“Saya bisa jadi juara karena dulu saya sering kena pukul dari Mama Ana,” – Ellyas Pical (Ellyas Pical, 2024)
Falcon Pictures baru saja merilis limited series Ellyas Pical yang minggu ini telah tayang ekskusif di Prime Video, dan banyak hal positif yang bisa kita ambil dari serial yang hadir dalam 6 episode ini.
Di biopik pertama yang hadir dalam bentuk serial ini, kita akan melihat petinju legendaris Indonesia, Ellyas Pical yang pertama kali mengharumkan nama Indonesia di panggung tinju dunia. Dalam artikel sebelumnya, Cineverse telah memuat kisah perjuangan Ellyas Pical meraih cita-citanya menjadi juara dunia.
Nantinya Cineverse akan membahasnya lewat dua review terpisah. Di bagian pertama ini, Cineverse akan membahas 2 episode perdana, dan setelah serial ini selesai, review keseluruhan akan dihadirkan kembali. Apakah serial ini sesuai harapan orang banyak? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Masa kecil Ellyas Pical yang penuh perjuangan
Di Episode 1 kita akan melihat bagaimana kehidupan Ellyas Pical kecil (Bima Sena) sehari-hari. Bagaimana dalam kesehariannya ia habiskan menyelam mencari ikan dan berjualan es keliling kota.
Suatu hari sang ibu, Mama Ana (Christine Hakim) memukul pantat Elly dengan rotan karena ia berkelahi dengan temannya. Namun, Om Alex (Norman R. Akyuwen) melihat kalau Elly memiliki bakat untuk menjadi petinju hebat, karena dari kejauhan ia bisa melihat pukulan tangan kirinya sangat kencang.
Tetap saja Mama Elly tidak setuju anaknya bertinju karena petinju akan berujung kepada masalah nantinya. Diam-diam Elly berlatih sendiri dengan Om Alex dan perlahan Elly menjadi juara tinju junior di kotanya dan walau belum mendapatkan uang, ia berhasil membawakan sesuatu yang bisa ia banggakan kepada ibunya.
Kepergian Ellyas Pical mengejar karirnya di Jakarta
Transisi adegan terjadi, dan kini Ellyas Pical dewasa (Denny Sumargo) akan masuk sasana tinju di Jakarta untuk memuluskan karirnya di dunia professional. Ia meminta restu ibunya agar melepasnya ke Jakarta.
Walau tidak sepenuhnya setuju, Mama Ana diyakinkan Om Alex dan istrinya, Mama Ci (Mariana Resli) kalau Elly sudah dewasa dan bukan anak-anak lagi. Akhirnya ia masuk sasana tinju Garuda Jaya yang dimiliki Rio Tambunan (Alm. Yayu Unru). Ellyas Pical berteman dengan sesama petinju Nico Bassay (Donny Alamsyah) di sasana itu dan mulai berlatih keras.
Rio bersama adiknya Simson Tambunan (Alfie Alfandie), mulai menyusun program, sampai akhirnya Ellyas Pical mendapat lawan di Korea dan berhasil menang atas Hi-yung Chung asal Korea Selatan dan menjadi juara OPBF dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.
Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri. Berita ini didengar promotor Boy Bolang (Darius Sinathrya) yang lantas mulai mengorbitkannya dan ia memilihkan lawan Ju-do Chun di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985 dan meraih gelar juara IBF kelas terbang super.
Kemenangan ini mengubah nasibnya, dan menjadikannya terkenal, hingga bertemu Presiden Soeharto yang memberikannya jam tangan emas. Sang ibu yang menonton pertandingan itu tak lupa mengucap syukur atas kemenangan anaknya.
Namun, kemenangan ini sempat membuat Ellyas Pical mendapat berita negatif akibat mabuk saat bersama Nico dan teman perempuan. Lita (Parisa Shams) yang disukainya di sebuah klub malam. Masuknya Anton Sihotang (Khiva Iskak) sebagai manager Ellyas Pical membuat biopik ini makin intens.
