“Di siang hari, aku pria biasa. Di malam hari, aku pembunuh” –Yoo Young-chul.
Setelah mengikuti perjalanan pembunuhan keji keluarga di India dalam serial dokumenter ‘House of Secrets: The Burari Deaths’, Netflix kembali menghadirkan serial dokumenter terbarunya yang berjudul ‘The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea.’
Kali ini, kita diajak untuk mengikuti perjalanan tim penyelidik dalam menaklukan pembunuh berantai yang terjadi di Korea Selatan.
Sinopsis ‘The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea.’
Pada tahun 2003, masyarakat Korea Selatan digemparkan dengan berita pembunuhan yang menargetkan wanita muda hingga tua yang terjadi di lingkungan perumahan mewah.
Karena tidak ada barang korban yang hilang, awalnya polisi hanya menduga bahwa ini adalah pembunuhan biasa karena dendam pribadi.
Kasus ini pun hampir menemui jalan buntu. Segala cara telah dilakukan tapi tidak ada perkembangan sampai akhirnya polisi menemukan hubungan dari kasus pembunuhan lain yang merujuk kepada pembunuhan berantai paling menggegerkan dan berpengaruh kepada kemajuan sistem penyelidikan kriminal Korea Selatan.

Polisi berhasil menemukan rekaman yang menampilkan seorang pria berusia akhir 20-an diduga sebagai pembunuhnya. Ketika rekaman CCTV dan gambar-gambar itu dipublikasikan, pembunuhan hampir tiba-tiba berhenti.
Tak selang berapa lama, diketahui bahwa banyak wanita pekerja seks yang hilang. Karena prostitusi adalah hal yang ilegal, para mucikari dan calo tidak pernah melaporkan kasus tersebut ke polisi karena tidak ingin mendapat masalah.
Namun semua itu terungkap ketika salah satu pemilik rumah bordil, yang juga mantan polisi, melaporkan kasus tersebut. Sebuah jebakan dipasang, dan seorang pria bernama Yoo Young-chul tertangkap.
Tidak ditemukannya motif pelaku yang menghalangi langkah polisi
Tidak seperti para pembunuh berantai lainnya, pelaku yang bernama Yoo Young-chul mempunyai motif yang terbilang sulit ditentukan. Tidak ditemukannya barang bukti selain jejak sepatu, menjadi salah-satu alasan polisi sulit menangkap pembunuh berantai tersebut.
Walaupun TKP terjadi di kawasan perumahan elit, belum banyak CCTV pada saat itu. Yoo Young-chul juga tidak pernah mengambil harta korban-korbannya setelah dia membunuh korban yang merupakan kelas atas.

Yoo Young-chul benar-benar memiliki motif yang sulit ditentukan. Dia membunuh korbannya secara acak. Mulai dari wanita tua, wanita muda, orang-orang kaya, hingga pekerja seks jalanan. Hal-hal tersebut yang menjadikan kasus ini menarik dan membuat polisi sulit memprediksi langkah pelaku selanjutnya.
Dalam serial yang berisikan 3 episode tersebut, ‘The Raincoat Killer’ berisikan adegan reka ulang, wawancara yang dilakukan oleh semua orang yang terlibat, dan foto-foto TKP yang tidak pernah dilihat publik sebelumnya.
Meskipun ada beberapa tempat kejadian yang disebut dalam serial ini, kita tidak dibawa pusing untuk mengingatnya karena setiap tempat kejahatannya ditandai dengan percikan darah di peta yang membantu menunjukkan area tempat kejahatan terjadi.
Menyinggung kegagalan polisi Korea Selatan
‘The Raincoat Killer’ juga menyinggung kegagalan dan kelalaian polisi Korea Selatan pada masa itu dalam menangani pelaku.
Menurut kepolisian, Yoo Young-chul sama sekali tidak terlihat seperti seorang pembunuh. Yoo Young-chul tampak seperti pria biasa dan penampilannya pun terbilang lumayan.
Saat diinterogasi, Yoo Young-chul langsung membuat pengakuan bahwa dia telah melakukan semua pembunuhan. Nada bicaranya yang santai dan perilakunya yang acuh tak acuh menciptakan banyak keraguan dalam diri para detektif.
Juga, ketika dibawa ke TKP, dia membawa mereka ke rumah yang salah dan keterangannya pun tidak sesuai dengan bukti yang didapatkan polisi. Hal itu membuat tim kepolisian lengah dan percaya sejenak bahwa orang ini mungkin saja orang gila yang membuang-buang waktu. Sesuai dengan apa yang diinginkan Yoo Young-chul.
Yoo Young-chul bahkan sempat memanfaatkan hal tersebut dengan memalsukan stroke epilepsi dan melarikan diri dari kantor kepolisian, meninggalkan noda besar pada reputasi kepolisian yang tidak becus menjaga targetnya.

