“This is not a goodbye. This is just a see you later,” – Tyler Henry.
Para pecinta film horor, apakah pernah melihat film ‘The Medium’? Atau mungkin film yang baru-baru ini menjadi salah satu nominasi Oscar 2022 di kategori Best Picture, ‘Nightmare Alley’?
Memiliki tema yang sama, Netflix kali ini mengeluarkan serial dokumenter tentang perjalanan hidup seorang medium atau dalam bahasa yang lebih dikenal ialah cenayang.
Namun bedanya, serial ‘Life After Death with Tyler Henry’ tidak memunculkan perasaan seram sama sekali, seperti ‘The Medium’ atau bahkan suasana penuh tipu daya layaknya ‘Nightmare Alley’.
Perlu ditekankan, tidak ada hal-hal menakutkan meski judul mengandung kata kematian. Hanya kesedihan, dan cerita-cerita mengharukan yang bisa jadi alasan mengapa sosok Tyler begitu disayangi oleh banyak orang hingga dibuatkan sebuah serial khusus untuknya.
Serial yang dirilis pada 11 Maret kemarin, diproduksi oleh Netflix, 44 Blue Productions, dan Corbett/Stern Productions. Serial dokumenter ini sebagian besar menyoroti perjalanan dan kisah hidup Tyler Henry beserta ibu, asisten, dan partnernya.
Sinopsis
‘Life After Death with Tyler Henry’ akan melihat bagaimana Henry pergi ke beberapa negera untuk menawarkan ‘bacaan’ kepada sebanyak mungkin orang dalam daftar tunggunya, memberi mereka harapan, penyembuhan, dan penutupan yang mereka cari.

Dari episode pertama hingga terakhir, Henry sebisa mungkin memberikan jalan bagi setiap orang yang membutuhkan pencerahan dengan masuk ke daftar tunggu sang Hollywood Medium tersebut.
Tidak hanya itu, ‘Life After Death’ juga mengikuti kisah Henry dan keluarganya untuk menemukan silsilah asli keluarganya, setelah Henry dan Ibunya mengetahui bahwa nenek atau ibu mereka, bukanlah nenek atau ibu asli secara biologis.
Membaca orang-orang biasa
Mungkin beberapa penonton akan penasaran, siapa sosok Tyler Henry hingga sebuah serial dokumenter dipersembahkan untuk melihat perjalanannya.
Tyler Henry adalah seorang medium yang telah muncul di beberapa stasiun televisi Amerika untuk ‘membaca’ kisah hidup yang selama ini tidak diketahui selebriti melalui orang-orang terkasih yang telah tiada. Melalui Tyler, ia menjadi jembatan antara orang hidup dan orang mati.

Namanya yang telah terkenal, membuat Netflix mungkin tertarik dengan kemampuannya tersebut. Ia juga kerap dipanggil untuk membantu seorang detektif swasta dalam memecahkan kasus, seperti yang ada dalam salah satu episode serial dokumenter ini.
Kali ini, Tyler berhasil mewawancarai beberapa nama yang tidak terkenal, untuk mengisi dokumenternya. Pada awal pembukaan serial, penonton akan diberi penjelasan bahwa Tyler tidak tahu-menahu tentang siapa yang akan dibacanya, dan orang-orang tersebut merupakan pilihan mereka dalam daftar tunggu.
Sosok Tyler Henry yang berempati
Mungkin bagi orang yang tidak percaya dengan sosok medium, ‘Life After Death with Tyler Henry’ tetap bisa membuat penonton betah untuk melanjutkan satu atau dua episode.
Sosok Tyler dalam serial dokumenter ini digambarkan sebagai orang yang ramah, penuh empati, dan sangat perduli terhadap orang-orang yang dibacanya.

Ia kerap berhati-hati terhadap apa yang akan ia angkat atau bicarakan di depan orang tersebut, meski ia sendiri harus menyampaikan apa yang sosok lain bicarakan dengannya.
Hal yang umum adalah, Tyler kerap mengatakan di setiap episode atau setiap pembacaan yang ia lakukan bahwa, “Dia tidak merasakan kesakitan,” untuk setiap arwah yang menjadi masalah atau belum bisa dilepas oleh para keluarganya. Mungkin hal tersebut bisa menjadi pelepasan, tapi justru terlihat seperti template bagi para penonton.
Tyler Henry dalam serial ini digambarkan bak penyelamat setiap orang yang berduka. Ia memberi rasa lega, pelepasan akan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah terjawab, dan dengan cermat memilih-milih mana yang Tyler rasa penting untuk dibicarakan.
Kematian yang beragam
Hal-hal lain yang membuat penonton tertarik, ialah bagaimana setiap episode menjual kesedihan yang berbeda-beda. Gaya bicara Tyler yang lugas dan sedikit membingungkan, mampu tertutupi dengan kisah-kisah sedih yang melatarbelakangi setiap episode.
Mulai dari korban penembakan masal di tahun 2018, kematian akibat suatu hal yang tidak pernah terduga, korban dari peristiwa tanah longsor yang memakan banyak korban jiwa, hingga kematian akibat serangan jantung atau tabrak lari.

Entah bagaimana Tyler lebih sering membaca orang-orang dengan kasus kematian yang sudah lama, sehingga mungkin lebih mudah baginya dan tim produksi (walaupun selalu terasa sulit bagi orang yang dibaca) untuk menanyakan hal tersebut.
Membosankan, tapi buat penasaran untuk satu atau dua episode
Karena serial tersebut hanya berisikan tentang bagaimana Tyler membacakan setiap orang dan kesedihan yang selama ini mereka rasakan, ‘Life After Death’ cukup ampuh membuat beberapa penonton jadi lelap tertidur.
Tidak ada hal yang istimewa – selain kematian yang tragis dan mendadak tentunya, yang bisa membuat penonton bertahan.

Selain itu, bagaimana Tyler mencoba untuk mencari tahu silsilah keluarga aslinya juga hanya sebatas hal-hal umum belaka. Sekali lagi, apa yang cerita ini sajikan dengan sembilan episode, cukup umum dan tidak ada yang istimewa.
Kesimpulan
Kematian selalu menyisakan luka yang mendalam bagi setiap orang terdekat. ‘Life Ater Death with Tyler Henry’ mencoba memberikan pelepasan kepada setiap insan yang masih merasakan hal tersebut.
Sayangnya, tidak ada hal yang istimewa dan menarik perhatian bagi para penonton untuk dijadikan alasan melanjutkan serial dokumenter ini.
Selama sembilan episode dengan durasi yang cukup panjang, penonton akan disajikan dengan cerita-cerita sedih meski pembawaan Tyler sendiri mampu menutupi kesedihan tersebut.
Serial ini akan kembali kepada objektivitas penonton, apakah percaya kepada hal-hal seperti yang seorang medium lakukan, atau memang serial ini hanya diatur belaka. Jika penonton ingin mengetahuinya, ‘Life After Death’ bisa disaksikan di layanan OTT Netflix.
Cast: Tyler Henry
Duration: 385 minutes (9 episodes)
Score: 4.0/10