Review Film A Hero (2021)

'A Hero' Film Iran Karya Asghar Farhadi Tentang Mantan Narapidana yang Meraih Penghargaan Grand Prix di Festival Film Cannes 2021

review film a hero (2021)

© Memento Films

“Don’t do anything that would disgrace you and the family forever” – Mrs. Radmehr (A Hero)

 

Sutradara kondang Asghar Farhadi, kembali menelurkan karya terbaru dengan judul ‘A Hero’ atau judul asli bahasa Persia-nya ‘Ghahreman’. Film ini dibintangi oleh Amir Jadidi, Sahar Goldoost, Mohsen Tanabandeh, Fereshteh Sadr Orafaie, dan Saleh Karimai.

‘A Hero’ adalah film drama Iran tahun 2021 yang meraih 30 nominasi dan meraih 10 penghargaan film internasional, salah satunya yang bergengsi adalah memperoleh nominasi Palme d’Or dan penghargaan Grand Prix di Festival Film Cannes 2021. ‘A Hero’ juga terpilih sebagai perwakilan Iran untuk Best International Feature Film di Academy Awards ke-94.

Tayang perdana di Cannes Film Festival pada 13 Juli 2021. Film ini rilis global di Amazon Prime dan KlikFlim pada 21 Januari 2022. Proses produksi film ini dimulai dari Juni hingga Desember 2020.

Sinopsis

Rahim Soltani (Amir Jadidi) yang baru keluar dari penjara karena masalah hutang, menemukan 17 koin emas bersama pacarnya Farkhondeh (Sahar Goldoost). Emas yang ditemukan ingin dijual Rahim, namun tersebut akhirnya dikembalikan ke pemiliknya. Walaupun terlilit hutang sebesar 150.000 tomens atau sekitar 500 juta rupiah kepada Bahram (Mohsen Tanabandeh), Rahim akhirnya tidak tergoda untuk menjual hak milik orang lain.

© Memento Films

Saat kebaikan itu tersebar, Rahim mendapat pujian besar-besaran hingga masuk TV dan diberikan penghargaan. Segala pujian dan sumbangan didapat Rahim untuk membantu melunasi hutangnya. Namun hal itu tidak dipercaya sepenuhnya, bahkan banyak orang mengira itu hanyalah bualan Rahim untuk mendapat simpati.

Rumor buruk itu menyebar hingga Rahim kesulitan mencari pekerjaan untuk membayar sisa hutangnya. Rahim mencoba mencari bukti bahwa tindakannya itu bukanlah bualan belaka. Tapi saksi utamanya adalah anaknya Siavash (Saleh Karimai) yang mengidap penyakit kesulitan berbicara. Apakah benar Rahim mengarang cerita itu atau akhirnya dirinya dapat membuktikan kebenarannya?

Campur aduk emosi dan perasaan

Tak akan menyangka para karakter dalam film ini bermain sangat luar biasa pada porsinya. Bahkan peran Sultani oleh Amir Jadidi yang sendiri berdiri sangat sentral membawa emosi kita naik turun, dengan dukungan beberapa peran di sekelilingnya.

Peran Sultani tidaklah kuat jika tekanan dari beberapa pihak seperti orang yang memberikan pinjaman Bahram (Mohsen Tanabandeh) dan anaknya yang terlihat cukup menjengkelkan. Bahkan kita akan terus berprasangka buruk karena sifatnya yang selalu menyangkal bahwa Rahim adalah orang yang baik.

Di pihak yang mendukung, ada sang calon istri Farkhondeh (Sahar Goldoost) yang sejak awal mendukung Rahim. Karakter ini menjadi sosok yang mungkin bisa menjadi panutan bagi wanita masa kini.

© Memento Films

Acungan jempol pun pada pemeran anak bernama Siavash oleh Saleh Karimai. Empati kita akan tertuju padanya, apalagi memiliki ayah yang terus mendapat tekanan dari luar. Bagai dibungkam dengan keterbatasan, hal ini yang makin mengaduk emosi kita ke tiap karakter di dalamnya.

Satu lagi Fereshteh Sadr Orafaie berperan sebagai sang kakak Mrs. Radmehr yang sangat setia. Mengetahui kalau Rahim adalah orang yang baik dan selalu menemaninya di saat tekanan berat. Peran anggota keluarga yang sangat mendukung sangat tercermin di sini.

