Review Anime Belle (Ryu to Sobakasu no Hime) (2021)

Petualangan Belle yang Hadir di Dua Dunia dengan Visualisasi Mengagumkan

‘The moment that life hits you. You can’t avoid the issue’ – Suzu/Belle.

 

Belle atau yang dalam bahasa Jepang berjudul ‘Ryu to Sobakasu no Hime’ (Naga dan Sang Putri dengan Wajah Berbintik) adalah film anime terbaru karya sutradara Mamoru Hosoda, yang dikenal juga sebagai produser film anime terkenal ‘Summer Wars’ dan ‘Wolf Children’.

Rilis pertama kali di Jepang pada pertengahan 2021, ‘Belle’ sempat mendapat banyak pujian dan 14 menit standing applause di ‘Cannes Film Festival 2021’. Akhirnya ‘Belle’ masuk ke Indonesia baru awal 2022, sebagai film animasi pertama kelas festival, yang masuk bioskop Indonesia tahun 2022.

Sinopsis

Belle merupakan nama virtual dari anak perempuan bernama Suzu yang tinggal di Kochi, Shikoku. Suzu yang tidak begitu menonjol di sekolahnya. Hingga suatu saat dia masuk di dunia virtual ‘U’ yang bisa menggali potensi tersembunyi di dalam dirinya.

Ketika dirinya memasuki ‘U’, dunia maya dengan jutaan pemain seluruh dunia, dia menjadi sosok Belle seorang penyanyi cantik dan tersohor sampai seluruh penjuru dunia.

Suatu saat konsernya diganggu sosok makhluk buas, seekor naga ‘Ryuu’ yang amat misterius. Sosok hewan buas inilah yang menjadi lawan main Belle dengan kemisteriusannya, sehingga amat dicari dari mayoritas pengguna ‘U’ seluruh penjuru dunia.

Belle dan Ryuu menjadi amat terkait dengan masalah satu sama lain baik dunia nyata dan dunia virtual.

© Studio Chizu

Visual Dinamis Memanjakan Mata

Animasi karya Mamoru Hosoda memang terkenal dengan penggabungan teknik animasi klasik 2D dengan visual 3DCG. Dari mulai tiap latar belakang tiap tempat dengan pewarnaan yang ciamik bersatu dengan animasi objek dan peran yang ada.

Kontras yang tampil antara dunia virtual dan dunia nyata dalam ‘Belle’ makin membuat mewah visual sendiri. Tak hanya karakter Belle, karakter orang lain digambarkan dengan berbagai macam, dari mulai pasukan superhero sampai hewan-hewan aneh seperti dunia alien.

© Studio Chizu

Bila kalian mengikuti karir sang pembuat Mamoru Hosoda. Visual ini sangat meningkat dibanding karya animasi terdahulu seperti: ‘Digimon Adventure’, ‘Summer Wars’, dan ‘Mirai’.

Scoring Musikal Mengisi dengan Indah

Tak hanya memanjakan mata, namun teliga juga terpuaskan dengan tiap skoring yang mengisi film pun terasa megah dan mengisi dengan pas. Apalagi saat nyanyian ‘Belle’ di tengah dunia virtual yang selalu digambarkan luas tanpa batas dengan aspek-aspek digital layaknya dunia data.

Karakter ‘Belle’ yang menjadi penyanyi terkenal menyatu dengan suaranya, karena suara dan lantunan lagu diisi langsung oleh Kaho Nakamura yang merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu.

Yang membuat film ini enak didengar, karena musik pengiring dan suara nyanyian amat sangat seimbang. Selain karakter utama Suzu, karakter lain juga diisi oleh pengisi suara lain juga terbilang top seperti Takeru Satoh dan Lilas Ikuta.

© Studio Chizu

Tak hanya enak didengar saat lagu, namun adegan-adengan beradrenalin tinggi pun diisi scoring yang megah yang pas dengan tiap detail visual. Ini yang membuat tiap adengan dari biasa, seru, membingungkan, hingga penasaran semua terwakilkan dengan sempurna dari penebalan skoring yang ciamik.

Plot Menyentuh Tanpa Karakterisasi yang Berlebihan

Anime ini akan mengingatkan kita pada film Mamoru Hosoda sebelumnya ‘Digimon Adventure‘ atau ‘Summer Wars’, yang juga menonjolkan dunia virtual dan sosial media yang berkesinambungan dengan dunia nyata. Konflik yang ditawarkan pun cukup beragam.

Banyak yang menganggap film ini begitu menyentuh dengan benang merah masalah kehidupan nyata yang berlawanan dengan dunia virtual, walau yang ditonjolkan hanya kehidupan seorang anak sekolah dan segala probematikanya. Kisah Suzu dan teman-temannya nampaknya berhasil tanpa harus menonjolkan masalah dengan alur yang rumit.

Karakter utama Suzu memang terkesan agak lembut dan tidak begitu menonjol, bahkan saat masuk ke dalam sosok Belle juga yang terlihat hanya kebimbangan dan pencarian.

© Studio Chizu

Karakter Ryuu atau sosok hewan buas inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dengan kemisteriusannya. Plot yang diisi antar karakter tidak begitu jelas, membuat agak membingungkan alur utama akan dibawa ke mana. Tapi secara keseluruhan sampai bagian akhir sangat memuaskan.

Walaupun banyak penghubungan antar karakter terlalu datar, cerita menjadi lebih ringan dan kita bisa fokus pada visual dan skoring filmnya yang megah. Anime ini terinspirasi dari cerita legendaris ‘Beauty dan the Beast’

Kesimpulan

Film anime ‘Belle’ ini memang terasa sekali nuansa film festivalnya. Dikemas dalam cerita sederhana yang menghubungkan antara masalah kehidupan nyata dan dunia virtual.

Dengan karakter utama anak sekolah makin menguatkan khas Mamoru Hosoda yang suka mengangkat kehidupan anak sekolah dan masalahnya.

© Studio Chizu

Visual dan audio film sangat memanjakan membuat kepuasan sendiri menyaksikan film ini di bioskop. Penggambaran 2D yang bersatu dengan 3D dan visual efek lainnya makin tidak rela memalingkan mata dari tiap adegannya.

Apalagi film dengan nuansa musik, namun musiknya sendiri tidak terlalu berlebihan hanya untuk mendukung cerita yang akan ditampilkan.

Mungkin film anime ini tidak biasa bagi penikmat film anime mingguan, tapi untuk di saksikan di dalam studio bioskop menjadi pengalaman tersendiri yang memuaskan. Apakah kalian pecinta anime juga menikmati film ‘Belle’ ini?

 

Director: Mamoru Hosoda

Cast: Kaho Nakamura, Ryō Narita, Shōta Sometani, Tina Tamashiro, Lilas Ikuta, Kōji Yakusho, Takeru Satoh

Duration: 124  minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Belle (Ryu to Sobakasu no Hime)

7.4 Score

Suzu yang menjadi sosok Belle karakter dunia virtual 'U' yang berbanding terbalik dengan kehidupan nyatanya. Harus berhadapan dengan masalah baru yaitu Ryuu sosok hewan buas di dunia virtual 'U'

Review Breakdown

  • Character 6
  • Drawing 9
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version