‘Cider no You ni Kotoba ga Wakiagaru’ atau dalam judul internasional ‘Words Bubble Up Like Soda Pop’ rilisan studio Flying Dogs akhirnya tayang di layanan streaming berbayar Netflix setelah mengalami penundaan dikarenakan pandemi COVID-19.
Dikisahkan, ada seorang lelaki dan perempuan yang memiliki insecurity di dalam diri mereka. Pada awal cerita, penonton akan diperkenalkan dengan Smile (Hana Sugisaki), seorang perempuan yang populer di media sosial, namun merasa minder dengan gigi depannya yang besar. Karena itu, ia selalu menggunakan masker ketika berpergian ke luar. Di saat itu pula, ada lelaki bernama Cherry (Somegoro Ichikawa) yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Karenanya, ia selalu menggunakan headphone, walaupun dirinya sedang tidak mendengarkan musik agar orang lain tidak berbicara dengannya.
Secara kebetulan, mereka berada di mal pada waktu yang bersamaan dan seketika itu muncul suatu kejadian yang membuat mereka terbentur dan salah mengambil handphone milik mereka masing-masing. Pertemuan yang tidak terduga tersebut ternyata menghubungkan keduanya untuk menjalin pertemanan karena rasa insecure yang mereka miliki. Bagaimanakah mereka dapat menghadapi rasa insecure dari dalam diri mereka?

Kisah film ini cukup mudah untuk dicerna. Penonton tidak diberatkan oleh latar belakang yang dalam maupun penyelesaian yang cukup panjang. Ceritanya sederhana, hanya menceritakan kisah seseorang yang memiliki insecurity, baik secara penampilan maupun secara tingkah laku. Bagi seseorang yang memiliki rasa gugup dan terkadang gagap ketika sedang berbicara dengan orang banyak, akan sangat merasakan betapa terhubungnya mereka di awal-awal cerita ketika melihat kisah Cherry.
Narasi cerita yang disajikan di film ini sangat santai. Sayangnya, narasi ini terkadang memiliki kekurangan karena beberapa percakapan di dalam film yang sangat kental dengan konteks asli di dalam bahasa Jepang. Sebut saja, puisi atau Haiku yang selalu dibuat oleh Cherry. Banyak hasil puisi buatannya itu ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia terasa aneh dan sulit untuk dipahami maknanya. Sangat sulit untuk dicerna karena kita di Indonesia kurang memahami Haiku, padahal di saat bersamaan, puisi itu malah membuat karakter dalam adegan tersebut terlihat bahagia.
Dari segi cerita, kita bisa cukup menikmatinya karena inti cerita utama yang mudah untuk dicerna. Namun sangat disayangkan, alur cerita yang kerap cukup monoton itu dapat membuat kita tidak fokus dan tidak serius ketika menontonnya. Penyebabnya adalah tidak ada begitu banyak permasalahan yang kompleks dan membentuk si karakter sehingga cerita film ini terkadang malah terkesan biasa saja.

Memang, karakter utama di dalam film ini hanyalah 2 orang insan, namun masih banyak sekali karakter sampingan yang muncul di sana. Sayangnya, karakter sampingan tersebut justru membuat cerita ini tidak terlalu menarik. Bahkan, lebih menambahkan tanda tanya baru dikarenakan banyak karakter sampingan yang sekadar lewat tanpa penjelasan yang lebih lanjut.
Hal ini didukung pula dengan banyaknya cerita yang terasa “hampa” karena kurangnya interaksi yang memperkuat hubungan di antara karakter utama dan karakter sampingan atau yang membuat perkembangan karakter utama menjadi lebih baik.
Dari segi komposisi musik, ada banyak momen sederhana di dalam film ‘Words Bubble Up Like Soda Pop’ yang dibuat semakin menarik oleh musik khasnya. Contohnya saja, ketika menonton paruh awal film ini, kita dapat langsung merasakan ketenangan dan keindahan dari anime melalui instrumen dari musik “Soda Bottle Baby” yang sangat berperan dalam membuat keceriaan hari semakin menarik, terlebih visual yang disajikan juga sangat mendukung.

Penggambaran lingkungan sekitar dan mal yang sangat baik juga mampu memberikan kesan yang luas dan permulaan yang indah dalam memperkenalkan latar dari anime ini. Ada pula musik yang bisa membuat kita terkejut dan mempertanyakan kualitas internet ketika menonton, yaitu “Close Sig”. Banyaknya nada yang berhenti secara seketika membuat kita bisa saja berpikiran bahwa ada masalah dengan koneksi internet ataupun suara dari komputer yang digunakan untuk menonton, khususnya pada momen yang cukup menegangkan sehingga juga membuat penonton semakin degdegan terhadap ceritanya.
Poin tersebut menjadi menarik karena sebelum mendengarkan musik ini, penonton cenderung akan merasa bosan dengan ceritanya yang monoton. Namun, akibat musik itu kita bisa langsung kembali fokus menonton. Pada awalnya, alasan yang membuat seseorang bisa tertarik dengan film ini terasa dari trailernya saja karena visual yang cerah dan penggambaran yang minimalis.
Namun sehabis menonton, ternyata terdapat perasaan campur aduk di dalam diri. Film ini hampir memenuhi ekspektasi, hanya saja ada satu bumbu yang kurang tereksekusi dengan baik, yaitu “karakter”. Awalnya, para karakter di sini tampak akan berkembang dengan baik. Namun nyatanya, banyak sekali lubang dari karakter sampingan yang membuat penonton menjadi tidak merasa begitu relate atau peduli dengan karakter utama.

Meskipun demikian, terlepas dari hal itu, film ini adalah film yang sangat cocok untuk kalian yang menyukai anime maupun yang tidak menyukai anime. Bahasan dan cerita yang disajikan di sini sangat mudah untuk dicerna dengan plot yang sederhana sehingga kalian tidak perlu terkejut dengan pembawaan cerita atau persoalan latar belakang.
Sayangnya, mungkin bagi penonton yang tidak begitu fasih dengan bahasa Jepang, ketika menonton film ini, akan terasa seperti ada sesuatu yang hilang karena banyak puisi (Haiku) tradisional Jepang yang ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris menjadi sangat aneh. Namun di saat bersamaan, Haiku tersebut justru membuat karakter menjadi bahagia. Kita bisa saja bingung dengan beberapa percakapan dan terkadang tidak memahami sama sekali konteksnya.
Satu hal yang sangat baik dari film ini adalah visual yang disajikan. Film anime ini dapat langsung menarik perhatian kalian daripada film anime lainnya. Keunggulan itu menjadi poin penting sebagai salah satu alasan kalian harus menonton ‘Words Bubble Up Like Soda Pop’. Penyajian audio visual di dalamnya terbilang baik sehingga setiap momen di sepanjang film terasa lebih bermakna.
Director: Kyohei Ishiguro
Cast: Somegoro Ichikawa, Hana Sugisaki, Kimberley Wong, Victoria Grace, Megumi Han, Natsuki Hanae, Kikuko Inoue, Hiroshi Kamiya, Yukki Luna, Ivan Mok
Duration: 87 minutes
Score: 7.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Words Bubble Up Like Soda Pop
Words Bubble Up Like Soda Pop berkisah tentang seorang lelaki dan perempuan yang memiliki insecurity di dalam diri mereka. Ada Smile, seorang perempuan yang populer di media sosial, namun merasa minder dengan gigi depannya yang besar. Ada pula Cherry yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada suatu hari secara kebetulan, keduanya bertemu lalu mulai menjalin pertemanan.