Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Ratu Ilmu Hitam’, Reboot Film Suzzanna yang Lebih Berdarah-darah

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
November 10, 2019
in Featured, Movies
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setelah menuangkan mimpinya yang terkubur selama sepuluh tahun di “Perempuan Tanah Jahanam”, Joko Anwar sekarang me-reboot salah satu kisah horor Suzzanna. Ia adalah “Ratu Ilmu Hitam”, yang rilis pada tahun 1981. Team-up bersama Kimo Stamboel yang sebelumnya kurang greget dalam menggarap “DreadOut”, film “Ratu Ilmu Hitam” ini bisa menjadi momentum bagi Jokan untuk semakin piawai dalam menulis, terutama untuk film ber-genre horor dan thriller. Di sisi lain, ini bisa dibilang angin segar untuk Kimo. Terlihat sekali bahwa ia kurang lepas dalam menggarap “DreadOut”. Maka dari itu, keterlibatannya dalam menggarap film dengan rating yang lebih dewasa seperti “Ratu Ilmu Hitam” adalah berkah. Atau pelampiasan? Well, apapun itu, nama Jokan dan Kimo yang pasti sudah cukup membuat film ini menarik untuk disaksikan.

Tambah lagi dengan cast-nya. “Ratu Ilmu Hitam” adalah horor klenik yang berisikan ensemble cast. Mulai dari aktor yang dewasa seperti Ario Bayu dan Hannah Al Rashid, aktor remaja yaitu Zara JKT48 dan Ari Irham, sampai aktor cilik yaitu Muzakki Ramdhan. Semua komplit. Ini bisa membuat “Ratu Ilmu Hitam” jadi menarik untuk para penonton yang berusia lebih muda, dan juga fans-nya Zara secara khusus. Selain itu, untuk sebuah teror sadis, semakin banyak orang maka akan semakin banyak korban berjatuhan. Dari sini kita bisa melihat ke mana film akan dibawa karena jika udah ngomongin korban, maka kemampuan Kimo dalam meracik kesadisan bakal dipertaruhkan. Harusnya dia mengeluarkan segala kesakitan secara jor-joran.

“Ratu Ilmu Hitam” berkisah tentang sebuah keluarga. Mereka sedang liburan ke panti asuhan di mana itu adalah tempat sang ayah, Hanif (Ario Bayu), dibesarkan. Hanif ingin bertemu dengan Pak Bandi (Yayu Unru), ketua panti yang sekarang sedang sakit keras. Sesampainya keluarga Hanif di panti, ia pun bertemu dengan kawan-kawan sesama anak panti dulu yaitu Anton (Tanta Ginting) dan Jeffri (Miller Khan). Tak lupa, mereka juga disambut oleh penghuni panti seperti Maman (Ade Firman Hakim), Siti (Sheila Dara), Hasbi (Giulio Parengkuan), dan Rani (Shenina Cinnamon). Sayang, reuni Hanif di panti menjadi sebuah malapetaka. Teror menghampiri mereka semua dengan sebuah cerita kelam yang menyelimuti panti.

Penuansaan langsung dibuat lebih muram dari tahap persiapan. Ini bisa kita lihat dari cepatnya pergantian waktu sore ke malam hari, sehingga film harus langsung bersiap untuk menampilkan teror. Memang, lagi-lagi film menampilkan poin-poiun yang lazim akhir-akhir ini dan hal tersebut seperti dimaklumi seperti sebuah tempat terpencil, dan tidak ada akses internet sama sekali. Tapi pantinya sendiri terlihat memuaskan untuk menjadi medan terornya. Panti ini tidak hanya luas dan memiliki banyak ruangan, namun akan ada ruangan yang digunakan untuk menggerakkan cerita.

Belum lagi, beberapa alat yang ada di panti terkesan jadul sehingga kesan terpencil semakin berasa. Anehnya, meski panti ini terlihat ortodoks dengan barang-barang yang istilahnya kurang modern, ternyata di dalam panti ini ada ruang bilyar nya loh! Sesuatu yang kontra dengan imej yang coba dibangun. Bilyar sering diasosiasikan pada rumah orang-orang yang sudah mapan banget dan kehidupannya tidak remote. Bilyar juga dirasa kurang cocok untuk mewakili permainan anak-anak panti.

