‘Vikings: Valhalla’ adalah kelanjutan dari serial ‘Vikings’ yang berlatar di zaman Viking berbeda dan berfokus pada deretan karakter baru. Season 1 telah rampung dan dipenuh dengan aksi, pengkhianatan, dan titik balik untuk beberapa karakter utama.
Dibuat oleh Michael Hirst, ‘Vikings’ ditayangkan perdana di stasiun televisi History Channel pada tahun 2013. ‘Vikings’ berlangsung selama enam season dan berakhir pada tahun 2020.
‘Vikings’ bercerita mengenai tahun-tahun awal zaman Viking, dimulai dengan serangan Lindisfarne (ditampilkan di season 1), dan dilanjutkan ke era kepemimpinan prajurit legendaris Ragnar Lothbrok (Travis Fimmel). Serial ini secara bertahap mengalihkan fokusnya ke putra Ragnar – Björn, Ivar, Ubbe, Hvitserk, Sigurd, dan Ivar – seiring perkembangannya, menjadikan mereka protagonis setelah kematian Ragnar di season keempat hingga akhir serial.
‘Vikings’ membawa banyak kisah & peristiwa, serta karakter lain untuk dijelajahi dari era lain dari zaman Viking. Maka dari itu, serial sekuel berjudul ‘Vikings: Valhalla’ pun dibuat. Berlatar lebih dari satu abad setelah peristiwa di ‘Vikings’, ‘Vikings: Valhalla‘ mengikuti kisah Leif Erikson, Freydís Eiríksdóttir, dan Harald Sigurdsson.
Peristiwa di ‘Vikings: Valhalla’ dimulai dengan St. Brice’s Day Massacre yang menyebabkan Raja Canute dari Denmark, Harald, dan Olaf Haraldsson merencanakan invasi ke Inggris, tetapi keyakinan mereka yang saling berbeda menciptakan beberapa kesulitan sepanjang perjalanan. Invasi pun berhasil dengan mereka meruntuhkan Jembatan London, namun itulah awal mula dari masalah yang lebih panjang.
Dilansir dari Screenrant, inilah beberapa penjelasan mengenai ending dari ‘Vikings: Valhalla‘ dan prediksi apa yang akan terjadi di season mendatang.
Apa yang terjadi pada Leif di akhir ‘Vikings: Valhalla’?
Usai invasi Leif Erikson (Sam Corlett), Harald, Canute, dan Olaf ke Inggris berhasil, Leif kembali ke Kattegat, di mana ia dan yang lainnya menemukan ancaman lain: Jarl Kåre (Asbjørn Krogh), seorang Viking Kristen yang brutal dan ingin membunuhi semua viking yang masih menyembah para dewa.
Setelah Kåre menghancurkan Uppsala, ia berencana menyerang Kattegat. Leif dan Liv (Lujza Richter) mengetahui rencana tersebut dan kembali ke Kattegat untuk memperingatkan yang lain dan bersiap untuk pertempuran.
Saat mempertahankan Kattegat, Leif terjebak di jebakan yang dibuat Kåre. Ia kira Kattegat akan diserang dari sisi laut, namun ternyata Kåre datang dari darat. Jadi, dia pindah ke bagian darat, namun nahas, ia harus melihat Olaf membunuh Liv di depan matanya.
Liv meninggal dalam pelukan Leif dan melampiaskan amarahnya dengan brutal membunuh orang-orang Olaf. ‘Vikings: Valhalla’ season 1 berakhir dengan teriakan Leif dibaluti darah, membangunkan jiwa amarah dalam dirinya. Leif tidak hanya mendapatkan tempatnya sebagai Viking sekarang, tetapi dia juga jatuh ke dalam apa yang telah dia hindari: warisan ayahnya.
Sepanjang ‘Vikings: Valhalla’, banyak yang membicarakan tindakan Erik The Red (Ayah Leif) dan alasan mengapa dia diusir dari Islandia. Leif menjelaskan kepada Liv bahwa ada kegelapan dalam diri ayahnya yang tidak bisa dia kendalikan, dan dia pernah melihatnya memukuli seorang pria secara brutal di depan anak-anaknya.
