“Kalau emang kamu segitunya gak percaya sama aku ya mungkin yang udah paling benar itu cuman sekedar kakak adik aja,” – Kika (Cek Ombak (Lagi), 2024)
Film Original KlikFilm terbaru di bulan Juni ini setelah Cinta Kiblat adalah Cek Ombak (Lagi) yang judulnya terasa familiar di telinga kita.
Buat kamu yang mengikuti perkembangan film Indonesia, mungkin tidak akan kaget bila melihat judulnya Ya, film ini merupakan sekuel dari Cek Ombak (Melulu) yang sebelumnya telah dirilis KlikFilm pada tahun 2022.
Sedikit kilas balik di film sebelumnya, kita sudah melihat bagaimana Igo (Bryan Domani) dan Kika (Hanggini) pertama kali bertemu di aplikasi pertemanan online dan akhirnya bertemu di dunia nyata. Mereka akhirnya saling mencintai, namun cinta keduanya terhalang orang tua masing-masing.
Kika yang hidup bersama ibunya (Shareefa Daanish), sementara Igo hidup bersama ayahnya (Hans de Kraker) memang tak banyak waktu untuk bersama dan terpaksa harus bersembunyi di balik orang tua mereka yang sangat over protective tersebut.
Namun Kika dan Igo tetap melanjutkan hubungannya sebagai sepasang kekasih. Dan di saat Kika akan mengakui hubungannya dengan Igo, ibunya malah membawa kabar bahagia sekaligus buruk bagi Kika. Sebab Ibu Kika dan Ayah Igo akan segera melangsungkan pernikahan.
Igo dan Kika yang masih sama-sama memiliki perasaan pun akhirnya harus buru-buru merubah perasaannya dan berusaha mati-matian untuk menjadi seorang kakak dan adik yang tinggal serumah. Nah, apakah yang akan terjadi di sekuelnya kali ini? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Kika dan Igo sekarang sudah resmi menjadi kakak adik setelah kedua orang tua menikah, namun mereka tetap melanjutkan hubungan mereka. Karena Igo sedang melanjutkan studinya di Australia selama tiga tahun, mau tidak mau hubungan keduanya harus saling berjauhan alias LDR.
Sekarang Igo akan kembali pulang ke Indonesia, dan kerinduan Kika terbayarkan saat tiba-tiba Igo pulang ke Jakarta tanpa sepengetahuan Kika, dan membawa kejutan lain. Igo ternyata tidak pulang sendirian. Ia membawa cewek bule bernama Alyne (Lamija Leroy) yang membuat Kika cemburu luar biasa.
Alyne ingin belajar memasak di restoran ayah Igo, dan tinggal di rumah mereka. Sehari-hari Igo mengajak Alyne jalan-jalan keliling Jakata, dan membuat waktu mereka untuk berduaan praktis tak ada.
Masalah baru muncul ketika ibu Igo sakit dan harus dirawat di Jakarta, dan menginap di rumah Igo, yang membuat ibu Kika cemburu, karena suaminya dulu sempat menjalin asmara dengn ibu Igo. Di saat dua masalah yang sama muncul, lantas apa yang akan diperbuat kedua pasangan ini?
Tetap menggunakan pola yang sama seperti film pertamanya
Keunikan film ini ada di dalam gaya penuturannya yang menyenangkan, dengan bumbu komedi yang ditunjukkan khususnya dari Kika. Di saat dia marah, senang, atau susah tidur, ilustrasi komikal yang menggambarkan emosinya saat itu tetap ada seperti halnya di film pertama.
Ilustrasi ini muncul di samping mukanya dan membuat film ini menarik untuk diikuti, walaupun alurnya senada dengan sinetron dan dengan durasi yang lebih singkat, namun gaya bertutur film ini terasa beda.
Bedanya adalah dengan menyelipkan permasalahan identik yang tak hanya dialami Igo dan Kika, tapi juga kedua orang tuanya. Ini yang menarik dari film ini, di mana kedua pemeran pendukung ini mendapatkan porsi cerita yang lebih besar, sama halnya dengan film pertamanya. Konsistensi ini membuat keseluruhan naratif film menjadi berwarna dan tidak membosankan.
Keseluruhan akting pemerannya sangat baik
Hanggini tetap tampil baik seperti halnya di film pertamanya. Jika di Cinta Kiblat, dia mampu tampil sebagai perempuan dewasa berhijab yang santun, dan telah siap untuk menikah, di film ini, dia tampil manja, seperti halnya remaja bucin yang cemburuan terhadap pasangannya.
Walau begitu, Kika mencoba sabar dan bertindak dewasa, walaupun pada akhirnya kesabarannya tidak bisa ditahan lagi. Shareefa dan Hans juga tampil apik dalam mendukung pemeran utamanya. Dua orang tua ini memang mencerminkan seperti anaknya, jadi jangan kaget kalau ada persamaan sifat mendasar yang menjadi akar permasalahan di film ini.
Visualisasinya tak monoton
Seperti halnya film dengan durasi pendek, biasanya film seperti ini tidak banyak menggunakan set eksterior yang melimpah. Namun, beda halnya dengan yang ada di film ini yang sering melakukan shot-nya di beberapa tempat, dan terlihat sangat variatif dan tidak terasa monoton.
Didukung juga dengan penggunaan wardrobe yang didominasi warna pastel khas anak muda dan earthy tone, yang kontras dengan orang tuanya yang cenderung memadukan warna gelap dan pastel sebagai outfitnya sehari-hari.
Kesimpulan
Cek Ombak (Lagi) tampil lebih baik dalam menjalin konflik di antara pemainnya. Screen time yang relatif seimbang di antara mereka membuat narasinya sangat dinamis dan membuat interaksi di antara mereka juga sangat intim begitu pula dengan chemistry-nya yang terlihat menyatu satu sama lain.
Kontinuitas narasi antara film pertama dan keduanya memang sangat berkaitan, dan kian berkembang di sekuelnya kali ini. Permasalahan yang muncul kini kian meningkat eskalasinya, seiring munculnya orang ketiga yang sama sekali tidak diharapkan karakter utamanya.
Konflik yang berjalan di narasi utama dan subplot ini memang akan menghibur kita, terlebih ada twist kecil yang sebetulnya tidak penting, tapi harus kita tahu.
Tonton Cek Ombak (Lagi), eksklusif hanya di KlikFilm.
Director: Suroso MYS
Starring: Bryan Domani, Hanggini, Shareefa Danish, Hans de Kraker, Lamija Leroy, Miranty Dewi
Duration: 72 Minutes
Score: 8.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Cek Ombak (Lagi)
Cek Ombak (Lagi) mengisahkan kembalinya Igo dari studinya di Australia membuat Kika cemburu saat ia membawa teman perempuannya dan tinggal bersama dengan mereka