Melebihi kesuksesan musim pertamanya, jumlah penonton musim kedua dari ‘Bridgerton pecahkan rekor baru.
Serial ‘Bridgerton’ yang ditayangkan Netflix, berhasil memuncaki chart streaming Nielsen, dan jika musim pertama dan keduanya digabungkan, drama periode itu telah ditonton selama lebih dari 2,5 miliar menit.
Peringkat streaming Nielsen hanya mencakup menonton di perangkat TV dan tidak termasuk menit yang ditonton di komputer atau perangkat seluler. Peringkat itu juga hanya mengukur pemirsa AS, bukan pemirsa di negara lain, dan saat ini hanya mencakup Apple TV+, Disney+, Hulu, Netflix, dan Prime Video.
Setelah musim 1 menjadi serial Netflix berbahasa Inggris yang paling banyak ditonton pada saat perilisannya pada Desember 2020, ‘Bridgerton’ musim 2 berhasil melampaui rekornya sendiri dan telah secara resmi menjadikan ‘Bridgerton’ sebagai program berbahasa Inggris yang paling banyak ditonton saat ini.
Dalam dua musimnya, ‘Bridgerton’ telah menjadi seri yang penuh dengan drama yang mewah, ketegangan seksual yang memikat, arahan yang menakjubkan, dan desain kostum yang elegan.
Hal itu telah menjadi sensasi, dan meskipun Regé-Jean Page tidak ada di musim terbaru, musim kedua membuktikan kesuksesan seri ini tidak hanya di pundak The Duke, dan bahwa penonton masih berinvestasi pada acara ini.
Menurut Collider, alih-alih meniru apa yang dilakukan musim pertama, musim 2 melakukan pendekatan yang lebih lambat, yang menjadi pembalik halaman untuk romansanya.
Cinta segitiga Anthony dengan Kate dan Edwina dipenuhi dengan semua kejutan romantis yang diinginkan penggemar genre romance, tetapi juga dipenuhi dengan sejumlah cerita yang mengejutkan seputar konsep trauma.
Secara khusus, serial ini menampilkan bagaimana trauma memengaruhi kemampuan kita sendiri untuk mencintai. Karena itu, musim terbaru bukan hanya kisah cinta tentang pasangan potensial. Itu adalah kisah emosional yang ekspansif tentang cinta antara keluarga satu dan yang lain.
Begitu banyak acara memiliki musim pertama yang luar biasa, tapi tidak bisa membawa musim selanjutnya dengan cara yang sama. Tapi ‘Bridgerton’ berhasil menghindari ini dengan mengembangkan penceritaannya melewati dialog yang dramatis, dan menjaga adegan-adegan romantisnya.
Musim kedua menceritakan kisah yang bermakna tentang bagaimana keluar dari trauma seseorang dan mulai untuk melanjutkan dan mencintai lagi, dan tentu saja hal ini sangat relate bagi sebagian orang. Serial ini lebih dari sekadar romansa periode klise.
Dan dengan angka-angka itu, ‘Brigerton’ membuktikan bahwa serial ini adalah suatu gerakan budaya, dan dengan kesepakatan Netflix yang akan menghadirkan 2 season lagi, penggemar masih akan menantikan serial drama kaum elit London ini.