Review Aquaman and The Lost Kingdom (2023)

Aquaman and The Lost Kingdom sekuel film penutup dari DCEU

review aquaman and the lost kingdom (2023)

© Warner Bros. Pictures

“Sometimes to not giving up, is the most thing that you can do.” – Tom Curry (Aquaman and The Lost Kingdom).

DCEU telah mencapai babak akhir. Lewat film Aquaman and The Lost Kingdom, DC Extended Universe yang berawal dari Man of Steel (2013)-nya Zack Snyder, akhirnya ditutup oleh film karya James Wan ini.

Terlepas dari petisi kontroversial para fans DC yang menginginkan Amber Heard didepak dari proyek ini, James Wan selaku sutradara mengonfirmasi bahwa sekuel Aquaman (2018) kali ini lebih berfokus pada bromance antara Arthur Curry (Jason Momoa) dan Orm (Patrick Wilson).

Memiliki deretan cast yang tak jauh berbeda dari film pertamanya, Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II) juga kembali sebagai Nemesis Aquaman di film ini.

Sinopsis Aquaman and The Lost Kingdom

Arthur telah menjalani hidup normal sebagai raja Atlantis dan seorang ayah dari anaknya yang masih bayi.

Selama berperan sebagai Raja, Arthur merasa kesulitan berdebat dengan kongres Atlantis perihal ingin bergabung dengan Dewan Persatuan Dunia (PBB) dalam mencegah pemanasan global yang berakibat buruk bagi kota bawah air ini.

Dilain tempat, Black Manta yang masih menyimpan dendam, menemukan legenda kota bawah air yang hilang dari sejarah.

Ia dirasuki oleh trisula raja terdahulu, Kordax, yang kemudian berencana untuk membangkitkan kembali kota terkutuk tersebut dan kembali mencemari Bumi dengan Orichalcum.

Premis sederhana dan menghibur

Dari segi premisnya, Aquaman and The Lost Kingdom cukup terasa sederhana dan menghibur. Berfokus pada kehidupan Arthur Curry sebagai manusia dua dunia yang masih dibayangi dendam oleh salah satu musuh bebuyutannya, tanpa ia sadari.

Membangun kembali jembatan persaudaraan dengan Orm setelah film pertama usai, adalah ide yang umum digunakan berbagai film yang menjunjung tema ‘saudara’.

Seperti halnya trilogi Thor yang masih masih mengikutsertakan Loki diberbagai peristiwa, setelah menunjukkan bahwa Loki adalah karakter antagonis.

© Warner Bros. Pictures

Untuk karakter Black Manta yang telah dibutakan dendam. Pendalaman karakter beserta twist-nya yang mendapatkan kekuatan Kordax, menjadi salah satu musuh bebuyutan yang patut diperhitungkan.

Namun, kekuatan kekejian Kordax dalam diri Black Manta rupanya tidak diasah secara maksimal. Kekejamannya terasa bertele-tele dan tidak seratus persen serius ingin melukai sang raja Atlantis.

Padahal, banyak sekali poin yang bisa digarap dramatis dan keji, seperti saat Black Manta menghabisi ayah Arthur, alasannya untuk membiarkannya hidup hingga Aquaman tiba, justru menghilangkan kesan dramatis.

Chemistry ganjil dari Amber Heard

Meskipun banyak fans yang ingin Amber Heard di-recast, namun penampilannya di film ini terlihat sekali cukup minim emosi. Dalam beberapa tempat, Amber sebagai Mera (ibu dari Arthur Jr.) memang dibutuhkan untuk mendalami kehidupan Arthur saat telah berkeluarga.

© Warner Bros. Pictures

Gosip Amber Heard merasa diasingkan saat shooting Aquaman ini dimulai, rasanya bisa dikonfirmasi lewat chemistry-nya yang tidak terbangun ketika berinteraksi kepada setiap karakter di film ini. Rasanya, Mera seperti benar-benar hanya tempelan CGI di tengah aksi-aksi dalam sepak terjang pertarungan bawah laut.

Visual efek yang masih menjanjikan

Dari sisi tampilan visuak efek, Aquaman and the Lost Kingdom masih semegah film pertamanya. Jika Aquaman (2018) berfokus pada penggarapan kota Atlantis underwater, di sekuelnya kali ini, James Wan juga menghadirkan set gunung berapi yang tercemar oleh Orichalcum.

Dimana makhluk-makhluk mutan dan lingkungan toxic yang indah, bermuara pada sebuah gunung berapi yang mengancam pencemaran pemanasan global. Isu lingkungan yang dibawa juga semakin kental dengan bencana alam yang kerap terjadi. Termasuk tujuan utamanya dalam mencairkan es kutub, yang ternyata adalah lokasi dimana The Lost Kingdom berada.

© Warner Bros. Pictures

Meskipun tidak se’meriah’ film-film DCEU sebelumnya, Aquaman and The Lost Kingdom sepertinya sudah pasrah dengan kualitas pengemasan akhir yang terlalu standar.

Sejak diumumkannya sebagai installment terakhir dari DCEU, Warner Bros rasanya sudah tidak terlalu menggembar-gemborkan promosi film ini.

Para pemain, termasuk James Wan, rasanya hanya sekedar menyelesaikan apa yang mereka mulai.

Berfokus pada bromance-nya yang terkadang jenaka, film penutup DCEU ini berakhir dengan cukup optimal dan standar, tanpa menghadirkan cameo karakter semesta DC lainnya. Hanya sebatas seperti film solo Aquaman yang haris biasa saja. Menghibur, namun masih kurang maksimal yang seperti diharapkan.

Kesimpulan

Fokus utama cerita yang terlalu mengangkat tematik bromance antara Arthur dan Orm. Karakter antagonis yang motivasi dan watak-nya terasa cukup kuat, namun tidak diiringi dengan action yang kejam seperti intensitas ‘niat’nya.

Pengemasan film yang tampil cukup menghibur, namun tidak memberikan kesan. Penutup DCEU yang terlalu standar dengan momen emosional dan dramatisasi yang kurang tersampaikan dengan baik.

Terlalu banyak bercerita ketimbang berbicara dengan ‘aksi’-nya.

 

Director: James Wan

Cast: Jason Momoa, Patrick Wilson, Yahya Abdul-Mateen II, Amber Heard, Nicole Kidman, Randall Park, Jani Zhao, Temuera Morrison, Dolph Lundgren

Duration: 124 minutes

Score: 6.6/10

WHERE TO WATCH

 

The Review

Aquaman and The Lost Kingdom

6.6 Score

Black Manta yang masih terdorong oleh keinginannya untuk membalas kematian ayahnya dan menggunakan kekuatan Black Trident yang mistis. Dirinya tidak akan berhenti untuk menjatuhkan Aquaman untuk selamanya. Aquaman harus meminta bantuan saudaranya yang dipenjara yaitu Orm yang merupakan mantan Raja Atlantis untuk membangun aliansi guna menyelamatkan dunia dari kehancuran yang tidak dapat diubah

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 6
  • Story 7
Exit mobile version