Review The Tinder Swindler (2022)

Aksi Penipu Profesional yang Menargetkan Para Wanita di Aplikasi Kencan Tinder.

“Dia bukan pangeran berlian, bukan juga seorang putra miliarder, dia seorang penipu yang memalsukan semuanya.” – Cecilie (The Tinder Swindler).

 

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar aplikasi Tinder? Wadahnya mencari teman sekaligus pasangan atau justru menjadi target para penipu?

Kamu akan melihat gambaran mengenai bagaimana seseorang mencari kekasih melalui aplikasi kencan khususnya Tinder, serta bagaimana proses dari hubungan tersebut melalui film dokumenter original Netflix ini.

Jika kamu mengharapkan akhir kisah yang baik, maka lebih baik lupakan itu semua. Karena kamu akan banyak melihat bagaimana seorang penipu berhasil mengelabui para teman kencannya dan selalu berhasil lolos dari jeratan hukum.

Cara kerja Simon Leviev ini seperti halnya Leonardo DiCaprio dalam film ‘Catch Me If You Can’ yang mempunyai karakter senang menipu para korbannya dengan menggunakan berbagai identitas baru demi melancarkan aksinya.

Ketika film dokumenter Netflix ini dirilis pada 2 Februari lalu, Simon Leviev masih aktif menggunakan aplikasi Tinder. Namun kini, akunnya sudah dibekukan dan tidak bisa digunakan kembali. Setelah dilarang di Tinder pun ia masih aktif di akun Instagramnya dengan jumlah pengikut lebih dari 200 ribu orang.

Jika kamu mencari akun instagramnya, maka sudah tidak bisa ditemukan lagi dan tidak ditemukan alasan hilangnya akun tersebut. Tapi, terdapat akun baru yang mengaku jika dirinya Simon Leviev yang asli dan mengatakan jika semua yang ditampilkan dalam film documenter ini hanyalah rekayasa serta akunnya di bajak.

Sinopsis

‘The Tinder Swindler’ merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang kisah nyata sejumlah korban penipuan dari seorang pria bernama Simon Leviev yang mereka kenal melalui aplikasi kencan, Tinder. Cerita dimulai dengan sosok perempuan yang berada di Norwegia, bernama Cecilie.

Sosok Simon digambarkan sebagai lelaki yang kerap kali menampilkan diri sebagai sosok pria idaman para perempuan yakni dengan memiliki finansial yang luar biasa, tampan, pandai memikat, hingga mudah membuat perempuan jatuh hati karena perhatian yang diberikan.

Trik yang dilakukan untuk meyakinkan para korban yaitu dengan mengajak mereka menikmati segala kemewahan yang dimilikinya sehingga para perempuan ini percaya dengan segala cerita Simon. Tak jarang, Simon bahkan berjanji untuk berkomitmen dengan para korbannya.

Mulai dari menjalin hubungan asmara hingga ke jenjang yang lebih serius seperti tinggal bersama dan memiliki anak bersama. Namun situasi mulai pelik ketika Simon, yang kerap bepergian ke berbagai negara dengan alasan pekerjaan, mengaku mendapatkan masalah dari “musuh” atau orang-orang yang mengincar posisinya sebagai direktur perusahaan berlian.

© Netflix

Pada saat itulah, Simon kemudian mengandalkan para korbannya dengan cara meminta bantuan finansial dengan alasan dia tidak bisa mengakses kartu kredit atau rekeningnya. Para korbannya pun percaya dengan cerita Simon apalagi ditambah bukti berupa foto dan video dirinya bersama pengawalnya bernama Peter yang menjadi korban dari penyerangan yang menggunakan senjata tajam.

Dari cara yang ia lakukan, Simon kemudian mendapatkan banyak uang dari para korbannya dengan sukarela dan sadar memberikan bantuan uang ataupun pinjaman karena percaya bahwa Simon dalam kesulitan. Hingga kemudian, satu per satu para perempuan ini tersadar bahwa mereka telah menjadi korban dari penipuan karena pinjaman yang diberikan tak jua dikembalikan oleh Simon.

Fakta semakin rumit ketika mengetahui bahwa Simon, dan berbagai nama yang dikenal para korban ini, sejatinya adalah seorang pria asal Israel yang dikenal sebagai penipu ulung bernama Shimon Yehuda Hayut.

Sisi emosional yang ditampilkan narasumber tersaji tepat dan sistematis

Menyajikan dengan gaya yang berbeda, Felicity Morris menggambarkan persoalan di dalam film ini dengan runut baik dari segi cerita hingga penampilan emosi yang ditampilkan oleh masing-masing narasumber. Mulai dari Cecilie yang menceritakan awal mula bertemu Simon dengan pembawaan yang senang dan kasmaran hingga ekspresi ketakutan, panik dan kesal saat tahu ia dibohongi.

Selain itu, perpaduan cerita dari narasumber satu dengan narasumber dua pun disajikan dengan tempo yang beriringan sesuai cerita mereka yang saling berhubungan. Penonton harus bisa fokus ketika kisah dari korban kedua yang bernama Pernilla, dimulai.

