“Be careful, not everything is sweet as it seems.” – Mark (Cobweb, 2023)
Kesuksesan Evil Dead Rise dan The Boogeyman yang di luar dugaan, tentunya akan berimbas pada film bergenre serupa yang akan mengikuti jejak film tersebut. Memang musim semi dan musim panas bukanlah waktu yang ideal untuk menggelar film horor.
Namun, film Cobweb pada akhirnya bisa membuktikan kualitas meskipun masih kurang populer dibandingkan dengan beberapa judul saingan lainnya.
Tahun 2023 sejauh ini memang telah menjadi waktu yang sangat menguntungkan untuk genre horor, seperti M3GAN, Scream VI, hingga Insidious: The Red Door.
Namun, tidak seperti film horor lainnya musim ini, Cobweb akan menjadi cerita orisinal dari sutradara Samuel Bodin dalam film debutnya.
Bagaimana ulasan singkat dari Cineverse? Simak di bawah ini.
Sinopsis
Suatu malam, seorang anak kecil bernama Peter (Woody Norman) mulai mendengar ketukan di dalam dindingnya tiap malam. Namun, orang tuanya, Carol (Lizzy Caplan) dan Mark (Antony Starr) menyuruhnya untuk tidak meributkannya dan mengatakan kalau itu hanya imajinasinya saja.
Tetapi seiring berjalannya waktu, Peter semakin merasa terganggu. Ia tidak bisa tidur dan mulai melihat hal-hal menyeramkan. Karena tidak didengarkan oleh orang tuanya, Peter pun melampiaskan lewat gambar-gambar.
Melihat sikap Peter yang tidak biasa, seorang guru pengganti bernama Miss Devine (Cleopatra Coleman), segera menyadari bahwa Peter mengalami masalah. Sang guru pun mengunjungi rumah Peter, namun disambut tidak baik oleh Carol.
Kejadian ini memicu perilaku tak biasa dari Peter atau pun orang tuanya. Devine merasa, orang tuanya mungkin memiliki niat yang lebih gelap, dan mereka bersedia melakukan apa saja untuk menjaga agar rahasia mengerikan mereka tidak terungkap.
Diam-diam mendebarkan

Tanpa banyak yang tahu, berada di bawah radar film-film populer yang sedang rilis, Cobweb menjadi kejutan di tengah teriknya kompetisi. Alih-alih merilis film Halloween di bulan Oktober, film ini justru memulai lebih awal dan mengubah musim panas menjadi summerween. Ketakutan dan kengerian berhasil membuat bulu kuduk penggemar berdiri.
Bermula dari seorang bocah kecil pendiam yang mulai masuk sekolah, tidak terlihat ada hal-hal istimewa. Memasuki umur 8 tahun, Peter merasa ada yang berubah. Sebuah suara dingin dan lirih mengganggu ketenangan tidurnya di setiap malam. Seiring dengan berjalannya cerita, suasana mencekam terus terjaga dan memberikan ketegangan yang nyata.
Hal-hal gelap mulai keluar dan rahasia satu per satu mulai terbongkar. Jika kesederhanaan biasanya tidak banyak menjelaskan isi cerita, namun Cobweb mengemas kebingungan penonton menjadi sebuah keajaiban. Lambat laun, penonton bisa menyatukan detail-detail kecil saat beberapa hal dijelaskan di sepanjang film. Rasa penasaran, bingung, dan takut bersatu, hingga menghasilkan cerita yang cukup mengerikan.
Jalan cerita film Cobweb juga terhitung tidak biasa dengan tema trauma keluarga yang menghantui seseorang. Di antara film horor yang tayang tahun ini, mungkin Cobweb menjadi salah satu judul underrated yang patut ditonton.
Kesan gotik dengan sinematografi apik

Film ini berhasil membuat pesona dengan gaya gotik dan visualnya yang menyeramkan. Dari awal, sutradara menampilkan aura sesak, gelap, dan tua. Namun, itu justru menjadi daya tarik dari Cobweb karena ternyata masalah utama berada di rumah usang tersebut. Selain itu, pengambilan gambar dilakukan melalui sudut-sudut yang tepat. Memberikan kesan mengerikan namun tetap memikat secara visual. Oleh karena itu, Cobweb jelas bukan film horor yang membosankan.
Meski sosok hantu “kakak” jarang terlihat, tapi masih bisa memberikan mimpi buruk bagi anak kecil. Rambut panjang kusut – seperti jaring laba-laba, kemampuan merangkak di dinding, serta manipulasi suara, ketiga unsur tersebut sepertinya sudah cukup bagi para pecinta horor. Sekali lagi, kesederhanaan menjadi kelebihan untuk film Cobweb. Jadi, siap-siap merasa tegang lewat suara dan suasana.
Apakah ada akhir yang terbuka?

Bukan kemustahilan apabila Cobweb akan dibuatkan film selanjutnya. Mengingat perjalanan Peter masih panjang, sementara si “kakak” pun berniat untuk terus menerornya, maka wajar saja jika Cobweb dibuat sekuel.
Akhir dari film Cobweb pun bisa dibilang masih menyisakan banyak pertanyaan. Mulai dari nasib Peter setelah meninggalkan rumah, apakah ia masih terus dihantui, atau kehidupan Devine usai mengalami kejadian tragis tersebut. Oleh karena itu, sepertinya masih ada celah untuk film kedua.
Kesimpulan
Jarang terdengar karena teredam peristiwa Barbienheimer, Cobweb ternyata berhasil keluar sebagai sajian yang seru. Ketegangan dibangun lewat suasana mencekam, kelakuan gila dari orang tua, serta lirihan hantu “kakak”. Selain itu, film ini juga cukup memuaskan dari segi sinematografi karena mengambil sudut-sudut yang tepat. Membuat cerita terasa lebih intens meski masih ada beberapa kekurangan yang bisa ditoleransi.
Director: Samuel Bodin
Cast: Lizzy Caplan, Woody Norman, Cleopatra Coleman, Antony Starr
Duration: 88 minutes
Score: 7/10
WHERE TO WATCH
The Review
Cobweb
Setiap malam Peter dihantui ketukan dinding dan mimpi buruk. Tanpa disadari, ada rahasia besar yang disembunyikan oleh kedua orang tuanya.