“Keadilan yang tidak diakui, bukanlah keadilan” – Lee Tang (A Killer Paradox, 2024)
Netflix kembali merilis serial drama korea yang menjadi topik hanget pembicaraan oleh masyarakat Indonesia beberapa saat ini. Serial yang satu ini megnhadirkan genre kriminal, komedi dan misteri.
Lee Chang-hee yang duduk dibangku sutradara, sudah sangat terkenal dengan drama seperti Strangers from Hell yang menjadikannya sebuah film thriller yang menarik. A Killer Paradox berkisah tentang sisi gelap vigilantisme yang menampilkan Choi Woo-sik dan Son Suk-ku sebagai pemeran utama.
A Killer Paradox membawa element cerita yang bisa dikatakan menarik. Serial ini mencoba mengangkat cerita ketika satu pembunuhan yang tidak disengaja mengarah ke pembunuhan lainnya, seorang mahasiswa biasa mendapati dirinya terjebak dalam kejar-kejaran kucing-kucingan tanpa akhir dengan seorang detektif yang mencoba mengungkap semua kasus ini.
A Killer Paradox Season 1 akan menampilkan 8 episode. Semuanya akan dirilis bersamaan, jadi Cilers tidak perlu menunggu rilis mingguan. Setiap episodenya akan berdurasi sekitar 60-70 menit.
Lantas seperti apa review Cineverse untuk serial A Killer Paradox kali ini? Cineverse akan mengulasnya dibawah ini.
Sinopsis
Lee Tang (Choi Woo-shik), yang baru saja selesai dari wajib militer enam bulan yang lalu, berjuang dengan kehidupannya dan mimpinya untuk mengunjungi Kanada.
Dirinya bekerja di sebuah minimarket dan sangat bergantung pada orang tuanya untuk mendapatkan dukungan. Hingga suatu malam, dia diserang oleh seorang pelanggan, yang mengarah pada konfrontasi dengan kekerasan dan pembunuhan.
Lee Tang merasa bersalah dan bersiap untuk menyerahkan diri, ketika berpikiran ingin menyerahkan diri, dia menemukan fakta bahwa korbannya adalah seorang pembunuh berantai. Detektif Jang Nan-gam (Son Suk-ku) yang merasa ada keganjilan adalam kasus pembunuhan tersebut kerap berusaha untuk menemukan kebenarannya yang mengarah kepada Lee Tang.
Tidak jelas apakah Nan-gam mengincarnya demi mencari bukti, namun Lee Tang kerap terus membunuh, dengan menggunakan bakat tersembunyinya yang secara tidak sengaja dapat merasakan kehadiran penjahat.
Pertanyaan demi pertanyaan hadir dalam serial ini apakah Lee Tang melayani keadilan atau bermain hakim sendiri, saat ia menemukan bakat tersembunyinya untuk mengetahui kehadiran dari niat para pelaku kejahatan dan mengahabisinya.
Alur cerita kompleks namun mudah dicerna
Jika dilihat dari judulnya saja, mungkin kebanyakan kita sudah sangat mudah menebak dan berpikiran tentang serial ini adalah cerita seorang pembunuh yang mengalami suatu paradoks sebagai pembunuh.
Disini sangat jelas terlihat dengan karakter yang ada pada Lee-Tang, awalnya dirinya mempunyai sifat karakter protagonis. Seketika berubah dan harus menghadapi pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran akan tetapi kenyataannya mengandung kebenaran untuk apa yang telah dilakukannya selama ini.

Dipertengahan episode, karakter protagonis berpindah dan berpihak kepihak Detektif Jang Nan-gam sedangkan Lee-Tang hadir sebagai sosok antagonis.
Kemampuan menerima pesan pada serial ini sebagai penikmat serial drama, tentunya akan sangat berbeda. Drama ini benar-benar menghadirkan sebuah kompleksitas cerita yang sangat rumit dalam memecahkan arti kebenaran itu sendiri.
Meski terlihat kompleks, namun bagi yang menonton serial ini masih tergolong mudah dicerna, dari setiap dialog atau narasi yang dihadirkan masih memberikan kita kejelasan alur cerita dalam serial ini.
Transisi yang sangat mulus dalam lintas waktu
Rasanya serial ini tidak hanya menghadirkan cerita tentang seorang pembunuh berantai, kita juga akan diperlihatkan sisi teknis yang bisa dibilang sangat mahal dalam beberapa adegan.
Biasanya, setiap perubahan untuk menghadirkan adegan masa lalu, masa sekarang dan masa depan rasanya di dalam beberapa film atau serial mengalami perubahan layar warna (color grading) yang berbeda. Warna agak putih atau kuning menceritakan masa lalu, sedangkan warna biru biasanya untuk mengambarkan masa depan.

Namun hal ini justru dihadirkan berbeda oleh serial drama A Killer Paradox, elemen ini justru mereka gantikan dengan transisi yang sangat mulus dengan menghadirkan adegan yang sama antara masa lalu, masa sekarang dan masa depan yang berkaitan dalam satu adegan untuk menuju resolusi cerita.
Elemen transisi ini seolah-olah menyampaikan sisi ekperimental kita sebagai penonton untuk merasakan apa yang dirasakan dalam adegan tersebut.
Eksekusi yang sangat brilian dan sekaligus berbeda bagi kita untuk menikmati serial drama yang satu ini dan bisa dikatakan berbeda dengan serial drama korea kebanyakan.
Kesimpulan

Sebagai sebuah serial drama, A Killer Paradox berhasil membuat kita kagum dengan apa yang disajikan dan dihadirkan dalam serial ini.
Tidak luput dari kekurangan, sepertinya kekurangan serial ini masih bisa tergolong minor, Lee Tang sebagai karakter utama yang ternyata memiliki kemampuan unik setelah kejadian pembunuhan pertamanya.
Seolah-olah kemampuan itu menjadi aktif, kemampuan Lee Tang ini sendiri sekilas hampir sama dengan Spider Sense (kemampuan Spider-Man untuk memprediksi arah serangan). Tentunya penyajian kemampuan Lee Tang dalam serial ini tetap berbeda dan tidak mirip sama sekali, kembali lagi, serial ini bukanlah sebuah drama serial superhero.
Alhasil, serial drama ini telah berhasil menyajikan pesan yang sangat kuat tentang arti paradoks, apakah menjadi pembunuh yang berlandaskan dengan kebenaran atau kebenaran tersebut bukanlah suatu kebenaran untuk sang pembunuh karena hukum yang hadir.
Director: Lee Chang-hee
Starring: Choi Woo-shik, Son Suk-ku, Lee Hee-joon
Episodes: 8 Episodes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
A Killer Paradox
Ketika satu pembunuhan yang tidak disengaja mengarah ke pembunuhan lainnya, seorang mahasiswa biasa mendapati dirinya terjebak dalam kejar-kejaran kucing-kucingan tanpa akhir dengan seorang detektif.