Review Bayi Ajaib (2023)

Remake yang Lumayan dari Film Bayi Ajaib yang Tayang 40 Tahun Lalu

“Tapi dia bukan seperti Didi, Ayah. Kepalanya orang tua,” – Dini (Bayi Ajaib 2023)

Setelah sukses menghantui layar-layar bioskop Indonesia di tahun 2022, rasanya demam film horor masih akan berlanjut di tahun 2023 ini. Para sineas pun tak tanggung-tanggung untuk mengawali tahun baru dengan menyuguhi beberapa film horor yang tayang di bulan pertama ini. Tak ingin melewatkan kesempatan ini, anak perusahaan Falcon Pictures yang dinamai Falcon Black juga merilis film horor pertamanya yang berjudul Bayi Ajaib.

Jika kamu merasa tidak asing dengan judulnya, Bayi Ajaib merupakan sebuah remake dari film horor fenomenal tahun 80-an, yang disutradarai oleh Tindra Rengat. Kali ini, Bayi Ajaib akan dinahkodai oleh Rako Prijanto dan dibintangi oleh Vino G. Bastian, Teuku Rifnu Wikana, Adipati Dolken, Sara Fajira, dan Desy Ratnasari. Tayang pada 19 Januari di bioskop, simak ulasannya!

Sinopsis

© Falcon Black

Bayi Ajaib bercerita tentang Kosim (Vino G. Bastian) dan Dorman (Adipati Dolken), dua pemuda desa yang memilih jalan berbeda untuk menjadi kaya. Setelah menemukan tambang intan, Kosim hidup makmur bersama istrinya, Laras (Sara Fajira), yang sedang mengandung anak pertamanya.

Berbeda dengan Kosim, Dorman mengambil jalan yang berbeda untuk menjadi kaya, yaitu bersekutu dengan roh keturunan Portugis bernama Albert Dominique, yang dipercaya merupakan kakek Dorman. Namun, ketika Dorman melakukan perjanjian dengan Iblis, maka tentu saja harus ada yang ditumbalkan.

Albert Dominique merupakan seseorang yang suka merampas hak warga desa setempat, menyakiti, bahkan memperkosa perempuan-perempuan desa, hingga akhirnya terjadi pemberontakan dan membuatnya mati digantung.

Albert Dominique menyetujui keinginan Dorman untuk menjadi kaya dengan syarat; ia ingin diberi kehidupan. Dengan keserakahan dan ambisinya, Dorman akhirnya menumbalkan bayi Kosim untuk diberikan kepada Dominique.

Mempertahankan Keorisinalitasannya

© Falcon Black

Bayi Ajaib yang rilis pada tahun 1982 merupakan legenda pada masanya. Sutradara Rako Prijanto dan penulis Alim Sudio sepertinya tahu bahwa cerita yang unik dengan ciri khas villain yang berbeda menjadi kunci utama dari kesuksesannya, dan bertekad untuk mempertahankan sebagian besar ceritanya. Namun, kali ini dengan keseriusan, banyak adegan penuh darah, dan sedikit polesan untuk menyempurnakannya.

Adegan-adegan ikonik yang menjadi ciri khas dari film pendahulunya seperti bayi berkepala orang tua, hamil di punggung, dan pisau sunat yang bengkok juga kembali ditampilkan dengan visualisasi yang lebih nyata, terutama adegan tangan di toilet yang direkonstruksi secara brutal dan penuh darah. Memang ada beberapa perubahan yang diberikan, salah satunya yaitu karakter-karakternya. Beberapa karakternya juga mendapatkan scene untuk menggali latar belakang mereka, yang tidak didapatkan di film sebelumnya.

Kesan horor Bayi Ajaib tidak terpacu oleh banyaknya jumpscares yang justru nanggung dan tidak banyak di sepanjang cerita, melainkan dengan adegan-adegan gory yang ditampilkan. Sayangnya, ada detail-detail yang seharusnya bisa lebih ditonjolkan dan teror-teror potensial yang sebenarnya bisa dibuat agar lebih mencekam.

Menceritaan tentang Manusia dan Keserakahannya

© Falcon Black

Kisah Kosim dan Dorman merupakan visualisasi dari manusia yang serakah hingga menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya. Kosim memang tidak mendapatkan kekayaannya dengan cara yang salah seperti apa yang Dorman lakukan.

Tetapi karena ambisi dan keserakahan membutakan pikiran dan hatinya, Kosim mulai memeras harta warga dan bertindak kasar kepada warga desa, dan mendapatkan suara warga dengan menumbuhkan rasa ketakutan. Begitu juga dengan Dorman yang bersekutu dengan Iblis demi menjadi kaya. Keserakahan keduanyalah yang akhirnya mendatangkan malapetaka bagi mereka.

Versi Upgrade dari Film Pendahulunya

© Falcon Black

Berjarak 40 tahun, Bayi Ajaib 2023 tentunya mengalami perubahan yang signifikan, terutama pada sinematografinya yang jauh lebih mumpuni. Namun, Bayi Ajaib tidak ingin menghilangkan kesan klasik dan sensasi film jadul dengan tone warna kekuningan ala tahun 1900-an yang sengaja ditonjolkan, tetapi kali ini dengan sinematografi yang sudah modern.

Prostetik yang digunakan oleh bayi ajaib yang berkepala orang tua lumayan menyeramkan walau masih terkesan fake di beberapa adegan. Meskipun jadul dan masih memakai bahasa yang cukup baku, dialog yang dituturkan para karakternya masih nyaman didengar dan diterima, ditambah penampilan deretan pemainnya yang melengkapi keseluruhan filmnya.

© Falcon Black

Bayi Ajaib menjadi film selanjutnya bagi Vino G. Bastian untuk berpartisipasi dalam genre horor. Setelah meramaikan layar lebar Indonesia tahun lalu dengan berbagai macam karakter, kali ini karakter yang Vino perankan juga berbeda dari sebelumnya, begitu juga Adipati Dolken, yang biasanya menjadi protagonis, anak sekolah, menjadi dukun yang jahat. Remake Bayi Ajaib juga menjadi ajang kembalinya Desy Ratnasari di dunia seni peran, setelah menjadi wakil rakyat dalam beberapa tahun terakhir.

Kesimpulan

Bagi kamu yang menyukai dan menyaksikan film pendahulunya, Bayi Ajaib 2023 merupakan nostalgia yang lumayan menyenangkan dari Bayi Ajaib 1982 karena adegan-adegan ikonik yang ditampilkan kembali dengan versi upgrade yang cukup berhasil membuat ulang film yang fenomenal pada masanya.

Meskipun masih banyak kekurangan dan pengeksekusian beberapa adegan yang kurang matang, tetapi dengan pilihan para pemerannya yang pas dengan shot-shot berdarah yang ditampilkan, Bayi Ajaib cukup menghibur kami yang menontonnya.

 

Director: Rako Prijanto

Cast: Vino G. Bastian Adipati Dolken Sara Fajira Desy Ratnasari Teuku Rifnu Wikana

Duration: 99 minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

 

 

The Review

Bayi Ajaib (2023)

7.4 Score

Bayi Ajaib 2023 merupakan nostalgia yang lumayan menyenangkan dari Bayi Ajaib 1982 karena adegan-adegan ikonik yang ditampilkan kembali dengan versi upgrade yang cukup berhasil membuat ulang film yang fenomenal pada masanya.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version