“We stay here, we’ll die,” – Eric (A Quiet Place: Day One, 2024)
Buat kamu penyuka waralaba A Quiet Place, film yang satu ini mungkin tak akan kalian lewatkan begitu saja. Ya, A Quiet Place: Day One merupakan prekuel langsung dari kedua film utamanya yang saat itu disutradarai John Krasinski pada tahun 2018 dan 2020.
Namun, di prekuel kali ini, Krasinski tidak kembali menyutradarai dan hanya menulis naskahnya saja. Untuk kursi sutradara, diserahkan kepada Michael Sarnoski yang mulai menanjak karirnya sejak menyutradarai Pig (2019) yang dibintangi Nicolas Cage.
Judulnya sendiri juga mengisyaratkan, kalau latar film ini akan membuat narasi film terlempar jauh ke belakang, saat pertama kali alien mengerikan ini memasuki bumi, dan mulai menyerang apapun yang menimbulkan suara.
Dan saat menonton film ini saat special screening yang diadakan Universal Pictures di Jakarta (25/6), terlihat jelas kalau film ini tetap saja menegangkan sekaligus mengerikan, karena kali ini berlatar di kota New York yang sangat padat dan tingkat kebisingannya mencapai 90 desibel atau setara dengan orang berteriak secara konstan.
Bagaimana dengan filmnya kali ini? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Sam (Lupita Nyong’o), seorang wanita yang tinggal di sebuah rumah sakit bersama sejumlah orang tua, berkunjung ke New York bersama perawatnya, Reuben (Alex Wolff) yang menjanjikannya pizza di daerah Bronx.
Namun, apa daya, saat mereka ke New York, invasi alien memasuki bumi secara masif, membuat Sam yang membawa serta kucing helper-nya yang bernama Frodo terjebak dalam suasana ricuh di jalanan kota New York akibat serangan tersebut. Di dalam kericuhan tersebut, Sam mencari tempat bersembunyi yang menurutnya aman.
Sebuah ledakan yang terjadi di dekat dirinya, membuat Sam pingsan, dan setelah ia terbangun, ternyata ia diselamatkan oleh Henri (Djimon Hounsou) yang ditemuinya saat menonton teater. Henri memberi tahunya untuk tidak bersuara sedikit pun, karena suara apapun akan membuat alien tersebut berdatangan.
Mengetahui hal tersebut, Sam berusaha untuk tidak bersuara, dan hanya menggunakan tulisan atau bisikan untuk berkomunikasi.
Di lain kesempatan, di saat sebuah stasiun kereta bawah tanah terendam air, dan muncullah seorang laki-laki, Eric (Joseph Quinn) yang terjebak dalam stasiun tersebut. Betapa terpananya ia, ketika melihat Frodo melihat dirinya dan lantas menuntunnya ke tempat Sam tinggal.
Ketika mereka bertemu, Sam melihat Eric sebagai beban, terlebih ia mengikuti Sam kemana saja ia pergi. Sampai sebuah kejadian membuat mereka terikat satu sama lain, dan membuat Sam merasakan hidupnya kembali lagi dan momen itu terasa indah.
Narasinya generik, namun ada plot hole di sana sini
Premis film ini terasa generik, dan plot di mana alien menyerbu bumi dan menimbulkan kekacauan besar di bumi bukanlah sebuah hal yang baru di dunia perfilman, khususnya Hollywood.
Namun, yang harus digarisbawahi adalah A Quiet Place: Day One berusaha menjaga konsistensi narasinya senada dengan dua film sebelumnya, di mana film tetap fokus kepada personal yang mengalami dampak dari invasi alien yang mengerikan ini.
Eksekusi seperti ini memang bagus di satu sisi, namun meninggalkan plot hole di sejumlah karakternya. Misalnya saja, eksposisi karakter seperti Eric terasa absurd, terlebih saat ia mengalami serangan panik yang belum bisa dijelaskan penyebabnya.
Atau di lain sisi, mengapa alien tersebut takut terhadap air juga tidak dijelaskan penyebabnya. Dalam hal ini, karakterisasinya terasa kurang lengkap dan hanya terasa satu sisi saja, tidak melihat dari kacamata pemerintah Amerika Serikat, misalnya.
Karakter dari sisi ini semestinya ada, paling tidak sebagai penguat narasi untuk bisa menjelaskan apa dan siapa alien yang menyerang bumi ini, dan kenapa ia harus menyerang bumi?
Hal mendasar inilah yang membuat narasi ini terasa kurang komprehensif dan tentu akan membuat banyak penonton bertanya-tanya, terlebih latarnya merupakan hari pertama invasi, sudah tentu hal mendasar seperti ini harus ada penjelasannya.
Di tengah kekurangan yang muncul, hal positifnya tentu ada. A Quiet Place: Day One bisa memfokuskan dirinya hanya kepada Sam dan orang-orang di sekitarnya, terutama kucingnya, Frodo yang akan membuat kita salfok terhadap gerak-geriknya yang menggemaskan sebagai kucing helper atau kucing yang digunakan untuk membantu orang berkebutuhan khusus.
Kucing yang hebatnya jarang mengeong ini, ternyata bisa menjadi bintang di film yang notabene mengandalkan kesunyian absolut di sepanjang durasinya. Chemistry di antara Sam, Eric dan juga Frodo makin solid lewat paruh kedua film, dan membuat A Quiet Place: Day One makin mempunyai makna menjelang konklusi.
Kesimpulan
A Quiet Place: Day One hadir sebagai film yang tidak mengandalkan ketegangan yang mencekam di balik serangan alien ke kota New York, namun sekaligus membuktikan kalau film ini tetap konsisten dalam tutur berceritanya.
Efek CGI-nya terasa intens di sepanjang film, terlebih ini berlatar di New York yang memiliki populasi sangat padat. Pemakaian extras atau pemain figuran yang sangat banyak, membuat kekacauan massal ini terasa nyata dan sangat menegangkan.
Ditambah dengan visualisasinya yang luar biasa dalam menangkap sejumlah momen menegangkan, membuat kita selalu terjaga hingga akhir.
Memang, walaupun narasinya masih terasa formulaic dan tidak sekuat dua film pertamanya yang terasa amat solid, film ini bisa memberikan warna tersendiri di balik hadirnya Frodo dan Sam yang membuat konklusinya penuh makna dan keindahan yang selama ini dinantikan oleh karakter utamanya. Tonton segera A Quiet Place: Day One di bioskop terdekat di kota kamu.
Director: Michael Sarnoski
Starring: Lupita Nyong’o, Joseph Quinn, Alex Wolff, Djimon Hounsou, Eliane Umuhire
Duration: 100 Minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
A Quiet Place: Day One
A Quiet Place: Day One mengisahkan ketika Sam terjebak di New York saat invasi alien ini menyerbu bumi dan mengacaukan segalanya