Review A Classic Horror Story (2021)

A Classic Horror Story menceritakan lima orang asing yang bepergian di Italia selatan terdampar di hutan

a classic horror story 5

© Netflix

“We hit a tree a few meters from the road. Then we wake up in front of Sam Raimi’s house.” – Fabrizio (A Classic Horror Story).

Review film yang satu ini mungkin agak terlambat, tapi Cineverse tak bisa mengabaikan film horor dari Italia yang sekarang sedang ditayangkan di Netflix, dan judulnya sendiri akan membuat penikmat film horor seketika itu juga beralih menonton film ini.

Bagaimana tidak memalingkan muka kalau judulnya saja A Classic Horror Story? Sekejap imajinasi liar kita akan mundur jauh ke belakang, ke era film horor klasik era 70an hingga masa kini yang kemungkinan menjadi referensi duo sutradara, Roberto De Feo dan Paolo Strippoli dalam membuat film ini.

Narasinya sendiri berawal dari sekelompok orang yang tidak saling kenal dan bepergian ke selatan Italia dengan menaiki sebuah RV (Recreational Vehicle) atau kita sebut saja mobil caravan, untuk menuju tujuan mereka masing-masing.

© Netflix

Elisa (Matilda Anna Ingrid Lutz) yang sedang hamil, dalam perjalanan untuk bertemu ibunya untuk melakukan aborsi, Sofia (Yuliia Sobol), seorang wanita muda berambut pirang yang berprofesi sebagai desainer perhiasan, bersama pacar Inggrisnya, Mark (Will Merrick), Riccardo (Peppino Mazzotta), seorang dokter berusia 40-an, dan Fabrizio (Francesco Russo) yang menyetir RV tersebut.

Fabrizio dan Mark bergantian menyetir RV tersebut dan di saat Mark yang menyetir di kegelapan malam, ia menabarak pohon setelah menghindari binatang mati yang ada di tengah jalan di tengah hutan.

Saat mereka terbangun akibat kecelakaan tersebut, tampak kaki Mark yang telah patah, dan yang lainnya cedera. Namun yang lebih bingung lagi, posisi RV mereka telah ada di lokasi yang berbeda dan ada di lapangan luas di tengah hutan dan jauh dari mana-mana. Bahkan jalan yang mereka lewati pun tak nampak.

© Netflix

Mereka coba menelpon ke luar tapi tak tampak sinyal seluler sedikit pun di gawai mereka. Lantas mereka mencoba ke luar hutan, berjalan kaki mengikuti jalan setapak yang ada, namun perjalanan mereka terhenti saat mereka melihat tumpukan ranting kayu, totem, tengkorak dan kepala babi yang tampak baru dipotong ditancapkan di situ.

Mereka lalu kembali ke RV dan bersama menuju ke rumah kayu tersebut. Sebuah taksidermi kepala rusa berukuran besar menyambut mereka saat membuka pintu. Di tempat itu mereka menemukan beberapa foto lama dengan orang-orang yang memakai tengkorak binatang di wajah mereka, lilin yang ada di mana-mana, dan di loteng nampak seorang gadis kecil yang terpotong lidahnya dan bersembunyi dalam susunan jerami yang menyerupai sangkar burung raksasa.

Fabrizio lantas menjelaskan sejumlah barang yang ia kenali dan merujuk kepada Garduna, sebuah perkumpulan rahasia yang dipimpin oleh tiga pria menyeramkan bernama Osso, Mastrosso, dan Carcagnosso, yang menuntut pencabutan lidah, telinga, dan mata korbannya.

© Netflix

Mereka pun tertidur di rumah kayu tersebut. Namun malamnya mereka terbangun saat satu per satu dari mereka menjadi korban persembahan, persis seperti apa yang dikatakan Fabrizio sebelumnya.

Ada apa sebenarnya yang terjadi di hutan tersebut? Siapa orang-orang itu dan apa tujuannya melakukan hal mengerikan pada mereka?

Sulit mendeskripsikan film ini hingga akhir dengan sebuah kesimpulan, hingga ada post credit scene yang menjelaskan semua yang ada di ‘A Classic Horror Story’. Perspektif kita terhadap film ini mungkin akan terbelah menjadi dua kubu. Tentu bukan sebuah kelegaan mendalam bagi audiens yang menonton ending film ini, adegan itu sungguh merupakan sebuah kejutan, dan itu di luar dugaan kita!

