Review Surviving Paradise: A Family Tale (2022)

“In this land, family is everything.” (Surviving Paradise: A Family Tale).

Perubahan iklim merupakan salah satu isu penting di abad ke 21 ini, walaupun sampai saat ini masih sering terjadi perdebatan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyaknya fenomena perubahan alam yang ekstrim terjadi perubahan iklim yang cukup drastis di berbagai belahan dunia.

Efek dari perubahan iklim ini membawa konsekuensi drastis bagi setiap makhluk hidup di planet ini, tidak terkecuali bagi binatang-binatang yang hidup di alam liar.

Film dokumenter tentang satwa liar terbaru dari Netflix yang berjudul ‘Surviving Paradise: A Family Tale’ adalah kisah tentang kehidupan mereka yang mencoba untuk beradaptasi dengan kondisi alam yang semakin memburuk dan menerapkan aturan hidup paling penting, yaitu kebersamaan.

Sinopsis

‘Surviving Paradise’ menjelajahi Delta Okavango di benua Afrika, sebuah oasis yang luas, terisolasi dari belahan dunia lainnya oleh gurun pasir yang tak kenal ampun.

Oasis tersebut juga menjadi tempat berlindung yang dibangun dan dijaga oleh para penghuninya setiap hari. Dan sebagai imbalannya, tempat tersebut memenuhi kebutuhan mereka. 

Film ini menyoroti tentang kebersamaan para satwa-satwa di sana yang mencoba mengisi kesenjangan dalam ketidakseimbangan ala mini dengan memainkan peran mereka dalam ekosistem yang berkelanjutan. 

Interkonektivitas antara spesies yang berbeda

Di era perubahan iklim, keseimbangan alam dengan penghuninya menjadi terganggu. Jadi ikatan di antara mereka haruslah erat, di setiap keluarga, di setiap kelompok dan di setiap suku untuk bertahan hidup.

Hewan-hewan di sini melakukan ikatan erat tersebut, entah itu di bawah teriknya sinar matahari, di bawah derasnya siraman hujan dan dalam situasi apa pun, mereka bersama-sama saling membantu.

Film dokumenter ini membahas interkonektivitas spesies yang berbeda untuk menjamin keberlangsungan hidup mereka terutama di saat-saat genting dan sulit. Setiap spesies yang hidup di  sini masing-masing memiliki peran yang berbeda-beda.

Baik itu untuk satu sama lainnya atau untuk alam itu sendiri. Yang pada akhirnya membantu masing-masing dari mereka untuk terus berkembang dan di saat bersamaan juga memelihara keseimbangannya.

Kemarau panjang dan kekeringan bertambah parah

‘Surviving Paradise’ memberi kita gambaran sekilas tentang kehidupan para satwa yang tinggal di Delta Okavango yang terletak di jantung gurun Kalahari, wilayah tersebut menjadi tempat perlindungan dan hunian bagi gajah, serigala, zebra, kuda nil dan lainnya.

Film ini menangkap dan membuat kaleidoskop visual yang menawan yang melintasi dataran delta Okavango, menampilkan gambaran close-up hewan-hewan yang menghuninya.

Berkat perubahan iklim, dalam beberapa tahun terakhir musim kemarau semakin panjang, panas semakin menyengat. Dengan kekeringan yang semakin parah, setiap kawanan satwa di sana mati-matian mencari sumber air yang tersisa. Di mana setiap hari menjadi pertempuran untuk menemukan cukup air untuk bertahan hidup.

Perjuangan sulit menjaga kelestarian lingkungan

Dokumenter ini juga menyoroti tentang semangat keibuan, yang terdapat dalam gajah betina, singa betina dan serigala betina. Masing-masing peran dari mereka dibahas cukup rinci dan khususnya tentang peran singa betina di sini layak mendapatkan apresiasi.

Dia menolak menyerah setelah dibuang oleh kawanannya sendiri, dia berburu sendirian juga membesarkan anaknya sendirian di iklim gurun yang gersang dan keras. Dia tak hanya sekedar menjadi seorang ibu tapi juga menjadi pelindung dan pejuang.

Dokumenter alam ini memang banyak memberikan eksplorasi untuk membangun ekosistem berkelanjutan dalam menghadapi bencana ekologi yang semakin parah, seperti kekeringan yang semakin panjang, kelaparan, banjir yang ekstrem.

Dan yang paling penting, adanya keberlanjutan pemeliharaan lingkungan dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya yang menghadapi perjuangan yang lebih sulit.

Kesimpulan

Ini adalah film dokumenter alam yang mengandungi pandangan yang mengkhawatirkan tentang krisis iklim dalam konteks lingkungan yang terdepresiasi dan dalam hal ini terjadi di gurun Kalahari.

Di mana kita terhubung dengan beragam spesies yang menghuninya selagi masih memungkinkan di tengah-tengah kekeringan yang semakin ekstrem.

Director: Rene Godfrey

Narrator: Rege-Jean Page

Duration: 78 minutes

Score: 7.2/10