Kejujuran nuansa lokal yang memikat

Jarang sekali melihat film Iran mendunia dan mendapat kritik super positif dari berbagi pihak. Kejeniusan penulisan dan arahan dari Asghar Farhadi tak akan bisa lepas dari itu semua. Satu hal menarik dalam film ini adalah tetap menonjolkan nuansa Persia dalam negara Iran.

Semua terlihat sejak awal kita dibawa berkeliling kota Shiraz yang merupakan kota terpadat di Iran. Kejujuran suasana kota tergambar sangat nyata, bersatu dengan budaya-budaya lokal yang juga ditampilkan dalam film ini.

© Memento Films

Arsitektur khas Persia dan utamanya karpet dan tekstil khas Persia sering muncul di banyak adegan film ‘A Hero’. Bahkan tradisi kecil diperlihatkan, seperti makan-makan keluarga yang duduk di bawah, berbeda sekali dengan budaya barat yang menggunakan meja dan kursi.

Tampilan jujur dan membumi inilah yang mungkin jarang terlihat di film-film besar. Tanpa bumbu berlebihan, tetap menampilkan keindahan latar tempat di setiap adegannya.

Drama kehidupan tak biasa

Drama yang ada dalam ‘A Hero’ ini sangat orisinil. Biasanya film dengan karakter utama narapidana antara bertobat atau mengulangi hal yang sama. Namun sebuah proses hidup berbeda di alami karakter Rahim Sultani di sini. Mungkin agak janggal, ketika dirinya keluar dari penjara akibat hutang yang melilitnya, namun hutang tersebut masih ada.

Sebuah premis segar tersaji cukup runut di sini. Dari mulai pengenalan tiap karakter dan hubungannya. Berkat akting luar biasa, emosi kita langsung mengikat ke konflik yang dialami Rahim. Bahkan mungkin sebagian kita memihak kepada perbuatan Rahim ini atau berprasangka sebaliknya.

Bertabur pesan kehidupan

Bukan film drama jika tak mengandung pesan mendalam. Perjalanan Rahim sangatlah menyentuh penuh pesan kehidupan dari awal dia berniat mengembalikan sebuah barang berupa koin mas yang bukan menjadi haknya.

© Memento Films

Mungkin perbuatan Rahim adalah hal yang baik. Namun bumbu-bumbu sedikit kebohongan lalu terbongkar menjadi hal yang berbalik kepadanya. Kebohongan sedikit yang ditutupi dengan kebohongan lainnya, akan terus menumpuk menjadi hal yang lebih menyulitkan diri sendiri. Hal itulah yang dialami Rahim di sini.

Semua pola cerita dalam film ini ibarat tamparan-tamparan kecil bagi kita akan kerasnya hidup. Berkaitan juga dengan kekuasaan dan Rahim Sultani yang mungkin akan mencerminkan orang kecil tanpa kuasa apapun untuk mengeluarkan suaranya.

Tanpa musik namun tak hampa

Film ini termasuk film yang minim scoring benar-benar tanpa latar musik. Semua adegan hanya diisi oleh suara yang terpampang dalam visualnya saja. Ini mungkin akan sedikit membosankan datar tanpa emosi. Tapi jika kalian mengikutinya dengan seksama dari awal film, emosi kita tetap akan terbawa dari tiap sudut pandang dan karakterisasi di dalamnya.

Kesimpulan

Film ‘A Hero’ membawa kita pada cerita sisi lain kehidupan yang dijalani dari kebohongan, kebenaran, dan perbuatan baik. Semua karakter di dalamnya dimainkan dengan sangat apik dan rapi sehingga emosi kita terikat di dalamnya.

Penggambaran visual lokal di Iran pun menampah pesona kejujuran yang ingin ditampilkan Asghar Farhadi. Tak salah memang film ini bertabur penghargaan dan nilai positif, pesan yang tersirat sangatlah banyak dan secara halus disajikan secara perlahan.

 

Director: Asghar Farhadi

Cast: Amir Jadidi, Sahar Goldoost, Mohsen Tanabandeh, Fereshteh Sadr Orafaie, Saleh Karimai.

Duration: 127 minutes

Score: 8.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

A Hero

8.8 Score

Rahim Sultani seorang mantan narapidana, mengembalikan emas yang ditemukannya. Namun terdapat rumor bahwa dirinya mengarah cerita tersebut untuk mendapat simpati

Review Breakdown

  • Acting 9
  • Cinematography 9
  • Entertain 8
  • Scoring 9
  • Story 9
Exit mobile version