© Netflix

Tapi buat kita yang melihat film ini sebagai sebuah karya horor serius tentu akan sedikit kecewa, karena banyak sekali rangkaian referensi film meta-horor yang menjadi inspirasi film ini, sebut saja mulai dari film karya klasik The Wicker Man (1973), The Texas Chain Saw Massacre (1974), The Evil Dead (1981), Cabin in The Woods (2011), Midsommar (2019), dan masih banyak rujukan film horor lainnya, tergantung bagaimana kita mempersepsikan film ini.

Konklusi terhadap film ini mungkin agak sedikit berimbang. Memang ada beberapa plot hole dari sisi narasinya, tak tuntas dalam bertutur dan tidak dijelaskan lebih lanjut. Agak disayangkan saja hal ini terjadi di film yang mempunyai potensi besar seperti ini, walaupun secara ide bisa dibilang cukup berhasil (dengan munculnya post credit scene-red)

Scoring-nya pun terdengar biasa saja, tak ada kesan eerie dan creepy yang semestinya kerap muncul, namun malah menonjolkan unsur gore-nya, ketimbang faktor narasinya. Sinematografinya sendiri cukup mencekam, bergaya gotik yang cenderung gelap, namun perlahan berubah folk horror atau horor rakyat yang lekat dengan tradisi cerita masyarakat setempat secara turun temurun.

© Netflix

Untuk aktingnya sendiri cukup baik, walaupun banyak di antara mereka mungkin belum terlalu kita kenal sebelumnya, kecuali Matilda Anna Ingrid Lutz yang sempat bermain apik dalam salah satu film Netflix terdahulu, ‘Revenge’ (2017).

A Classic Horror Story bisa dikatakan termasuk horor pastiche, bukan termasuk film horor tradisional yang cenderung mainstream yang biasa kita tonton di bioskop dan mudah dicerna oleh kebanyakan penonton. Namun keberanian dua sutradara Roberto De Feo dan Paolo Stripoli dalam membuat film ini patut diacungi jempol, terlebih jika melihat twist yang mereka selipkan di akhir, memperjelas makna film ini saat post credit title berjalan.

Namun pemilihan judul yang “terlalu mengundang” minat audiens untuk menonton seperti ini, cenderung malah menjatuhkan film ini sendiri karena tak bisa berdiri sendiri dengan judulnya sendiri dan malah terpengaruh oleh segala atribut film horor klasik yang coba mereka masukkan, tapi eksekusinya malah tak dijalankan dengan baik.

© Netflix

Yang perlu kita catat dengan kehadiran A Classic Horror Story ini adalah film ini adalah film horor Italia, dan jarang sekali terdengar akhir-akhir ini. Film horor Italia yang di era 60an perlahan mulai dikenal, mengalami kejayaannya di era 70an-80an lewat sejumlah sutradara kondang seperti Mario Bava, Dario Argento dan Lucio Fulci.

Walaupun kini film Italia bergenre horor tak terlalu dikenal lagi, namun lewat film ini diharapkan kejayaan pendahulu mereka dapat diteruskan generasi berikutnya yang mempunyai visi yang sama baiknya dengan para sutradara legendaris Italia terdahulu. A Classic Horror Story memang mencoba untuk mengarah ke sana, sayang pesan yang ingin disampaikan terlalu campur aduk untuk membentuk kritik yang koheren.

 

Director: Roberto De Feo, Paolo Stripoli

Cast: Matilda Anna Ingrid Lutz, Francesco Russo, Will Merrick, Yuliia Sobol, Peppino Mazzota, Christina Donadio, Alida Baldari Calabria

Duration: 95 Minutes

Score: 5.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

A Classic Horror Story

5.8 Score

A Classic Horror Story menceritakan lima orang asing yang bepergian di Italia selatan terdampar di hutan, di mana mereka harus berjuang mati-matian untuk keluar hidup-hidup.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 6
  • Entertain 5
  • Scoring 6
  • Story 6
Exit mobile version