Leif mengatakan bahwa kegelapan ini juga hidup dalam dirinya, tetapi dia telah mencoba untuk membuat nama untuk dirinya sendiri dan memisahkan citranya dari ayahnya. Sayangnya, tindakannya di akhir ‘Vikings: Valhalla’ season 1 membuatnya lebih seperti ayahnya, dan dia bisa berakhir melakukan sesuatu yang dia sesali dan membawa konsekuensi yang mengerikan.
Mengapa Freydis menyelamatkan Harald di akhir ‘Vikings: Valhalla’?
Freydís Eiríksdóttir (Frida Gustavsson) membalaskan dendamnya terhadap pria yang memperkosanya, tetapi karena dia adalah salah satu anak buah Olaf, Leif harus membayar “hutang” padanya dengan bergabung dalam invasi ke Inggris. Sementara itu, Freydís tinggal di Kattegat bersama Jarl Haakon (Caroline Henderson), yang mengirimnya ke Uppsala untuk menemukan takdirnya.
Freydis kembali ke Kattegat setelah berbicara dengan The Seer, yang memanggilnya “The Last”, dan bertemu Jarl Kåre, jadi Haakon memutuskan untuk melatihnya sebagai prajurit wanita yang disebut shieldmaiden. Freydís memimpin pertahanan Kattegat melalui darat bersama dengan para shieldmaiden dan Haakon, tetapi Haakon terluka saat pertempuran.
Freydís kemudian berhadapan dengan Kåre dan bertarung melawannya, menikamnya dan memenggal kepalanya. Freydís kemudian bergabung kembali dalam pertempuran, di mana dia menemukan Harald Sigurdsson (Leo Suter) yang terluka.
Sebelum serangan oleh pasukan Kåre dan Olaf, Haakon dan kawan-kawan mengirim mata-mata untuk mengetahui gerakan mereka, tetapi gagal. Harald kemudian mengambil peran mata-mata dan bergabung dengan saudaranya, belajar tentang rencananya dan Kåre dan secara halus memberi tahu Leif bahwa mereka berencana untuk menyerang melalui laut.
Namun, Kåre tidak pernah mempercayainya dan Olaf tahu dari awal bahwa Harald tidak berada di pihaknya, jadi dia memberinya informasi yang salah dengan tujuan memecah pasukan Kattegat. Harald bergegas ke Kattegat untuk mempertahankannya dan terluka oleh salah satu anak buah Olaf, tetapi Freydís menemukannya dan menyelamatkannya.
Freydís tahu Harald pergi untuk memata-matai Olaf, memperingatkan mereka tentang serangan mereka, dan juga ditipu oleh Olaf untuk mengambil alih Kattegat. Pada akhirnya, Harald membuktikan bahwa kesetiaannya selalu bersama Kattegat dan Freydís, jadi dia membawanya bersamanya.
Kemana Freydis dan Harald akan pergi setelah dari Kattegat?
Dengan hancurnya Uppsala dan Kattegat, sepertinya Freydís dan Harald tidak punya tempat untuk pergi, tapi ada dua tempat yang bisa mereka kunjungi.
Pertama, karena Freydís berasal dari Greenland, dia bisa membawa Harald kembali ke rumahnya dan begitu di sana, mereka bisa membangun pasukan mereka sendiri untuk mengambil Kattegat kembali.
Mungkin juga Freydís dan Harald akan ke Inggris untuk bersatu kembali dengan Canute dan meminta bantuannya, namun bisa juga tidak apabila mereka melihat armada Denmark yang datang ke Kattegat yang dipimpin oleh Ayahnya Raja Canute, dalam hal ini mereka dapat kembali ke Kattegat untuk bertemu dengan pasukan Canute.
Rencana Emma of Normandy & kekalahan Inggris dari Olaf
Sebelum pulang ke Denmark yang sedang diserang, Raja Canute (Bradley Freegard) menikahi Emma of Normandia (Laura Berlin) secara cepat dan mengirim ayahnya, Sweyn Forkbeard (Søren Pilmark), untuk mengambil perannya sebagai raja Inggris untuk sementara. Edmund (Louis Davison) masih sebagai raja pendamping.
Forkbeard membunuh Earl of Wessex dan menamai Godwin (David Oakes) Earl baru – dan untuk lebih memantapkan kesetiaannya kepada Forkbeard dan Canute, Godwin membunuh Edmund dan membuatnya tampak seperti mengalami kecelakaan di atas kudanya.