Kasus ini telah berlangsung hingga setahun kemudian tanpa adanya petunjuk baru yang didapatkan tim kepolisian. Cara yang dipakai untuk mencari pelaku pun sangat primitif. Kalau saja polisi lebih cepat menangani kasus ini, pasti dapat meminimalisirkan korban yang berjatuhan.
Karena kelambatan tim penyelidik dalam menanganinya, kasus ini merupakan titik balik bagi tim penyelidik untuk mengubah seluruh sistem penyelidikan kriminal Korea Selatan hingga mengalami kemajuan pesat dalam menangani kejahatan yang terjadi di masa kini.
Setelah adanya bukti darah dan rambut para korban di apartemennya, hingga potongan-potongan bagian tubuh yang ditemukan, polisi merasa cukup untuk membuatnya mempertanggungjawabkan aksinya. Sampai saat ini Yoo young-chul masih mendekam di penjara dengan hukuman mati.
Serial ini juga menyoroti efek emosional yang dialami tim penyelidik maupun keluarga korban dari kasus ini. Beberapa keluarga korban memutuskan untuk bunuh diri. Bahkan tim forensik wanita terlihat menangis saat mengingat kembali kejadian yang tergambar jelas dalam kenangannya tersebut.
Penyuntingan yang tidak berlebihan dan fokus kepada cerita
Secara visual, teknik sinematografi Korea Selatan tidak perlu diragukan lagi. Palet warna yang redup dan kamera yang menyoroti lampu-lampu malam kota Seoul sangat menarik dan juga tentunya menambah kesan misteri dalam serial ini.
Selain itu, penyuntingan dalam serial dokumenter ini juga tidak dilebih-lebihkan. Reka adegan yang tidak lebay, efek musik yang pas juga membuat seolah-olah pembuat serial tersebut ingin penonton fokus kepada jalan cerita yang disajikan.
Masih meninggalkan beberapa pertanyaan
Meskipun dibalut dengan reka adegan ulang, alur ceritanya terasa lambat dan seperti mondar-mandir. Serial ini juga seperti kurang bahan dan tidak terlalu dalam menggali latar belakang Yoo Young-chul dalam melakukan aksi kejamnya.
Misalnya, tidak diberikan alasan mengapa Yoo Young-chul hanya membenci dan membunuh wanita. Apakah ada trauma masa lalu yang terjadi kepada pelaku hingga dia tega membunuh hingga memutilasi 20 korbannya? Bagaimana kehidupan masa kecilnya dan bagaimana tanggapan kerabat serta keluarga tentang dia? Beberapa pertanyaan tetap mengganjal sampai akhir serial ini.
‘The Raincoat Killer’ merupakan sebuah serial dokumentar tentang seorang pembunuh berantai yang brutal dalam membunuh dan menyingkirkan korban-korbannya. Dengan hanya tiga episode yang berdurasi 45 menit, ‘The Raincoat Killer’ bisa menjadi tontonan di waktu senjang untuk pencinta film dokumenter terutama bergenre misteri dan pembunuhan.
Director: John Choi
Cast: Kwon Il-Yong, Kim Hee Sook, Kang In Cheol, Cho Wook Hee, Park Ki Ryun, Bae Sang Hoon, Kim Ji Yoon, Park Myung Sun, Go Na Mu
Episode: 3
Score: 6.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea
'The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea' merupakan serial dokumenter Netflix tentang pembunuh berantai Yoo Young-chul yang membunuh kurang lebih 20 wanita di Korea Selatan pada tahun 2003.