“I think she was scared, she thought someone was coming into the house.” – Kay.
Awal bulan ini ada sebuah film horor menarik berjudul “Relic”, yang tidak biasa dari tema yang diangkat, namun ambience yang ditampilkannya dan natural scoring yang diperdengarkan ke kita, membuat film ini unggul secara kualitas dari sisi teknis.
Ceritanya sendiri sangat sederhana, walaupun tak mudah dicerna. Kita akan diajak ke sebuah rumah tua, saat Edna (Robyn Nevin), perempuan lanjut usia, hilang secara misterius. Tak lama berselang, anaknya, Kay (Emily Mortimer) dan cucu perempuannya, Sam (Bella Heathcote), datang untuk mengunjungi neneknya itu.
Rumah besar itu kini nampak tua dan kusam. Kesan gelap dan menyeramkan seketika itu pula timbul saat mereka menginjakkan kaki di rumah yang tampak kosong itu. Tampak sejumlah post-it tertempel, menunjukkan kalau Edna sudah mulai pelupa dan memerlukan bantuan tulisan untuk membantunya mengingat.

Tak lama setelah mereka tiba di rumah, pencarian terhadap Edna segera dilakukan, namun Edna tak ditemukan. Setelah beberapa hari mereka tinggal di rumah itu, tiba-tiba Edna muncul di dapur dan lupa ia kemana saja selama menghilang itu.
Edna setelah tinggal bersama mereka, mulai menunjukkan gejala aneh dan tak biasa dilakukan. Tampak mentalnya mulai tak stabil dan terlihat menyembunyikan sesuatu yang tak ingin ia perlihatkan kepada Kay dan Sam.
Telihat saat Kay membuntuti Edna yang tiba-tiba keluar rumah dan menuju hutan. Tampak dari kejauhan saat Edna mulai menggerogoti album foto keluarga yang ia kubur di dalam tanah. Tampak kulit Edna mulai menghitam di beberapa bagian, namun Kay tak menyadari hal tersebut.

Sang cucu, Sam juga mulai mendengar suara-suara aneh dalam rumah dan mulai menyelidiki. Ia mendapati dirinya terperangkap dalam sebuah labirin bawah tanah yang mengerikan. Seolah lorong itu berputar-putar tanpa adanya jalan keluar.
Yang coba diungkapkan dalam film ini adalah manifestasi dari penyakit demensia yang diderita Edna. Demensia sendiri seperti yang kita tahu, merupakan penurunan daya ingat dan cara berpikir yang biasanya diderita orang lanjut usia.
Kini demensia yang diderita Edna diwujudkan dalam ‘sosok’ mengerikan lewat serangan secara visual dan suara mengerikan yang ditampilkan lewat atmosfer gelap yang ada di rumah tersebut. Semua hal tersebut membuat Kay dan Sam mengalami mimpi buruk setiap saat, seolah ada sesuatu di dekat mereka.

Pada kenyataannya, Sam telah jatuh ke dalam pikiran demensia neneknya, di mana ia mengalami gangguan dan ketakutan psikis dari alegori demensia yang dihadirkan dengan sangat baik dan akan membuat kita takut sendiri lewat visualnya yang terkesan sangat creepy selepas paruh kedua film.
Sam praktis tidak mengenali neneknya lagi, sama seperti efek dari penyakit ini. Yang Sam temukan adalah noda gelap yang mulai menjalar di tubuh neneknya, dan kini telah muncul pada ibunya, menyatakan bahwa ini adalah penyakit genetik atau turunan, dan hal itulah yang membuat film ini begitu sangat mencekam dan mengerikan.
Di bagian akhir, tampak Kay dan Sam telah melihat Edna menyerah kepada penyakitnya, dan mulai berubah menjadi sosok kehitaman yang tak bisa dikenali mereka lagi.

Dalam keadaan pasrah, keduanya tidur secara berdampingan dengan Edna yang sudah mulai berubah. Tampak mereka ingin bersama-sama dan tak ingin meninggalkannya seorang diri lagi.
Sebagai sebuah film bergenre horor (walaupun lebih tepat dikatakan bergenre thriller), ‘Relic’ menarasikan bagaimana pola pikir demensia diceritakan lewat Edna dan betapa dibutuhkannya sosok keluarga untuk bersama-sama mendukung orang tua mereka melewati itu semua. Ending-nya pun sangat sedih dan mengharukan, terlebih buat kamu yang mengerti apa yang coba disampaikan dari awal.

Karya yang cerdas dan subliminal ini disutradarai oleh Natalie Erika James, di mana film ini merupakan debut film panjangnya, di mana ia juga terlibat dalam naskah penulisannya. Film yang mempunyai alur yang lambat seperti ini, mungkin agak membuat kita bosan, terlebih buat kita pecinta jumpscares mungkin akan sedikit kecewa dengan film ‘horor’ ini.
Sekali lagi, “Relic” bukan sekedar film horor biasa yang menjual jumpscares, dan sedikit sulit dicerna buat orang awam dari sisi naratifnya, namun pesannya tentang hubungan antar keluarga sangat kuat, dan keunggulan sisi teknis yang dibawakannya layak disejajarkan dengan sejumlah film horor berbujet besar.
Director: Natalie Erika James
Casts: Emily Mortimer, Robyn Nevin, Bella Heathcote, Jeremy Stanford, Chris Bunton
Duration: 89 Minutes
Score: 7.4/10
The Review
Relic
'Relic' menceritakan saat nenek Edna menghilang, Kay dan Sam yang merupakan anak dan cucu sang nenek, mendatangi rumahnya. Di situ mereka menemukan hal aneh yang mengejutkan mereka dan tak mereka sadari kalau nenek mereka sudah mulai berubah