Tiba-tiba, Ratu Aelfgifu (Pollyanna McIntosh), istri Canute dan ratu Denmark, datang dan menuntut tempatnya sebagai ratu Inggris melalui pernikahannya. Aelfgifu mengatakan kepada Forkbeard untuk bersiap-siap kehilangan Norwegia karena ketidakhadiran Canute, sebab armada laut Denmark sedang stand by menunggu arahannya. Sebelumnya, ia juga sudah bekerja sama dengan Olaf dengan mengirimkan pasukannya ke Kattegat.
Jika armada laut tidak mendengar kabar dari Aelfgifu pada hari dan waktu yang tepat, mereka akan pergi ke Kattegat di bawah bendera Olaf, sesuatu yang tidak akan diterima Forkbeard – jika Olaf merebut Norwegia, seluruh wilayah utara akan terancam, dan Olaf akan menjadi pengkhianat.
Emma kemudian membuat rencana dengan Forkbeard yang akan menguntungkan semua orang: dia akan menyingkirkan Aelfgifu sebagai ratu Inggris, dan kendali armada Denmark akan kembali ke Forkbeard.
Sebagai bagian dari rencana, Godwin berpura-pura mengkhianati Emma, dan Emma dibawa paksa kembali ke Normandia. Rencana itu berlanjut dengan Godwin memberi tahu Aelfgifu bahwa dia harus menjadi sekutu dalam rencana Canute dan pergi ke Mercia untuk mendapatkan bantuan mereka.
Aelfgifu mendapat dukungan Mercia dan kembali hanya untuk melihat Emma kembali naik takhta. Di tempat lain, Forkbeard (dan cucu-cucunya) sudah pergi. Emma menjelaskan kepadanya bahwa Forkbeard membutuhkan waktu untuk menemukan armada, dan pengasingannya yang palsu ke Normandia serta perjalanan Aelfgifu ke Mercia memberinya waktu itu.
Emma kembali sebagai ratu Inggris dan Aelfgifu tidak memiliki kekuatan lagi di sana, sementara Forkbeard mengambil armada dan berlayar ke Kattegat untuk mengejar Olaf, memberi tahu cucunya bahwa “pengkhianat tidak akan dibiarkan begitu saja”.
Yang terjadi pada Olaf di ‘Vikings: Valhalla’ & kisah nyatanya
Rencana Olaf adalah untuk menyatukan Norwegia di bawah “panji Kristus”, dan untuk itu ia perlu mengambil Kattegat, tempat yang krusial sebenarnya bagi Norwegia. Olaf tahu dia tidak bisa melakukannya sendiri, jadi dia bergabung dengan Kåre – namun, tidak butuh waktu lama bagi Olaf untuk menyadari bahwa Kåre tidak stabil secara mental.
Tetap saja, Olaf menggunakan Kåre dan pasukannya sehingga pasukan Kattegat banyak menghabiskan mereka terlebih dahulu dan kemudian Olaf dan pasukannya bisa masuk. Olaf berhasil mengambil alih Kattegat, tetapi tidak lama setelah itu Forkbeard dan armada Denmark tiba, dan anak buahnya tahu bahwa hal yang paling bijaksana untuk dilakukan adalah melarikan diri.
Olaf II di kisah asli mengatakan kalau ia mendapat panggilan dari Tuhan untuk menyatukan Norwegia menjadi satu kerajaan. Ia kembali ke Norwegia pada tahun 1015 dan mendeklarasikan dirinya sebagai raja dengan dukungan dari lima raja kecil di Dataran Tinggi Norwegia, dan pada tahun berikutnya ia mengalahkan Earl Sweyn, salah satu earl Lade dan penguasa de facto Norwegia, pada Pertempuran Nesjar.
Keberhasilan Olaf berakhir setelah ia kalah dalam Pertempuran Helgea dan para bangsawan Norwegia mendukung invasi Canute ke Denmark, dan Olaf kemudian diasingkan di Kievan Rus. Ketika Bupati di era Kerjaan Norwegia yang dipimpin Canute, Jar Haakon Erikson, hilang di laut, Olaf mengambil kesempatan untuk mencoba dan memenangkan kembali kerajaan, tetapi dia terbunuh dalam Pertempuran Stiklestad.
Apa yang terjadi pada Raja Canute? Dimana dia selama penghujung Vikings: Valhalla?
