Andy Serkis muncul dalam penampilannya di ‘The Prestige’, ‘Black Panther’, sampai yang terakhir muncul di ‘The Batman’
Gollum bukanlah karakter CGI pertama dalam film live action yang menjadi kehormatan milik Jar Jar Binks di ‘Star Wars: Episode I – The Phantom Menace’. Namun, karya transformatif Andy Serkis dalam trilogi ‘The Lord of the Rings’ karya Peter Jackson membawa kebanggaan baru yang ditemukan pada teknologi mutakhir.
Serkis membuktikan bahwa karakter motion capture dapat diwujudkan sepenuhnya dan menjadi tontonan menarik secara emosional, dia terus menjadi pelopor untuk keahlian tersebut. Serkis menjadi terkenal karena peran motion capture berikutnya di ‘King Kong’, ‘Planet of the Apes’, ‘The Adventures of TinTin’, dan trilogi sekuel ‘Star Wars’.
Namun, bakat Serkis jauh melampaui pekerjaan motion capture yang ia lakukan. Setelah bekerja sebagai direktur di unit kedua di ‘The Lord of the Rings’, Serkis meluncur dalam karier penyutradaraan di mana ia melangkah di belakang kamera untuk memimpin ‘Breathe’, ‘Mowgli: Legend of the Jungle’, dan ‘Venom: Let There Be Carnage’. Semua ini tidak pernah menunjukkan bahwa Serkis juga takut untuk menunjukkan wajahnya.
Dilansir dari Collider, terlepas dari bidang apa yang dia kerjakan, Serkis selalu menjadi pemain yang berani. Berikut adalah penampilan-penampilan non-mocap terbaiknya.
Topsy-Turvy (1999)
Mike Leigh sering menyatukan deretan aktor Inggris yang hebat untuk film-film hebatnya, termasuk ‘Topsy-Turvy’. Sangat menarik untuk melihat Serkis berkolaborasi dengan seniman lain untuk menyempurnakan karya mereka, sesuatu yang dia pasti punya pengalaman untuk melakukannya.
Film ini berpusat pada karya inovatif dari W.S. Gilbert (Jim Broadbent) dan komposer Sir Arthur Sullivan (Allan Corduner) selama produksi karya mereka ‘The Mikado’. Serkis tampil sebagai koreografer John D’Auban, salah satu dari banyak seniman penting yang bekerja dengan duo terkenal itu.
24 Hour Party People (2002)
’24 Hour Party People’ adalah salah satu film biografi musisi paling luar biasa sepanjang masa; dipresentasikan dengan konsep dokumenter hidup yang menembus dinding keempat — aktor fiktif di film berinteraksi dengan figur nyata, seperti contoh pada film ‘Deadpool’, ‘Enola Holmes’, dan pada film Indonesia yaitu ‘Aruna dan Lidahnya’.
Film ini menceritakan kebangkitan dan kejatuhan era punk melalui perspektif jurnalis dan kepala Factory Records Tony Wilson (Steve Coogan). Film ini menelusuri sejarah artis punk terkenal sepanjang tahun 70-an dan 80-an, dan Wilson menawarkan komentar yang hidup saat ia berinteraksi dengan berbagai tokoh berpengaruh. Serkis memiliki peran yang sangat lucu sebagai Martin Hannett, produser Joy Division yang terus-menerus marah. Hannett tidak punya banyak waktu untuk melihat kejenakaan Wilson atau bandnya yang menjengkelkan.
The Prestige (2006)
Serkis telah mencapai banyak puncak karier tertinggi, tetapi pencapaian pribadinya adalah bertemu dengan pahlawannya David Bowie di ‘The Prestige’ karya Christopher Nolan. Sangat cocok dengan karakter Serkis, Mr. Alley, yang merupakan seseorang yang terinspirasi oleh Nikola Tesla versi Bowie.
Alley adalah mantan orang yang kurang tangkas di perusahaan yang diberikan kesempatan dalam eksperimen menarik Tesla. Alley lebih dari sekadar asisten Tesla, tetapi lebih dari ekspetasinya. Dia membantu menutupi beberapa tikungan yang dimiliki Tesla dan Nolan.
Inkheart (2008)
Dari semua seri novel laris yang gagal menjadi franchise, ‘Inkheart’ adalah salah satu yang pantas mendapatkan kesempatan kedua. Brendan Fraser berperan sebagai kutu buku Mortimer Folchart, yang bepergian dengan putrinya Meggie (Eliza Bennett) ke dunia novel fantasi favoritnya untuk menyelamatkan istrinya Teresa (Sienna Guillory).
