“I’m innocent. You know that right?” – Sandra (Anatomy of a Fall, 2023)
Jakarta World Cinema Week 2023 di hari ke-2 nya menghadirkan salah satu film andalannya yang meraih penghargaan tertinggi Palm d’Or di Festival Film Cannes 2023. Film berjudul Anatomy of a Fall memang termasuk yang ditunggu-tunggu banyak penonton karena premisnya yang sederhana.
Kesederhanaan ini tak lantas membuat film ini tampil biasa, namun sutradara sekaligus penulis Justine Triet mampu mengeksekusinya secara luar biasa dengan penampilan bintang utamanya, Sandra Hüller, diakui oleh kritikus film dan mampu membawa film ini ke tingkat yang lebih jauh lagi.
Anatomy of a Fall mendapat banyak pujian kritikus di agregator kritik film. Di Rotten Tomatoes, film ini bahkan memperoleh rating 96% dari 183 ulasan kritikus yang positif. Metacritic memberikan film tersebut skor 86 dari 100, yang menunjukkan pengakuan secara universal.
AlloCiné juga memberi film ini rating rata-rata 4,4/5, berdasarkan 40 ulasan berbahasa Prancis. Secara umum, film ini mendapat pujian dari para kritikus, yang memuji performa Triet dan Hüller, dan berhasil menyedot lebih dari satu juta penonton dalam pemutarannya di Prancis.
Sinopsis
Di suatu hari, Samuel (Samuel Theis) ditemukan tewas di luar rumahnya, di mana ia tinggal bersama istrinya Sandra (Sandra Hüller), dan putra mereka Daniel (Milo Machado Graner) yang berusia 11 tahun, dan mengalami gangguan penglihatan. Investigasi kemudian mengarah lebih lanjut dan mengarah pada kesimpulan tentang kematian yang mencurigakan.
Sandra kemudian didakwa membunuh suaminya, dan pada akhirnya menjalani proses pengadilan. Anaknya, Daniel yang mengikuti persidangan ibunya seolah tak percaya kalau ia terjebak di antara kasus yang dihadapi ibunya dan keadaan rumah tangga orang tua mereka. Apakah nantinya hubungan ibu dan anak ini akan baik-baik saja nantinya?
Premis sederhana dengan eksplorasi karakter yang memikat
Bila kita membaca sinopsisnya, bisa terlihat sebenarnya narasi film ini sangat sederhana. Bisa dikatakan kalau premis yang dihadirkan Justine sangat generik dan umum ditemukan dalam banyak film drama kejahatan.
Namun, yang luar biasa adalah ia mengubah kisah sederhana ini menjadi drama pengadilan yang pelik dan mampu menggerogoti kehidupan pribadi Sandra dengan sangat intens.
Karakter Sandra sebagai tokoh sentral film ini memang tampil memikat. Ia tampil sangat dingin saat ia didakwa dalam membunuh suaminya. Sandra yang dibela oleh pengacaranya, Vincent Renzi (Swann Arlaud), mempersiapkan Sandra terhadap segala sesuatunya sebelum sidang dimulai.
Mulai dari mempersiapkan jawaban, menyamakan keterangan kepada hakim dan jaksa, dan juga kejujuran Sandra terhadap hubungannya dengan suaminya tersebut. Tak hanya Sandra, sang anak pun juga diharuskan memberi kesaksian di pengadilan.
Sidang yang digelar secara terbuka kepada publik ini juga memvisualisasikan ulang rekaman audio yang didapat jaksa dengan situasi aslinya kepada penonton. Triet secara cerdas tidak membuat film ini monoton dengan segala kekakuan yang dimiliki sebuah drama pengadilan.
Visualisasi dengan keadaan sebenarnya ini juga membantu penonton untuk memahami konteks rekaman audio yang ditampilkan di pengadilan.
Dengan cara itu kita bisa menilai seperti apa Sandra itu sebenarnya. Apakah ia salah atau tidak dalam membunuh suaminya? Atau malah lewat opsi kedua. Suaminya membunuh dirinya sendiri. Dua skenario itulah yang dijejalkan jaksa penuntut kepada Sandra yang secara membabi buta dikuliti kehidupan pribadinya.
Mulai dari perselingkuhannya dengan teman perempuannya, anaknya yang mengalami kebutaan karena tertabrak mobil, hingga perselisihan yang tiada akhir dengan sang suami yang berujung dengan keributan fisik.
Semua dakwaan itu dilontarkan jaksa kepada Sandra dan Sandra pun menjawab semua itu dengan dingin dan nyaris tanpa emosi berlebihan. Hanya anaknya lah yang sekarang bisa membebaskan dirinya. Satu pernyataan penting dari Daniel yang bisa membebaskan ibunya dari semua dakwaan.
Kesimpulan
Film ini bukanlah sekedar drama pengadilan biasa yang tugasnya menentukan benar atau tidaknya seseorang di mata hukum. Karena dari awal kita sudah mengetahui kalau ini adalah upaya bunuh diri dari Samuel, tapi bukan itu yang ingin diungkap film ini.
Secara eksplisit, Anatomy of a Fall justru menelanjangi kehidupan pribadi pasangan Sandra dan Samuel di mata umum dan juga di depan anaknya yang baru berusia 11 tahun!
Apa yang diungkap Sandra di depan pengadilan sebenarnya adalah metafora yang ‘membunuh’ lewat ungkapan hati yang ia ucapkan kepada suaminya selama mereka menikah. Terlebih karena ketidakmampuan suaminya untuk lepas dari bayang-bayang Sandra, baik dalam menulis novel ataupun saat ia merasa bersalah karena anaknya mengalami kecelakaan.
Samuel tersesat dalam realita yang harus dihadapinya dan proses yang panjang itu membuat Sandra mengekspresikan hasrat seksualnya yang tidak dapat dipuaskan oleh suaminya. Sandra membuat dunianya sendiri tanpa merasa tergantung dengan sang suami. Hal inilah yang secara tidak langsung membuat suaminya tertekan dan melakukan sesuatu yang tidak terbayang sebelumnya.
Film ini merupakan salah satu contoh film psikologi terbaik tentang manusia dan konteksnya dengan hubungan sosial antar personal. Sayang, durasinya yang terlalu lama (mencapai 2,5 jam) akan membuat beberapa orang bosan, karena adegan di ruang pengadilan bisa dipersingkat, karena banyaknya repetisi di beberapa adegan.
Sandra Hüller berperan sangat baik dalan film ini dan layak diganjar penghargaan Aktris Terbaik di banyak festival film internasional, begitupun dengan Justine Triet yang berhasil menyutradarai film ini dengan segala kompleksitas kebenarannya yang terasa sangat ambigu.
Director: Justine Triet
Cast: Sandra Hüller, Swann Arlaud, Milo Machado Graner, Samuel Theis
Duration: 151 Minutes
Score: 8.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Anatomy of a Fall
Anatomy of a Fall mengisahkan Sandra yang dicurigai membunuh suaminya, dan anaknya yang buta menghadapi dilema moral sebagai saksi utama