Dengan bantuan rencana Leif Erikson untuk menghancurkan Jembatan London dan menjebak tentara Inggris, Canute mampu menyerang Inggris dan mengambil takhta, yang mana ia berbagi peran bersama Raja Edmund. Saat menjabat sebagai salah satu raja Inggris, Canute diberitahu tentang invasi Denmark dan harus pergi untuk membela negaranya, tetapi untuk mengamankan tempatnya di atas takhta, dia menikahi Emma dari Normandia sebelum pergi.
Canute tidak tahu kalau ada permintaan Olaf memakai armada Denmark untuk bergabung dengan serangan terhadap Kattegat serta kedatangan Aelfgifu di Inggris, karena ia sedang bertempur dalam pertempuran yang berbeda di Denmark.
Bagaimana ‘Vikings: Valhalla’ menjadi penerus untuk musim keduanya?
‘Vikings: Valhalla’ season 1 masih jauh dari akhir cerita Leif, Freydís, Harald, Olaf, dan Canute. Tidak hanya lebih banyak sejarah untuk diceritakan dari setiap karakter (Leif Erikson, misalnya, diyakini sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di benua Amerika Utara), tetapi peristiwa season 1 telah menandai masa depan mereka dan beberapa tidak akan sama di musim 2 dan seterusnya.
Leif sekarang dianggap sebagai Viking di antara sesama prajurit, tetapi kematian Liv dan kehancuran Kattegat telah membangkitkan sisinya yang lebih gelap dan lebih merusak dari dirinya yang telah ia coba hindari, dan dapat membawanya menjadi seorang berserker, seperti ayahnya.
Freydís sekarang tahu apa takdirnya, dan dia mungkin menjadi shieldmaiden terakhir setelah kehancuran Kattegat dan kematian Haakon, jadi dia bisa dalam perjalanan untuk melatih generasi baru shieldmaiden dan bahkan memimpin komunitasnya sendiri seperti yang dilakukan Haakon.
Harald memiliki kesepakatan dengan Canute untuk mengamankan tempatnya sebagai raja masa depan Norwegia, terlebih lagi ketika dia mengetahui Olaf telah berbohong kepadanya dan tidak pernah mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki seorang putra yang akan naik takhta setelah kematiannya. Kesepakatan itu berlaku, dan permusuhan antara Harald dan Olaf baru saja dimulai.
Canute harus menghadapi konsekuensi dari kehadiran Aelfgifu di Inggris (dan kesepakatannya dengan Mercia), strategi Emma sendiri untuk Inggris (dan kemungkinan dia menjadi ratu Denmark juga), dan tindakan Forkbeard di Kattegat, serta dengan Olafnya sendiri karena dia telah terbukti sebagai pengkhianat dan dia tidak menganggap enteng pengkhianatan.
Adapun Olaf, dia tahu bahwa kedatangan armada Denmark berarti awal darikekalahannya, jadi harus dilihat bagaimana dia akan membayar tindakan mengerikannya.
Apa maksud dari akhir ‘Vikings: Valhalla’?
‘Vikings: Valhalla’ menjaga esensi Bangsa Viking melalui pertempuran epik, pengkhianatan, dan aliansi, tetapi juga terbukti sangat berbeda karena memiliki nada yang lebih gelap dan agak lebih membumi daripada serial aslinya. Tema-tema di ‘Vikings: Valhalla’ juga lebih serius daripada di ‘Vikings’ dengan seluruh konflik antara penyembah berhala dan umat kristen, yang pada saat yang sama melanjutkan tema kepercayaan yang bertahan di ‘Vikings’.
Akhir dari season 1 ‘Vikings: Valhalla’ juga menunjukkan seberapa banyak karakternya dapat berubah hanya dalam beberapa episode: kegelapan Leif kini telah muncul, Freydís lebih kuat dari sebelumnya, Harald sekarang tahu di mana kesetiaannya, rencana invasi Canute, dan banyak lagi. Olaf juga akan membayar pengkhianatan dan kejahatannya.
Akhir dari ‘Vikings: Valhalla’ season 1 mengatur tone untuk musim-musim berikutnya, dan meskipun secara historis tidak akurat, itu membangun cerita drama yang menarik dengan karakter kompleks yang tidak bisa dianggap sebagai sepenuhnya karakter pahlawan karena mereka semua memiliki sisi gelapnya saat sedang bertempur.