Disparekraf DKI Jakarta telah meresmikan acara Jakarta Film Week berskala internasional di Jakarta yang akan diselenggarakan secara offline dan online.
Agenda jumpa pers penyelenggaraan Jakarta Film Week digelar hari Jumat (5/11) secara daring, dihadiri oleh Andhika Permata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Rina Damayanti selaku Direktur Festival, Shenina Cinnamon selaku Festival Ambassador, Ismail Basbeth selaku juri, Lisa Siregar yang bertindak sebagai Program Coordinator dan Andhy Pulung selaku Board Festival di Jakarta Film Week.
Hadirnya Jakarta Film Week diharapkan membuka kesempatan dan peluang baru untuk berkarya, juga diharap bisa menjadi bagian penguatan ekonomi pasca pandemi. Karena itu, Disparekraf ikut memberikan dukungan atas berlangsungnya festival berskala internasional ini.
“Jakarta Film Week dapat menjadi media apresiasi dan edukasi yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan industri film. Inilah saatnya ibukota memiliki ajang apresiasi dan edukasi film yang berkelanjutan,” ungkap Andika Permata, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
Jakarta Film Week tentu memiliki festival ambassador untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam melihat karya-karya orang yang telah terjun ke industri perfilman ini. Shenina Cinnamon pun juga mengajak para generasi muda untuk lebih mengenal seperti apa festival film itu, cara berjalannya acara ini dan ada apa saja di dalamnya.
Jakarta Film Week akan dibuka dengan world premiere dari film Indonesia yaitu ‘Ranah 3 Warna’, produksi MNC Pictures yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Sementara ‘Whether The Weather is Fine’ karya sutradara asal Filipina, Carlo Francisco Manatad akan menjadi film penutup.
Sebelumnya film produksi Globe Studios ini tayang perdana di Locarno Film Festival ke-74 dan berkompetisi di The Script Development Fund, Asian Cinema Fund dari Busan International Film Festival 2014.
Program film lain yang akan hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia, FIlipina, Malaysia, Thailand, China, Perancis, Jepang, Myanmar, Italia, Kanada, New Zealand, Hongkong, dan Korea Selatan.
Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi khusus untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival. Selain itu, para pelaku industri juga berkesempatan untuk memamerkan karya-karya mereka di ruang exhibition dan showcase yang terletak di lokasi utama festival.
Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Tim program Jakarta Film Week akan memilih lima ide cerita film pendek yang akan mendapatkan dana dukungan produksi dan mentoring dari pembuat film profesional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar. Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung.
Program lain yang diselenggarakan selama Jakarta Film Week antara lain Masterclass untuk pekerja film profesional, Talks untuk diskusi isu terkini dalam industri film, dan juga Community sebagai wadah bertukar pengalaman dan memperkuat jaringan.
Rina Damayanti, selaku direktur festival ini mengatakan bahwa Jakarta Film Week ini dapat menjadi ruang pertemuan filmmaker dan film-film dari berbagai negara untuk memupuk dan mengembangkan jaringan industri kreatif dalam membangun kebersamaan dan beradaptasi dengan dunia perfilm baru pasca pandemi.
Jakarta Film Week diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan. Selain itu dapat menjadi pemicu bagi industri film di daerah lain untuk semakin berkembang sehingga bisa meningkatkan kualitas industri film di Indonesia secara keseluruhan.