Perbedaan Avatar: The Last Airbender dengan Versi Filmnya

Serial Avatar: The Last Airbender memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan versi animasi dan layar lebarnya

avatar the last

© Netflix

Avatar: The Last Airbender dibintangi Dallas Liu, Kiawentiio, Ian Ousley, Daniel Dae Kim, Paul Sun-Hyung Lee dan telah tayang perdana di Netflix pada 22 Februari 2024 

Avatar: The Last Airbender akan mewarnai tayangan Netflix pada minggu ini, setelah perilisian trailernya para penggemar Avatar: The Last Airbender semakin penasaran dengan alur ceritanya.

Avatar: The Last Airbender akan terdiri dari 8 episode, dan telah memulai debutnya kemarin sebagai serial live-action di Netflix. 

Dari teaser trailernya sudah terlihat Avatar: The Last Airbender akan membawa Cilers ke dalam pengalaman yang lebih kelam. Karakter seperti Zuko, Azula, dan Ozai akan dibawa ke level terbarunya.

Berikut perbedaan antara Avatar: The Last Airbender dengan versi layar lebar yang rilis pada tahun 2010:

Cast

© Netflix

Dalam Series Netflix, Aang diperankan oleh Gordon Cormier. Kemudian ada Dallas Liu, Kiawentiio, Ian Ousley, Daniel Dae Kim, Paul Sun-Hyung Lee yang masing-masing memiliki peran penting di series Netflix kali ini.

Kemudian di film The Last Airbender (2010), Aang diperankan oleh Noah Ringer, dan ada beberapa bintang lainnya seperti Dev Patel, Nicola Peltz, Jackson Rathbone, Shaun Toub.

Kreator 

Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko yang dahulu berperan sebagai kreator film layar lebarnya bahkan mengaku tidak puas dengan hasil film layar lebarnya.

Dan waktu keduanya kembali diajak Netflix untuk dipekerjakan sebagai produser eksekutif dan showrunner, mereka merasa bahwa Netflix tidak akan menepati janjinya untuk mendukung visi mereka dalam menceritakan kembali versi mereka dan memutuskan untuk meninggalkan proyek tersebut.

Untuk versi serialnya, kreator diserahkan kepada Albert Kim yang sebelumnya bertindak sebagai produser eksekutif di Nikita dan Sleepy Hollow.

© Netflix

Anggaran

The Last Airbender (2010) memiliki bujet produksi 150 juta dolar AS, namun film yang memperoleh kritikan pedas dari para fansnya ini justru mampu memperoleh pemasukan di seluruh dunia hingga 319 juta dolar AS. Sedangkan Avatar: The Last Airbender memiliki bujet 15 juta dolar AS per episodenya, jika ditotalkan bisa mencapai 120 juta dolar AS.

Komposer Musik

Untuk versi film layar lebarnya di tahun 2010, skoring yang dihasilkan dalam film Avatar: The Last Airbender ini diproduksi oleh James Newton Howard yang juga merupakan komposer film The Hunger Games.

Kemudian di series Netflix ini dikomposeri oleh Jeremy Zuckerman yang juga seorang komposer musik yang pernah menangani film animasi Kungfu Panda.

Format Film

© Netflix

Sekarang membandingkan versi serial dengan versi animasinya. Albert Kim mengatakan bahwa pihaknya ingin membuat naratif Aang sedikit lebih jelas.

Dia menyampaikan kalau di season pertama seri animasi, Aang bergerak dari satu tempat ke tempat lain mencari petualangan. 

Format seperti itu terasa lebih longgar dan cocok untuk kartun. Pihak Kim ingin Aang punya dorongan sejak awal. Jadi, Aang akan memiliki visi soal apa yang akan terjadi dan memutuskan, “Saya harus ke Suku Air Utara untuk mencegah ini terjadi.” ungkapnya.

Itu membuat Aang memiliki dorongan naratif untuk maju, bukannya misalnya menunda perjalanan untuk naik bison terbangnya. 

Menurut Kim itu adalah bagian dari proses dari kartun Nickelodeon ke serial Netflix. 

Exit mobile version