Rekomendasi film tentang perjuangan wanita selain Young Woman And The Sea (2024)
Siapa yang sudah nonton Film Young Woman And The Sea? Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita muda dalam menggapai impiannya untuk menjadi perenang profesional di tengah masyarakat yang sangat patriarki dan menganggap wanita sebelah mata.
Film Young Woman And The Sea banyak menginspirasi para kaun wanita untuk terus giat mengejar kesetaraan walaupun disertai banyak sekali rintangan.
Untuk menemani Cilers dalam waktu senggang agar bisa lebih memahami dan terus berusaha agar tercapai mimpinya, Cineverse memiliki beberapa rekomendasi film yang dapat menginspirasi kalian tentang perjuangan seorang perempuan. Yuk, simak lebih jelasnya!
3 Srikandi (2016)

3 Srikandi adalah film yang diadaptasi dari kisah nyata perjuangan tiga atlet panahan perempuan Indonesia: Nurfitriyana Saiman (Bunga Citra Lestari), Lilies Handayani (Chelsea Islan), dan Roellies Pangerang (Tara Basro), dalam mengejar mimpi mereka di Olimpiade Seoul 1988.
Meskipun harus menghadapi minimnya dukungan terhadap atlet perempuan dan keterbatasan fasilitas latihan, mereka tetap gigih berlatih di bawah bimbingan pelatih mereka, Donald Pandi (Reza Rahadian).
Film ini menginspirasi dan menyentuh hati, karena memperlihatkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan persahabatan, segala mimpi bisa tercapai meskipun dalam kondisi yang serba terbatas.
Selain itu, 3 Srikandi juga berupaya membangun kesadaran akan pentingnya dukungan dan kesetaraan kesempatan bagi atlet perempuan dalam meraih prestasi.
Kartini (2017)

Film Kartini mengisahkan perjuangan Raden Ajeng Kartini, diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, dalam memperjuangkan hak pendidikan yang setara bagi perempuan.
Sejak kecil, Kartini menyaksikan ketidakadilan yang dialami ibunya, Ngasirah (Christine Hakim), yang memotivasinya untuk menentang tradisi pingitan yang membatasi kebebasan perempuan ningrat pada masa itu.
Dengan dukungan dari kakaknya, Sostrokartono (Reza Rahadian), Kartini belajar melalui buku-buku dan surat-menyurat dengan teman di Belanda, serta berupaya mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara bersama kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah.
Film ini penuh emosi karena menampilkan perjuangan Kartini melawan tradisi dan keluarganya demi mencapai impiannya.
Little Women (2019)

Little Women adalah film yang mengisahkan tentang kehidupan empat saudara perempuan yang tinggal di Massachusetts selama masa perang saudara.
Mereka adalah Meg, anak sulung yang mendambakan kehidupan keluarga yang damai; Jo, yang penuh semangat dan ingin hidup mandiri serta berkarya melalui tulisannya; Amy, si bungsu yang bercita-cita menjadi seorang seniman; dan Beth, anak tengah yang lembut dengan kegemaran bermain piano.
Walaupun mereka hidup dalam keterbatasan karena ayah mereka sedang berada di medan perang, keempat saudara ini tetap solid dan saling mendukung untuk mewujudkan impian masing-masing.
Film ini menggambarkan perjalanan hidup mereka yang penuh dengan kisah cinta, perjuangan meraih cita-cita, serta pengorbanan yang dilakukan demi keluarga.
Selain itu, Little Women juga menggambarkan betapa sulitnya hidup di masa perang, bukan hanya bagi pria yang berjuang di medan pertempuran, tetapi juga bagi para perempuan yang harus menghadapi tantangan di rumah.
Kim Ji-young: Born 1982 (2019)

Film ini diadaptasi dari novel karya Cho Nam-joo dengan judul yang sama, kisahnya mengangkat isu-isu diskriminasi gender yang sering terjadi di Korea, termasuk seksisme, misogini, dan pelecehan, yang semuanya berdampak pada kesehatan mental seorang perempuan.
Cerita berpusat pada Kim Ji-young, seorang ibu rumah tangga berusia 30-an yang mengalami gangguan identitas disosiatif akibat trauma, diskriminasi, dan tekanan sosial yang menumpuk sepanjang hidupnya, dan semakin parah setelah dia menjadi seorang ibu.
Meskipun film ini sukses secara komersial dan memenangkan banyak penghargaan di berbagai festival, film ini memicu kontroversi di Korea karena menyoroti nilai-nilai sosial yang tabu, terutama mengenai peran gender dan bagaimana seorang perempuan bisa kehilangan identitasnya setelah menikah dan menjadi ibu.
Before, Now, & Then (Nana) (2022)

Before, Now, & Then (Nana) meraih penghargaan sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2022 dan mendapat banyak pujian dari para kritikus berkat ceritanya yang mengharukan serta penampilan memukau para pemainnya.
Film ini menggali tema tentang trauma dan pencarian jati diri seorang perempuan. Berlatar di Jawa Barat pada era 1960-an, kisah ini berfokus pada Raden Nana Sunani (Happy Salma), seorang perempuan yang penuh dengan luka batin setelah melarikan diri dari orang-orang yang ingin menjadikannya istri.
Setelah kehilangan ayah dan anak pertamanya, Nana mencari perlindungan dengan menikahi seorang pria kaya yang lebih tua darinya dan menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga.
Meskipun hidup dalam kemewahan, Nana tetap dihantui oleh masa lalunya yang kelam. Ia berjuang melawan trauma dan depresi, sambil merindukan masa-masa kehidupannya yang dahulu dipenuhi dengan kebebasan dan kebahagiaan.
Nah, itu dia deretan film-film yang mengisahkan perjuangan seorang wanita. Mana favoritmu? Tulis di kolom komentar ya!