Masih membahas sinematiknya, kita pasti menunggu-nunggu apa yang akan diberi sama Kimo. Merujuk ke source material-nya, harusnya Kimo bisa menari-nari di sini. Dan benar saja, “Ratu Ilmu Hitam” langsung menjajakan visual yang sadis sebagai bahan jualannya. Memang sih tidak se-gokil “Rumah Dara”, karena di sini proporsi penggunaan CG nya lebih banyak. Tapi, apa yang tampil tetap berada di level mengerikan. Make-up untuk para mayat memuaskan mata, apalagi ketika di-shot dalam jarak yang dekat. Lalu muntah-muntah darahnya juga menyenangkan.

Yang paling gak tahan adalah bagian ketika karakter Lina (Salvita Decorte) kesurupan dan bertindak sadis. Aduh, itu ngilu sih. Film secara jelas memperlihatkan objeknya. Kemudian akting Salvita juga semakin membuat sequence ini jadi sequence yang paling melelahkan dari film. Belum lagi sama karma yang terjadi di ruang bilyar. Aduh, itu bikin perih juga, apalagi ada momen yang menunjukkan extreme close-up ke arah bagian tubuh yang disiksa. Hanya saja, terdapat nilai minus yang kentara dari kesadisan dan kejijikan ini.

Hal tersebut menyangkut CG. Jadi, dalam teror ini film juga menggunakan binatang-binatang macam kelabang dan sebangsanya secara ekstensif. Ini tentu menjadi perhatian besar, seberapa nyata sih hewan-hewan itu ditampilkan. Hasilnya? Banyak yang masih harus dipoles lagi. Mostly, sebuah adegan sadis itu bekerja berkat bagusnya performa dari sang aktor dan didukung pula oleh penuansaan dan musik. Hewan-hewan yang ada masih terlihat kalau itu bikinan komputer. Apalagi jika kamera mengambil shot yang lebih dekat, itu akan terlihat.

Sebagai unsur hiburan hal tersebut bisa membuat penonton teriak histeris karena jijik. Tapi untuk menimbulkan sense mengerikan, belum. Tapi bukan berarti tidak ada yang nyantol, ya! Ketika adegan penyiksaan, visual yang menggelikan sukses dipahat di punggung Imelda Therinne. Cuman ketika ada hewan yang keluar dari situ, agak drop lagi. Sayang, big flaws-nya ada di bagian pamungkas. Masih di adegan penyiksaan, terdapat visual yang kurang meyakinkan. Seluruhnya yang berhubungan dengan api dan suhu panas.

Untuk penulisan ceritanya, Joko Anwar jelas mempraktikkan cara yang berbeda dibanding dengan apa yang dia lakukan di “Perempuan Tanah Jahanam”. Meski sama-sama menggunakan batasan informasi tertutup, ada satu perbedaan mencolok di “Ratu Ilmu Hitam”, yang somehow bikin storytelling-nya lebih jelas untuk diikuti. Film ini tidak menumpuk seluruh misterinya kemudian dimuntahkan dalam satu bagian film saja. Jokan membuat misteri yang sebetulnya mudah dimengerti ini menjadi suatu rangkaian teka-teki. Layer demi layer-nya dibuka sedikit demi sedikit, bahkan ada yang tidak diberitahu secara jelas.

Biar penonton menerka sendiri. Kita harus cermat dan fokus dalam menonton karena bisa saja kita kehilangan motif sebab-akibat, walaupun hal tersebur dipaparkan dalam dialog karakter-karakternya. Cuman, poin negatifnya sangat terlihat. Film dengan ensemble cast ini kurang sukses dalam menonjolkan karakter utamanya. Bahkan hal tersebut menjadi sesuatu yang abu-abu. Lebih sial lagi, sangat sedikit pemeran pendukung yang menarik. Banyak yang hanya dijadikan korban dibandingkan dengan yang betul-betul memiliki keterkaitan dengan cerita. Ya bisa dikatakan, itu lah keputusan mereka. Makin banyak yang disiksa, makin asik.

