Netflix segera meluncurkan film orisinil Indonesia berikutnya di bulan Januari 2021, yaitu ‘Sobat Ambyar’. Film yang disutradarai oleh Charles Gozali dan skenarionya ditulis oleh Bagus Bramanti ini bercerita tentang pahit-manis kisah cinta yang dituturkan lewat budaya Jawa.
Influence dari lagu-lagu campur sarinya Didi Kempot menjadi nyawa, di mana penonton akan melihat cara lain dalam menghadapi patah hati, yaitu dengan dijogeti. Keunikan ini dinilai sangat menguatkan anak muda yang kini kerap dibilang “sadboi” dan “sadgirl” sehingga tidak salah jika almarhum Didi diberi gelar “Godfather of Broken Heart”.
Meski begitu, ternyata ada hal unik lainnya nih yang bisa kita kulik dari film “Sobat Ambyar”. Siapa sangka, dibalik ciri khas Jawa nya, film juga mengambil beberapa referensi dari film romance Hollywood.
Hal ini dituturkan oleh Bagus Bramanti ketika menjawab pertanyaan Cineverse ID pada sesi roundtable film ‘Sobat Ambyar’, Selasa (12/1). Di situ Bagus menuturkan bahwa “Sobat Ambyar” memiliki referensi dari “Notting Hill” (1999) dan juga “500 Days of Summer” (2009). Berikut pernyataannya:
“Ada referensi karakter, referensi plot, macam-macam. Tapi memang ada film yang juga betul-betul berkesan buat saya sebagai sadboi. Selain ‘Notting Hill’ ada ‘500 Days of Summer’. Film yang cukup mengena karena backbone karakternya sama-sama sadboi dan saya rasa itu film romance paling male yang pernah kita lihat dan cukup berhasil membekas di hati saya.
Kebetulan memang saya menggemari film-filmnya Richard Curtis. ‘About Time’, ‘Notting Hill’. Kemudian saya coba translasikan mengenai superiority gap antara perempuan dan laki-laki. Bagaimana menjadi laki-laki yang kalah superior dengan orang yang Ia cintai dan idamkan, sampai di titik obsessed itu yang kemudian menyakiti dirinya.”
Nah setelah itu, agar kedekatannya tetap terjaga, film ‘Sobat Ambyar’ menggabungkan metode referensi ini dengan pendekatan khusus. Seperti yang diutarakan oleh sutradara Charles Gozali berikut ini:
“Beberapa referensi yang dihadirkan Mas Bagus tadi memang menjadi salah satu bahan dalam proses penulisan. Padasaat pengembangan karakter. Tapi jangan lupa, terjadi proses FGD (forum group discussion). Di sini kami mendengarkan banyak curhatan dan masukan dari Sobat Ambyar. Jadi referensi-referensi film tadi itu adalah sesuatu yang banyak dilakukan kami sebagai filmmaker. Tapi kami berdua juga turut menyelami perasaan, intimacy dari bagaimana Sobat Ambyar dengan lagu-lagunya Mas Didi.”
Wah jadi penasaran nih jadinya. Bagaimana relatable factor dan juga referensi dari film romance popular tadi bisa menyatu dan membuat film “Sobat Ambyar” menjadi sesuatu yang unik. Jangan lupa tonton filmnya mulai tanggal 14 Januari 2021 hanya di Netflix.
Editor: Juventus Wisnu