© Netflix

Karena kisah keduanya saling berkaitan sehingga cerita yang disampaikan pun akan sering bergantian dengan cepat sesuai pengalaman yang mereka alami. Hingga puncaknya ketika keduanya bertemu dan memutuskan untuk melaporkan Simon.

Pembawaan tiap narasumber dalam film ini tampil dengan emosi yang beragam sehingga penonton turut merasakan apa yang mereka rasakan baik dari segi kasmaran hingga amarah yang terpancar.

Pola penipuan Simon Leviev selalu konsisten untuk setiap korbannya

Jika ditelaah dengan seksama, pola penipuan yang dilakukan Simon Leviev selalu menggunakan cara sama untuk setiap korbannya. Mulai dari mengajak kencan di tempat yang mewah, pergi berlibur ke luar negeri, bersikap manis dengan mengirimi bunga yang besar hingga ketika Simon memulai aksi penipuannya dengan mengatakan ada musuhnya yang mengejar dirinya dan mencelakain pengawalnya.

© Netflix

Semua tahapan tersebut dilakukan untuk berbagai wanita yang ia kencani, dalam satu waktu ia begitu pandai menipu para korbannya yang tinggal di negara yang berbeda satu sama lain.

Simon menggunakan uang dari korban pertamanya untuk mengadakan pesta di tempat korban kedua lalu seterusnya ia memutar-mutar penggunaan uang tersebut dengan mengatakan alibi yang sama, bahwa dirinya sedang dalam bahaya dan membutuhkan uang yang banyak karena rekeningnya dibekukan.

Kejahatan melalui aplikasi kencan yang kerap kali terjadi

Pada nyatanya, kejahatan melalui aplikasi Tinder bukan hal yang baru lagi karena sebelumnya pun tetap banyak penipuan yang dilakukan melalui aplikasi tersebut.

Seperti yang terjadi di Malaysia pada Juni 2021 lalu, dalam sebuah postingan Facebook oleh Departemen Investigasi Kejahatan Komersial Kepolisian Malaysia, seorang wanita dilaporkan menjadi korban penipuan dan kehilangan uang sebanyak RM2,7 juta atau Rp9,35 miliar.

Dilaporkan bahwa korban adalah seorang wanita yang bekerja di real estat. Dia mengenal seorang pria melalui aplikasi kencan populer Tinder. Setelah sebulan saling berbicara satu sama lain, pria itu mulai meminjam uang dari wanita itu dengan alasan bahwa dia sedang dalam proses mendapatkan kontrak bisnis.

© Netflix

Meskipun kedua belah pihak belum pernah bertemu satu sama lain, korban membuat banyak transaksi ke akun sebuah perusahaan. Jumlah total yang dia transfer mencapai RM2,7 juta.

Kejadian penipuan yang kerap kali terjadi ini seolah tidak memberikan pelajarian baru bagi pengguna Tinder untuk lebih berhati-hati saat menyangkut soal uang atau kepercayaan. Kini, melalui film dokumenter yang mengisahkan modus penipuan melalui Tinder, diharapkan agar semua pengguna bisa lebih mawas diri.

Dukungan narasi, skoring serta visual yang sangat apik

Hal menarik dalam film dokumenter ini yang patut diacungi jempol adalah teknis penyajian film yang didukung dengan narasi yang jelas, penggunaan skoring yang sesuai mengikuti suasana yang sedang terjadi hingga tampilan visual yang terlihat seperti nyata sesuai dengan cerita yang disampaikan narasumber.

Penggambaran yang diberikan terasa sempurna, penonton akan bingung apalah visual yang ditampilkan ini beneran nyata atau hanya sebagai pendukung dari kisah yang sedang diceritakan.

Kesimpulan

Terlepas dari permasalahan yang ada dalam film dokumenter ‘The Tinder Swindler’ terdapat pesan mendalam di dalamnya untuk senantiasa berhati-hati terhadap orang yang baru saja kita kenal melalui aplikasi kencan. Lebih baik jika kita menghindari orang tersebut jika ia sudah meminta nominal uang yang besar dengan iming-iming akan dikembalikan secepatnya.

© Netflix

Karena bagaimana pun, orang tersebut hanyalah kenalan yang kita dapat melalui aplikasi. Film ini juga banyak memberikan gambaran mengenai pola penipuan berkedok kencan yang bertujuan untuk mengambil uang yang banyak dari korbannya tanpa dicurigai. Meski pun di akhir semua korbannya sadar akan tindakan tersebut.

Bagi Cilers yang turut menggunakan aplikasi Tinder, kamu wajib menyaksikan film dokumenter ini agar kelak jika menemukan kejadian yang sama kamu bisa mengantisipasinya sebelum berujung dengan penipuan dan kerugian.

 

Director: Felicity Morris

Cast: Pernilla Sjöholm, Cecilie Fjellhøy, Ayleen Charlotte, Natalie Remøe Hansen, Kristoffer Kumar

Duration: 114 minutes

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

The Tinder Swindler

8 Score

'The Tinder Swindler' merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang kisah nyata sejumlah korban penipuan dari seorang pria bernama Simon Leviev yang mereka kenal melalui aplikasi kencan, Tinder.

Review Breakdown

  • The Tinder Swindler 8
Exit mobile version