“Pernikahan itu gak hanya cari nafkah, akad dan resepsi saja, nak,” – Ibu Kiblat (Cinta Kiblat, 2024)
KlikFilm baru saja merilis film original Indonesia terbarunya yang diberi judul Cinta Kiblat. Film ini tiba-tiba saja dihadirkan KlikFilm di medio Juni, setelah sebelumnya tak hadir dalam notifikasi bulanan.
Cinta Kiblat mengusung narasi menarik yang akhir-akhir ini banyak dialami pasangan muda yang ingin menikah, namun tak segera mendapat restu dari orang tuanya. Film ini juga menyatukan Bio One dan Hanggini dalam satu layar film setelah sebelumnya bermain di beberapa film berbeda.
Bio One sebelumnya bermain sangat baik di Sleep Call (2023) dan Kereta (2024) yang merupakan film original KlikFilm. Sementara itu Hanggini belum lama ini membintangi Kembang Api (2023) dan serial Rencana Besar (2023) yang tayang di Prime Video.
Lalu bagaimana dengan film ini? Apakah dengan narasinya yang relate dengan kebanyakan orang Indonesia bisa disukai oleh pecinta film Indonesia? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Kiblat (Juan Bio One) dan Asya (Hanggini), merupakan sepasang anak muda yang sedang bersiap merencanakan pernikahan mereka setelah berpacaran kurang lebih 4 tahun. Setelah dirasa siap secara finansial, Kiblat memberanikan diri melamar Asya dan lamaran itu diterima ayahnya.
Namun, tidak demikian dengan ibu Kiblat. Tadinya Kiblat yakin kalau ibunya bisa menerima Asya sebagai menantu dan merestui pernikahannya. Ternyata apa yang sudah ia rencanakan sejak lama pupus sudah.
Sang ibu menolak pernikahan itu dengan alasan kalau Kiblat belum siap untuk menikah, dan itu dibuktikannya sendiri saat mengetes anaknya soal hal-hal kecil seperti membuang sampah, tahu di mana bahan-bahan masakan disimpan atau menyuci bajunya sendiri.
Kiblat menahan diri untuk tidak emosi dan menyampaikan kepada Asya kalau pernikahan mereka harus ditunda. Asya lantas berusaha mengambil hati ibu Kiblat dengan membuatkan masakan kesukaannya.
Tapi masakan tersebut tak disentuhnya, dan malah memberikannya kepada asisten rumah tangganya. Kenapa sang ibu berbuat setega itu kepada Kiblat, dan apakah ada yang salah dengan pernikahan mereka?
Narasinya sering dialami banyak pasangan muda
Tak dipungkiri, film ini memiliki narasi yang banyak dialami pasangan muda tak hanya di Indonesia, tapi juga di banyak negara di dunia. Isu utama yang sering terjadi adalah saat pasangan ditolak oleh calon mertuanya sendiri.
Namun, saat orang tua tak memberi restu kepada anaknya untuk menikah, sudah pasti ada alasan tersendiri, dan itulah misteri yang coba diungkap dalam film ini.
Apakah karena pasangan yang dipilih tidak sesuai dengan kemauan calon mertua? Apakah karena belum siap secara finansial? Ataukah malah karena orang tua belum siap ditinggal anaknya menikah? Semua akan terungkap dalam film berdurasi kurang lebih 60 menit ini.
Aktingnya cukup baik dengan proporsi dialog yang merata
Bio One seperti biasa tampil baik dalam tiap film yang dibintanginya, begitupun dengan Hanggini yang chemistry-nya tampak menyatu dengan Bio One.
Walaupun permasalahan ada di antara mereka, namun yang menarik adalah bagaimana karakter pendukungnya hadir memberikan masukan yang sangat berarti kepada pasangan ini.
Contoh saja, mulai dari teman Kiblat, ayah Asya, bahkan hingga asisten rumah tangganya pun mempunyai perannya masing-masing. Fokus kita sebagai penonton tentu akan tertuju kepada Ibu Kiblat yang merupakan orang tua tunggal, dan tampil amat misterius.
Sang ibu menolak dengan berbagai alasan, dan tentu hal ini harus berusaha untuk dipecahkan sang anak. Tak hanya Ibu Kiblat, peran Ayah Asya yang sama-sama merupakan orang tua tunggal, memberikan nasihat kepada anaknya saat menghadapi masalah yang rumit ini.
Meratanya screen time dialog dalam film ini membuat narasi ini tidak akan hadir dalam satu dimensi saja, tetapi hadir juga lewat perspektif orang lain.
Kesimpulan
Film ini tampil menarik sebagai sebuah film. Narasinya sangat menginspirasi dan mengedukasi banyak pasangan muda yang hingga kini menghadapi masalah serupa.
Didukung dengan dialog yang proporsional di antara para karakternya, transisi film ini juga amat baik dalam menghadirkan alur narasinya kepada penonton.
Harus diakui dengan durasi 60 menit, tentu film ini terkesan terburu-buru, tapi hal itu tidak terlalu terlihat. Kita akan fokus kepada hal-hal penting yang memang menjadi substansi film ini, dan rasanya dengan kelebihan yang ada, film ini akan mudah diterima orang banyak.
Director: M. Amrul Ummami
Starring: Juan Bio One, Hanggini, Vonny Anggraini, Arief Yusuf, Mazackk, Muhammad Rizky, Neni Monru
Duration: 63 Minutes
Score: 7.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Cinta Kiblat
Cinta Kiblat mengisahkan Kiblat yang bingung saat ibunya menyuruhnya menunda untuk menikah di saat dirinya akan menikah