seorang gadis berumur sekitar dua puluh tahunan. Dengan karir yang terombang-ambing, hubungan yang mulai tidak jelas, dan banyak pertanyaan tentang masa depan yang berputar-putar, Anne harus membuat beberapa keputusan sulit dan akhirnya mulai memperhatikan apa yang terasa benar.