“Tidak ada jawaban yang tepat dalam hidup, hanya jawaban terbaik.” – Choi Chi-yeol (Crash Course in Romance)
Pada tanggal 5 Maret, komedi romantis hit Crash Course in Romance berhasil menyelesaikan episode terakhirnya.
Drama yang rilis di layanan streaming Netflix ini tayang sejak 14 Januari lalu dan berhasil keluar dengan peringkat tinggi. Menurut Nielsen Korea, episode terakhir dari Crash Course in Romance mencetak peringkat nasional rata-rata sebesar 17,0%.
Tidak hanya menceritakan kisah percintaan dalam pandangan orang dewasa, drama ini juga turut membawa perspektif para murid SMA yang harus susah payah belajar demi masa depan mereka.
Berikut ulasan lengkap dari drama Crash Course in Romance.
Sinopsis
Crash Course in Romance bercerita tentang seorang ibu yang menjalani kejamnya dunia pendidikan swasta saat putrinya bergabung di kelas instruktur matematika.
Nam Haeng-sun (Jeon Do-yeon) dulunya adalah atlet nasional, sebelum beralih profesi ke toko makanan. Memiliki kepribadian dan energi tak terbatas, ia banyak disenangi oleh orang-orang.
Tak disangka, Nam Haeng-sun justru terlibat dengan Choi Chi-yeol (Jung Kyung-ho) yang merupakan instruktur paling populer di bidang pendidikan swasta.
Ketika bertemu Nam Haeng-sun, kehidupan Choi Chi-yeol berubah drastis dan berkembang menjadi romantis.
Ambisi dan pendidikan
Seperti biasa, ada banyak K-Drama yang menghadirkan isu-isu sosial penting. Dalam Crash Course in Romance, penonton diperkenalkan oleh bagaimana pendidikan Korea Selatan begitu berarti bagi setiap siswa – bahkan para ibu. Jika mereka tertinggal, maka agaknya akan sulit bagi murid untuk menyusul.
Tidak hanya tentang cinta orang dewasa, namun serial berjumlah 16 episode ini secara apik memperlihatkan ambisi murid serta orang tuanya. Belum lagi kesulitan para guru sekolah yang kerap kewalahan menyeimbangkan kemampuan murid akibat mengikuti les. Keadaan ini menyebabkan dilema. Sebenarnya, siapakah yang salah dari peningkatan ilmu pengetahuan mereka yang terlalu pesat?
Di satu sisi, guru hanya memberikan materi sesuai dengan standar sekolah. Meskipun beberapa murid sudah menguasai, maka tidak adil jika guru mengikuti suara mayoritas tersebut. Bagi yang tidak memiliki privilese untuk ikut dalam les – entah karena biaya atau tersingkir dari persaingan, maka jalan satu-satunya adalah penjelasan di sekolah.
Sementara instruktur atau pengajar di tempat bimbingan, mereka tidak terikat oleh batasan pemerintah. Oleh karena itu, Choi Chi-yeol bebas memberikan materi dengan cara apa pun agar para murid paham dengan materi. Inilah yang menjadikan sosok Chi-yeol begitu mudah disenangi oleh orang tua dan anaknya.
Konflik lain juga muncul saat para orang tua, begitu berambisi agar anak-anaknya sukses. Lahir dengan kemampuan finansial yang baik, membuat orang tua ini rela mengeluarkan biaya apa pun demi pendidikan. Uniknya, ini bukan hanya bicara secara materi. Mereka mengantri dan mengorbankan waktu untuk bisa mendaftar di tempat les terbaik, agar anaknya tidak perlu kesulitan dalam pelajaran. Alhasil, mereka ‘hanya’ dituntut untuk belajar, belajar, dan belajar.
Sisi yang lebih manusiawi
Tanpa kehadiran Haeng-sun dan Hae-e, drama ini sepertinya tidak akan terasa normal. Dua tokoh tersebut membuat para karakter lain seakan lebih manusiawi. Mereka akhirnya belajar tentang hidup yang lebih baik, bahwa tidak semuanya harus diukur dengan materi dan dilihat dari sisi negatif. Masih ada kebaikan dalam diri seseorang, tanpa harus diberikan imbalan.
Keluarga Haeng-son hidup secara sederhana. Mereka berjuang untuk saling menghidupi dan memberikan kenyamanan. Maka, hal itulah yang membuat Chi-yeol selalu betah berada di antara mereka.
Plot yang masih belum sempurna
Meski masih bisa dinikmati, namun ada beberapa aspek yang sebenarnya perlu dikembangkan mendalam. Salah satunya adalah karakter Pak Ji yang terkesan penting sejak awal, namun ternyata berakhir dengan sia-sia. Crash Course in Romance berujung pada eksekusi yang terlalu cepat dan terkesan buru-buru.
Meski begitu, penonton tetap disuguhkan akhir yang menyentuh. Bagaimana sosok orang tua tidak selamanya adalah orang yang melahirkan kita. Bagaimana para orang tua seharusnya menjadi figur yang baik bagi anak-anaknya. Tidak perlu sempurna, tapi berperan layaknya sosok yang bisa dibanggakan.
Kisah cinta antara Haeng-son dan Chi-yeol juga dibangun secara perlahan. Waktu demi waktu, mereka mulai sadar bahwa keduanya saling membutuhkan. Meski Haeng-son merupakan sosok ekstrovert, namun tidak ada karakter yang lebih dominan dalam hubungan mereka. Sutradara menampilkan bagaimana kisah cinta orang dewasa yang seharusnya: saling mendukung satu sama lain dan tidak terbebani dengan keadaan masing-masing.
Tidak hanya itu, beberapa karakter lain juga berhasil dikembangkan dengan baik. Selama 16 episode, semuanya mengalami jatuh-bangun yang cukup menarik. Mulai dari Jang Seo-jin (Jang Young-nam) dan Jo Su-hui (Kim Sun-young), keduanya sadar bahwa yang terbaik adalah keinginan anak-anaknya.
Kesimpulan
Di antara sekian banyak tayangan drama Korea, mungkin Crash Course in Romance tidak terlalu istimewa. Cerita romansa klasik dengan bumbu-bumbu pendidikan mungkin sudah pernah diangkat oleh K-Drama lain.
Namun hal yang menjadi kelebihan adalah drama ini membawa unsur romantis dengan perlahan. Memadukan aspek keluarga, kenangan masa lalu, dan pendidikan sebagai dasar kisah cinta mereka. Alhasil, hubungan dua karakter utama didukung kuat oleh orang-orang sekitar.
Drama ini ringan, mudah diikuti, dan karakternya sangat gampang dicintai. Jadi, sayang sekali jika melewatkan drama Crash Course in Romance yang bisa dinikmati melalui layanan Netflix.
Director: Yoo Je-won
Cast: Jeon Do-yeon, Jung Kyoung-ho, Roh Yoon-seo, Oh Eui-sik, Lee Bong-ryun, Jang Young-nam, Lee Chae-min, Kim Sun-young, Kang Na-eon, Shin Jae-ha
Episode: 16
Score: 6.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Crash Course in Romance
Seorang ibu menjalani kejamnya dunia pendidikan swasta saat putrinya bergabung di kelas instruktur matematika.