Ditambah lagi Ellyas Pical akhirnya bertemu dengan Rina Siahaya (Della Dartyan) yang dikenalkan temannya di gereja. Apakah yang akan terjadi di episode berikutnya? Makin serukah kisah ini nantinya?
Digarap amat serius dengan memperhatikan detil penting
Belum pernah kita melihat sebuah biopik dihadirkan dalam format serial. Kebanyakan biopik dihadirkan lewat format layar lebar dan untuk olahraga tinju sendiri, Ellyas Pical menjadi olahragawan pertama yang diangkat kisahnya secara dalam. Narasinya sendiri dihadirkan linear seiring lini masa yang dianggap penting dalam perjalanan karir Ellyas Pical selama ini.
Kedekatannya dengan Mama Ana, Om Alex dan Mama Ci menjadikan karakter ini amat penting bagi Elly dalam meniti karirnya di dunia tinju. Detil kecil bagaimana Elly buta huruf dan tidak bisa mendengar dengan jelas akibat ledakan bom ikan saat ia menyelam juga digambarkan di awal episode satu.
Penggunaan bahasa Ambon dengan aksen Saparua, menjadi daya tarik tersendiri dari serial ini. Memang ada kekhawatiran soal tinggi Denny Sumargo yang jauh berbeda dengan Ellyas Pical, namun hal itu tidak nampak saat serial ini ditonton. Perbedaan ini ternyata bisa diakali dengan pengambilan sudut kamera yang sudah diatur sedemikan rupa sehingga masalah ini bisa diatasi.
Sisi artistiknya pun juga diperhatikan dengan baik mulai dari penggunaan wardrobe, mobil, hingga interior ruangan yang menyesuaikan dengan lini masanya. Begitu pun saat pertandingan yang dilakukan di Istora Senayan, set bisa disulap sedemikian rupa dengan penontonnya yang banyak, dengan cast menyesuaikan dengan naskahnya.
Totalitas Denny Sumargo menjadi Ellyas Pical
Belum pernah kita melihat Denny Sumargo atau biasa dipangil Densu amat total dalam sebuah film atau serial selain di Ellyas Pical. Selain harus menghitamkan kulitnya, dan sedikit mengubah tampilan mukanya, tampilannya mulai terlihat sangat mirip dengan Ellyas Pical asli.
Hebatnya lagi, walaupun dulunya Densu merupakan atlet basket, namun ia bisa menguasai sejumlah teknik tinju yang amat meyakinkan. Pukulan uppercut dan hook kencang dengan tangan kiri yang menjadi ciri khas Ellyas Pical, mampu ia lakukan dengan baik saat melakukan sparring partner ataupun saat bertanding.
Kesimpulan
Serial ini di dua episode perdananya mampu membuat kita terkesima dengan kemasannya yang amat serius digarap. Herwin Novianto yang sebelumnya berhasil lewat alih wahana Kembang Api dan Why do You Love Me di tahun 2023, dan serial Tukar Tambah Nasib, kembali membuktikan dirinya lewat serial biopik yang jauh lebih sulit digarap.
Herwin juga mampu menampilkan visualisasi yang apik di sepanjang episode-nya. Susunan pemain yang bermain di serial ini juga tampil baik di dalam mendukung karakter Ellyas Pical.
Akting Densu yang amat baik dan Christine Hakim yang mampu menjadi karakter Mama Ana yang keras namun penuh kelembutan, terlebih lagi ia mampu menjadi panutan Elly dalam menuntun hidupnya agar tetap lurus dan fokus kepada tinju.
Tonton segera serial Ellyas Pical, tiap Kamis eksklusif hanya di Prime Video.
Director: Herwin Novianto
Cast: Denny Sumargo, Christine Hakim, Della Dartyan, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Alfie Alfandie, Yayu Unru, Bima Sena
Duration: 6 Episodes – 60 Minutes/Episode
Score: 7.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Ellyas Pical (Episode 1-2)
Ellyas Pical (Episode 1-2) mengisahkan masa kecil Ellyas Pical dan perjuangannya meraih juara dunia pertama kali melawan Ju-do Chun di Jakarta