Karakter dongeng dari buku, yang diberi nama Inkheart, menjadi hidup dalam versi petualangan mereka yang lebih realistis di halaman. Serkis menampilkan kekuatan giginya dalam karakter penjahat yaitu Capricorn, yang senang menampilkan adegan mengunyah sebagai berandal abad pertengahan.
Burke & Hare (2010)
Untuk beberapa alasan, sutradara kontroversial ‘Animal House’ dan ‘The Blues Brothers’, John Landis memutuskan di akhir kariernya untuk membuat film biografi komedi gelap tentang pembunuh berantai abad ke-19 yaitu duo William Burke dan William Hare.
Tidak jelas apa yang ingin dicapai Burke & Hare dengan tepat, tetapi Simon Pegg dan Serkis memiliki chemistry yang lucu sebagai pasangan tituler. Ketika menjalankan kisah kejahatan nyata tentang bagaimana Burke dan Hare menjual mayat untuk penyelidikan forensik yang sekilas mengingatkan kita dengan duo sutradara Coen Brothers. Mungkin bukan untuk adegan aksi, namun Pegg dan Serkis memastikan bahwa filmi ini mampu menampilkan lelucon paling gelap masih ada.
Sex & Drug & Rock & Roll (2010)
‘Sex & Drugs & Rock & Roll’ membuktikan bahwa Serkis dapat menghidupkan figur terkenal yang lebih besar dari kehidupannya, terlepas dari dapat bertahan atau tidak ketika dia menggunakan mocap. Dia memainkan musisi New Wave, Ian Dury, dan melakukan pekerjaan luar biasa di atas panggung dengan menawan saat bernyanyi sendiri.
Menarik sekali dapat melihat Serkis dalam sebuah film yang berpusat pada seni “pertunjukan”; Dury menjadi orang yang bebas dalam persona publiknya. Itu juga adalah pekerjaan fisik yang menuntut dirinya, karena Dury menderita penyakit serius dan perubahan kepribadian maniak.
Long Shot (2019)
Jarang sekali melihat komedi romantis gaya 90-an yang diproduksi dengan anggaran studio, dan ‘Long Shot’ memiliki premis yang bagus. Film ini berpusat pada hubungan antara kandidat Presiden Charlotte Field (Charlize Theron) dan jurnalis Fred Flarsky (Seth Rogen), dua teman masa kecil yang kini menghadapi beban menjadi satu-satunya yang terhormat dalam karier masing-masing.
Film ini jelas sarat dengan konteks politik, dan maestro media Serkis, Parker Wembley merupakan karakter antagonis menjijikkan untuk keduanya. Seorang tychon mirip Rupert Murdoch, Wembley membeli publikasi Flarsky dan memimpin kampanye propaganda melawan Field.
Black Panther (2018)
Ketika ia muncul sebentar di ‘Avengers: Age of Ultron’, Serkis memiliki lebih banyak ruang untuk mengembangkan karakter pedagang senjata gelap, Ulysses Klaue di Black Panther. Banyak urutan adegan di Black Panther terasa seperti Marvel yang setara dengan James Bond, dan Serkis bersenang-senang sebagai penyelundup eksentrik dengan gadget canggih.
Banyak karakter dalam film ‘Black Panther’ sudah cukup kompleks, tetapi Klaue adalah tipe berandal rendahan yang persis seperti dirinya. Dia menemukan kecocokan dengan nasib di salah satu momen film yang lebih mengejutkan.
The Batman (2022)
Dalam film terbaru, Serkis menyisup ke dalam barisan panjang aktor hebat yang telah memerankan kepala pelayan setia Bruce Wayne, Alfred Pennyworth. Dalam ‘The Batman’, dia bertugas melindungi warisan keluarga Wayne, sesuatu yang Bruce (Robert Pattinson) tanyakan pada dirinya sendiri saat dia mengetahui informasi tentang orang tuanya dari The Riddler (Paul Dano).
Batman terbaru tidak menunjukkan pembunuhan Waynes lagi, tetapi rasa hormat Alfred yang nyata terhadap mantan majikannya terbukti melalui kinerja yang rahasia oleh Serkis. Adegan rumah sakit yang memilukan antara Serkis dan Pattinson adalah momen langka yang menyentuh hati dalam film tersebut.
Nah begitulah rekapan dari banyak penampilan-penampilan dalam film non motion picture oleh Andy Serkis. Dari film-film Andy Serkis di atas mana saja yang sudah Cilers tonton nih?