“From seven million years of human history, I shall select 13 of mankind’s strongest.”
‘Record of Ragnarok’ atau yang berjudul asli ‘Shuumatsu no Walküre’, merupakan manga yang dihasilkan oleh 3 orang. Ceritanya ditulis oleh Shinya Umemura dan Takumi Fukui, sedangkan ilustrasinya digambar oleh Ajichika.
Manga ini pertama kali terbit di majalah manga bulanan Comic Zenon, dari tahun 2018. Majalah bulanan milik penerbit North Stars Pictures dan Tokuma Shoten. Manga ini sudah diterbitkan di Jepang hingga 6 jilid, dan masih on going hingga sekarang.
Kini, ‘Record of Ragnarok’ diadaptasi lewat serial anime nya yang tayang di layanan streaming berbayar Netflix sejak 17 Juni 2021, dan disutradarai oleh Masao kubo yang berkolaborasi dengan penulis naskah Kazuyuki Fudeyasu.

Narasinya mengisahkan, di mana setiap 1000 tahun sekali, para dewa berkumpul untuk membahas seputar keberlangsungan hidup umat manusia. Setelah memasuki masa 7 juta tahun, Zeus kembali mengundang dewa-dewa dalam sebuah meeting. Berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, kali ini mereka sepakat untuk tidak melanjutkan kehidupan umat manusia di Bumi. Dikarenakan manusia telah membuat kerusakan alam dan saling membunuh satu sama lain.
Mendengar usulan ini, Dewi Valkyrie Brunhild mengungkap manusia harus diberikan kesempatan kedua. Kesempatan kedua ini adalah membuat pertarungan satu lawan satu antara manusia dengan dewa untuk menentukan keberlangsungan hidup seluruh umat manusia di Bumi.
Lewat pertarungan ini, juga dijadikan ajang pembuktian bahwa manusia layak diselamatkan dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Lalu berkumpullah 13 manusia paling berpengaruh dalam sejarah akan menjadi bagian dalam pertempuran besar ini. Diantaranya ada Qin Shi Huang pendiri Dinasti Qin; Nikola Tesla si penemu tegangan tinggi arus listrik; ahli kekuatan mistik Gregory Rasputin; Raja Leonidas I pemimpin bangsa Sparta; hingga Adam manusia pertama yang diciptakan Tuhan dan menjadi bapak dari seluruh manusia.

Mampukah manusia mengalahkan dewa seperti Thor, Zeus, Poseidon, dan Ares?
Well, langsung aja ke review nya. Tema anime ini sangat tabu dan cenderung absurd, yaitu pertarungan antara manusia dan dewa dari berbagai keyakinan yang ada di dunia. Ketika mendengar tema nya, kita saja sudah sangat berberat hati, karena urusannya udah sama berbagai agama nih. Apa iya serial anime ini bakal sukses??
Ternyata dari manga-nya sendiri berhasil menarik para pembaca awam maupun para penggemar manga sebelumnya. Sajian pertarungan epik dan visual yang ciamik membuat para pembaca manga nya pun suka akan sajian kisah pertarungan antara manusia melawan Dewa.

Bayangkan saja, tokoh sejarah seperti Qin Shi Huang, Lu Bu, dan Nikola Tesla bertarung melawan para dewa seperti Zeus, Thor, Poseidon, Ares demi keberlangsungan hidup umat manusia di Bumi.
Hasilnya, adaptasi anime nya pun berhasil mengeksekusi pertarungan fantastis dengan visual yang memukau.
Tapi sangat disayangkan sekali, ditengah pertarungan sengit antara manusia dan para dewa ini diganggu dengan plot flashback dari para tokohnya dan porsi komentator di tiap pertarungan. Adegan ini merusak tensi adegan aksi yang terbilang memukau.

Ya bayangkan saja, ketika pertarungan sedang seru-serunya, tiba-tiba diganggu oleh adegan flashback masing-masing karakter. Maksud adegan ini baik untuk mengenalkan para karakter seiring anime-nya berjalan. Namun, hal ini merusak tensi pertarungan sengit yang sudah dibangun.
Alhasil menjadi tumpang tindih dalam satu episode dan menurunkan tensi adegan pertarungan yang lagi seru-serunya. Dan hal itu terjadi berulang kali di sepanjang satu season dari serial anime ini.
Padahal, jika dibandingkan dengan manga nya yang memiliki style penggambaran karakter yang cukup apik, serta visual pertarungan dahsyat, konsep mash-up antara mitologi Nordik, Yunani, Mesir kuno, bahkan ajaran Hindu dan Buddha serta beberapa tokoh sejarah dipadu padankan dengan luar biasa.

Serta adegan pertarungan nya sendiri, lebih bagus di manga-nya ketimbang anime-nya. Manga-nya sendiri dikemas ala storyboard sebuah film, namun ketika di adaptasi ke anime malah timpang dikarenakan penempatan plot dan sesi komentator yang gak pas.
Secara keseluruhan, ‘Record of Ragnarok’ memiliki sajian kisah yang tertata rapi lewat manga nya. Namun ketika diadaptasi ke anime yang seharusnya bisa lebih dipahami dan mempermudah penonton untuk mencerna kisah yang disajikan, malah merusak esensi cerita yang telah disajikan lewat manga nya.
Ada baiknya, kita membaca manga nya ketimbang menonton serial anime nya yang rencana nya akan berlanjut di season berikutnya.
Director: Masao Ookubo
Cast: Souma Saitou, Takahiro Sakurai, Hikaru Midorikawa, Tomokazu Seki, Wataru Takagi, Kazuhiro Yamaji, Miyuki Sawashiro, Tatsuhisa Suzuki, Rie Tanaka, Hinata Tadokoro, Tomoyo Kurosawa
Episode: 12
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Record of Ragnarok
Record of Ragnarok mengisahkan pertarungan satu lawan satu antara manusia dengan dewa untuk menentukan keberlangsungan hidup seluruh umat manusia di Bumi