Tapi yang benar-benar tidak asik adalah film tidak menonjolkan satu karakter yang sebetulnya penting. Karakter ini adalah salah satu intinya, tapi baru muncul di tahap resolusi. Bisa dibilang, karakter ini pula lah yang menjadi representasi dari karakter yang dimainkan oleh Suzzanna. Sayang, di “Ratu Ilmu Hitam” karakter tersebut tidak menggigit sama sekali. Screen time nya sedikit, kalah banyak sama setan yang menjadi buah bibir di dalam panti. Karakter ini coba ditampilkan dari tahap-tahap sebelumnya lewat cerita yang dipaparkan oleh karakter lain.

Hanya saja, itu belum cukup. Apalagi, dari cerita yang dipaparkan tersebut bisa muncul kemungkinan-kemungkinan lain. Di mana sepertinya layak dicoba jika semua kembali menjurus pada salah satu karakter yang sudah ada, alih-alih menambahkannya. Atau, bisa juga diterapkan batasan informasi terbuka untuk karakter yang satu ini. Memang tidak mengejutkan lagi, tapi setidaknya bisa diakali dengan kadar suspense yang meningkat. Toh juga dengan cara yang ada jatuhnya bukan sesuatu yang mengejutkan juga kok.

At the end, “Ratu Ilmu Hitam” menjadi sebuah reboot yang tetap oke. Menghiburnya dapet, alur ceritanya menarik hingga akhir, dengan tema yang gak biasa ada di film horor lokal kebanyakan. Apresiasi untuk Joko Anwar yang berani membuat gaya penulisan berbeda dengan segala resiko yang ada. Jelas “Ratu Ilmu Hitam” bukan sesuatu yang sering dikeluarkan olehnya, yang mana lebih sering membidani film bersifat “Character Driven”.

Kemudian untuk Kimo, di sini ia kembali menunjukkan kalau dia memang jagonya “di ranah itu”. Film horor dengan visual yang sadis, bukan sekedar serem doang. Ini sudah zona nyamannya dia, lah! Film yang bisa dijadikan pemanasan sebelum “real deal” nya nanti membesut “Rumah Dara 2” bersama Timo Tjahjanto. Kita sendiri juga bisa ikut pemanasan karena gore yang ada sudah oke, meski masih berada di bawah level “Rumah Dara”. Ditunggu karya berikutnya!

 

Director: Kimo Stamboel

Starring: Ario Bayu, Hannah Al Rashid, Zara JKT48, Ari Irham, Muzakki Ramdhan, Tanta Ginting, Imelda Therinne, Miller Khan, Salvita Decorte, Yayu Unru, Ade Firman Hakim, Sheila Dara, Shenina Cinnamon

Duration: 99 Minutes

Score: 7.5/10

The Review

3.5 Score

Ratu Ilmu Hitam adalah horor klenik yang berisikan ensemble cast. Mulai dari aktor berpengalaman seperti Ario Bayu, Hannah Al Rashid, aktor muda yang sedang naik daun, Zara JKT48, Ari Irham, sampai Muzakki Ramdhan. Film aslinya yang dibintangi Suzzanna pada tahun 1981 dengan judul yang sama, kini di-reboot dengan cerita yang agak berbeda ketimbang film lawasnya, walaupun materinya kurang lebih sama, namun pendekatannya sekarang lebih menarik

Review Breakdown

  • 7.5
Tags: Ade Firman HakimAri IrhamArio BayuFilm HororHannah Al RashidImelda TherinneKimo StamboelMiller KhanMuzakki RamdhanRatu Ilmu HitamrebootSalvita DeCorteSheila DaraShenina CinnamonSuzzannaTanta GintingYayu UnruZara JKT48
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Mencuri Raden Saleh

‘Mencuri Raden Saleh’ Rilis Trailer Resmi Jelang Special Screening!

August 13, 2022
Pengabdi Setan 2: Communion

Apa Hubungan ‘Pengabdi Setan 1’ dengan ‘Pengabdi Setan 2’?

August 11, 2022
Serigala Terakhir S2

Sinopsis ‘Serigala Terakhir’ Season 2, Suguhkan Konflik Berdarah

August 5, 2022
yang hilang dalam cinta

Proses Reading Intens di Serial ‘Yang Hilang Dalam Cinta’

August 4, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In