Review Arthur the King (2024)

Saat Seekor Anjing Berjuang Hingga Sekarat untuk Membantu Orang yang Memberinya Makan

arthur the king 1

© Lionsgate

“That’s the dog I gave the meatballs to. Three days and 200 miles ago,” – Michael (Arthur the King, 2024)

Minggu ini kita akan dihadirkan sebuah film petualangan antara manusia dan anjing yang sangat menyentuh bagi siapa pun yang menontonnya. Film dengan judul Arthur the King ini mengisahkan bagaimana seekor anjing liar bisa ikut masuk terlibat dalam sebuah tim yang mengikuti lomba ketahanan.

Arthur the King dialihwahanakan dari buku Arthur – The Dog Who Crossed the Jungle to Find a Home karya Mikael Lindnord yang dirilis pada tahun 2016.

Sinopsis

© Lionsgate

Kapten dari sebuah tim ketahanan, Michael (Mark Wahlberg) mengajak kembali tim lamanya, Leo (Simu Liu) dan Chik (Ali Suliman), dan satu anggota baru, Olivia (Nathalie Emmanuel), untuk mengikuti lomba ketahanan sejauh 435-mil (700-km) sepanjang Republik Dominika.

Saat lomba dimulai, mereka berempat masih bersama-sama. Namun, saat mereka sedang beristirahat, seekor anjing liar yang terluka mendekati Michael yang sedang memakan bakso-nya. Anjing tersebut lantas diberinya beberapa, dan Michael dan timnya kembali melanjutkan perjalanan bersama timnya.

Yang kemudian mengagetkan Michael dan timnya adalah anjing tersebut muncul lagi di hadapan mereka setelah mereka telah menempuh ratusan kilometer melewati medan berat yang tidak mungkin seekor anjing pun bisa melewatinya begitu saja.

Michael kemudian membawanya bersama tim dan memberi nama anjing itu Arthur karena perjuangan dan kegigihannya bagaikan Raja Arthur. Tak lama, Arthur menjadi terkenal di perlombaan itu dan juga berhasil menyelamatkan tim itu dari kematian.

Namun, nasib ternyata tak berpihak baik. Arthur menderita sakit teramat parah karena penyiksaan yang dialaminya selama ini. Apakah Arthur masih bisa bertahan hidup ataukah ia akan mati di pelukan Michael?

© Lionsgate

Narasinya amat menyentuh

Setelah melihat film ini, Cineverse jadi ingat sebuah film serupa berjudul Dog yang dibintangi Channing Tatum dan dirilis pada tahun 2022. Walaupun narasinya sama sekali berbeda, tapi interaksi karakter utamanya dengan anjing juga akan membuat siapapun tersentuh.

Kini di Arthur the King, latarnya jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak cast di dalamnya. Simon Cellan Jones yang menyutradarai film ini, memberikan waktu yang cukup untuk mengeksplorasi latar belakang Arthur yang serba sulit dalam menjalani hidupnya di jalanan.

Kompetisi dengan sesama anjing liar dalam mendapatkan makanan, dan kehadirannya juga tak diterima orang-orang di situ akibat penyakit rabies yang kemungkinan akan menulari orang yang digigitnya. Di sisi lainnya, Simon tak lupa mengembangkan tim milik Michael, konfliknya dengan teman setimnya, dan juga persiapan yang ia hadapi dalam menghadapi lomba ketahanan.

Hingga paruh pertamanya, Arthur the King sangat pintar mengatur tempo film agar tidak terlalu cepat. Semua karakter diceritakan dengan porsi yang seimbang, sehingga eksposisi tak terfokus ke Michael semata. Saat mencapai konklusi, semua mata tertuju ke Arthur dan narasinya tak lagi dikuasai perlombaan fisik yang mendominasi di sepanjang film.

© Lionsgate

Elemen teknisnya yang luar biasa

Karena latarnya mengambil lomba ketahanan fisik dengan jarak ratusan kilometer, pergerakan kamera sangat dinamis, dengan perpindahan di beberapa titik, dan juga berpindah ke action cam yang digunakan para karakter utamanya.

Kita akan melihat bermacam lansekap yang dilewati tim, mulai dari jalanan, hutan, bukit, sungai, bahkan puncaknya saat tim melewati kabel baja ala flying fox yang melintang di tengah hutan. Di sini ketegangan akan terekspos secara personal lewat action cam.

Editing-nya pun sangat mulus yang membuat kita betah menonton film ini hingga selesai. Jangan lupakan juga soundtrack-nya yang beragam dari berbagai aliran musik untuk dipasang di adegan yang mewakilinya.

Kesimpulan

© Lionsgate

Arthur the King memang berbeda dari film bertema anjing yang pernah hadir di layar lebar. Bahkan, kisahnya pun jauh lebih menyentuh dari film buatan Disney sekalipun.

Visualisasinya luar biasa, dengan perpindahan kamera yang dinamis dengan transisi yang mulus di setiap segmen. Soundtrack-nya pun diisi dengan bermacam-macam aliran musik, yang membuat film ini terasa tidak monoton dalam menyajikan ceritanya.

Chemistry antara Michael dan Arthur terlihat amat sangat dalam. Simon Cellan Jones berhasil dalam membuat eksposisi Arthur sedemikian rupa, membuat kita yang menonton bisa merasakan perjuangan Arthur dan para karakter utamanya. Kisahnya sangat membumi, dan sarat pesan moral di dalamnya.

Secara tidak langsung, Arthur bagaikan malaikat yang turun diutus Tuhan untuk menolong Michael dan timnya dari kesulitan yang mereka hadapi, termasuk kematian yang muncul di hadapan mereka tiba-tiba.

Arthur menolong mereka tanpa pamrih lewat intuisinya yang tajam di malam hari. Sebuah perbuatan yang membuat tim tersadar akan eksistensinya yang penting, bukan sekedar pelengkap tim belaka.

Perjuangan anjing seepik ini akan menguras emosi penonton, baik mereka pecinta anjing maupun mereka yang tidak suka binatang peliharaan. Bahkan dalam special screening yang diadakan di Jakarta (20/3), banyak penonton yang menangis saat film ini berakhir.

Tonton segera Arthur the King di semua bioskop XXI mulai 22 Maret 2024.

 

Director: Simon Cellan Jones

Cast: Mark Wahlberg, Simu Liu, Juliet Rylance, Ali Suliman, Bear Grylls, Paul Guilfoyle, Rob Collins, Cece Valentina

Duration: 90 Minutes

Score: 7.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Arthur the King

7.6 Score

Arthur the King mengisahkan Michael yang mengajak anjing liar bernama Arthur untuk bergabung dengannya dalam perlombaan ketahanan yang sulit

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version